6. Senyum dan Diam

173 70 25
                                    

"Ketika senyumnya datang, aku merasa hidup dialam yang damai"

***

"kupikir itu gula, ternyata itu senyumnya"

"Kupikir ini apa? Cinta?"

"Yah, aku terjebak dalam satu senyum wanita itu"

Tulis Fadel pada buku tulis di depan nya. Seolah ini menggambarkan keadaan dimana pikiran Fadel terus tertuju pada senyuman manis Arumi padanya tadi siang di sekolah. Entah apa yang dirasakan Fadel saat ini, tapi sepertinya ada sesuatu yang muncul didalam hati seorang Fadel.

"Sumpah gue gak habis pikir, cuma di senyum in dikit doang kok gue jadi kebayang terus ya"

"Padahal mungkin dia senyum kayak gitu ke banyak orang, tapi kok gue jadi salah tingkah gini ya. apa gue suka Ama dia ya?" Gumam Fadel dalam hati dengan sedikit tertawa kecil.

"Fadel, fadel. parah Lo, baru gini doang udah mikir suka. Mudah banget si Lo suka sama cewek"

ia pun berbaring di tempat tidur nya sambil tersenyum dan tetap dengan bayangan senyum Arumi.

***

"Aduhh ini udah jam berapa, fiks banget gue telat nih astaga!"

"Bang bisa nyetir mobil nya dicepetin dikit gak, saya udah hampir telat nih ntar gerbang sekolah ditutup" omel Arumi pada supir taksi yang di naikinya.

"Ya elah neng-neng, ini udah secepat kilat kali neng nyetir nya. Lagian salah siapa neng yang telat Abang yang dimarahin" potong si supir taksi.

"Udah bang kagak usah ikut ngomel deh, mending cepet an nyetirnya, keburu telat nih"

Sesampainya Arumi di sekolah, dan benar dia telat sekolah. Gerbang pun sudah ditutup.

"Pak!! Pak satpam ganteng baik. tolong dong bukain gerbangnya, Arumi mau masuk" rayu Arumi pada satpam sekolah.

"Udah. neng cantik tunggu aja dulu depan gerbang, entar kalo udah ada guru yang liat baru saya bukak in" jawab satpam yang gak berdosa ini.

Arumi menghela nafas, terlihat pasrah dengan keadaan nya sekarang. Menjelang berapa menit satpam membuka gerbang sekolah dan membuat Arumi kaget.

"Kamu telat? Berdiri di lapangan!" seru ibuk guru matematika killer ini.

"Iya buk, tapi sampe kapan ya buk saya berdiri di situ?" Tanya Arumi dengan wajah pasrah.

"Berdiri aja dulu disitu, jangan banyak nanya arumi"

"Iyaa buk.."

Arumi pun berdiri di tengah lapangan basket dan sesekali ia dilihat oleh guru dan anak-anak lain di luar kelas dan itu membuatnya malu.
Tak berselang lama ada yang menghampirinya.

"Yok masuk kekelas" ajak nya.

Arumi melirik ke sebelahnya mencoba ingin tau siapa yang bicara dengan nya, mata Arumi sedikit menyipit melihat sosok cowok ini karena cahaya matahari pagi yang terik.

"Kenapa Lo ngeliatin gue kayak gitu?"

"Mau masuk ke kelas atau tetep disini?"

Dan benar saja itu adalah Angga. Arumi pun sontak membalas omongan angga.

"Gue dihukum buk Agi, kenapa Lo yang nyuruh gue kekelas, Lo anaknya? Bukan kan? Jadi gak usah sok-sok an"

"Gue disuruh sama buk Agi, ini tuh lagi jam pelajaran dia dikelas. Gue lagi males ngomel sama Lo ya. jadi jangan nyari masalah, cepet ikut gue kekelas!" paksa Angga pada Arumi, sembari menarik tangan Arumi yang terlihat kaget karena Angga memegang tangan nya.

Arumi terlihat diam saja memandangi wajah Angga disampingnya yang masih memegang tangan Arumi. Lama kelamaan Arumi pun tersenyum dan sedikit menahan tawanya, Arumi teringat kemarin Angga bener-bener marah gara-gara bajunya ke siram air tapi hari ini Angga memegang tangan nya.

Namun semua itu menghilang ketika Angga melihat Arumi, mungkin Angga merasa kalo Arumi ngeliatin dia dari tadi.

"Gak usah senyum-senyum, Lo seneng kan gue pegang tangan Lo, heh!!"

"Apaan si Lo, Lo kali yang seneng megang tangan gue"

"Heh alien! Lo jangan nyari gara-gara sama gue"

"Ngeles aja terus kek bajai!! buktinya dari tadi Lo gak lepasin tangan gue kan, halahhh ngaku aja kalo Lo tu seneng" kata Arumi meledek Angga.

Sontak saja Angga langsung melepas kan tangan Arumi Yang sedari tadi ia pegang.

"Udah Deket kelas, jalan sendiri dan gak perlu gue tarik-tarik lagi, udah gede kan jadi gak usah manja" ucap Angga.

"Siapa juga yang minta di tarik sampe kelas"

Dengan wajah tertunduk Arumi masuk kekelas mengikuti Angga dari belakang, dan untung saja Arumi langsung diminta duduk di kursinya, mungkin hari ini buk Agi lagi bagus mood nya, jadi Arumi aman.

Jam menuju pukul 10:00 waktunya istirahat, Arumi memandangi fadel dan Angga yang terlihat sibuk bicara.

"Woy, ngeliatin apa"

"Yok kekantin, laper" ajak Cici pada Arumi dan mika.

Arumi pun tak menghiraukan tatapannya pada Fadel dan Angga yang terlihat membicarakan hal serius.

"Buk bakso nya tiga ya, sama es teh manis tiga"

"Oke mbak"

Mika berjalan menuju meja makannya dikantin bersama Arumi dan Cici. Setelah mereka makan dan menuju kembali ke kelas, Arumi terlihat penasaran pada keramaian di depan Mading. Arumi mengajak Cici dan mika untuk melihat nya.

"Kepada teman-teman sekalian yang berminat mengikuti ekstrakurikuler seni, mulai hari ini di perbolehkan untuk mendaftarkan diri. Dan bagi yang ingin mendaftar silahkan untuk mengisi formulir pendaftaran di ruang ekstrakurikuler"

"Ehh, daftar yok!" ajak mika

" Gak ah, gue gak bisa nyanyi males banget"

" Di ekstrakurikuler seni bukan cuma nyanyi kali, tapi ada drama, lukis, tari dannn banyak lagi"

"Iya mi, mau gak ikut?"

Karena Cici dan mika memaksa untuk mengikuti ekstrakurikuler seni, akhirnya Arumi mau ikut. Dan tentunya dia ikut bukan karena suka ekstrakurikuler seni tapi karena diajak Cici dan mika.

"Yaudah, kapan kita mau ambil formulir pendaftaran nya?" Tanya Cici.

"Jam pulang sekolah aja deh, kan pastinya sepi dan gak rebutan" jawab mika.

"Iya jam pulang nanti aja, gue males kalo sekarang" potong Arumi yang sedikit malas menjawab.

Bel pulang sekolah berdering, terlihat semua sudah keluar dari kelas bergegas pulang. Namun Arumi, Cici dan mika harus pergi ke ruang ekstrakurikuler seni dulu untuk meminta formulir pendaftaran.

"Eh bentar gue lupaaa" ucap Cici

"Buku matematika gue ketinggalan dikelas, temenin ngambil dong"

"Males gue balik lagi ke kelas, mika aja yang nemenin biar gue yang minta formulir pendaftaran nya" potong Arumi pada mika dan Cici.

Mereka pun bergegas menuju kelas nya. Sedangkan Arumi mencoba untuk masuk ruang ekstrakulikuler seni. Namun ada yang aneh.

Entah itu apa, kelihatan ada seseorang didalam ruang ini dan itu membuat Arumi penasaran.

"Gue masuk aja kali ya" gumam Arumi yang sedikit kebingungan.

Namun tiba tiba Arumi terdiam ketika masuk keruangan itu. Ntah apa yang Arumi lihat, tapi itu membuat Arumi terdiam dan melamun.

Note:
Nahh apa ya kira-kira yang dilihat Arumi? Hantu kah?
Penasaran kan, tunggu cerita selanjutnya ya
maap ya kalau cerita nya agak gak jelas.
Happy reading guys:D

Septi Rahmawati

Arumi & Angga [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang