37. Kecewa

87 7 19
                                    

Pagi yang cerah, cahaya matahari menembus jendela kamar Arumi yang langsung tertuju pada wajahnya yang masih sedikit mengantuk.

"Hemm" mencoba membuka mata. "Udah pagi aja" ucap Arumi.

Ia pun bergegas pergi untuk bersiap pergi sekolah. Meskipun terlihat lesu dan tidak bersemangat ia tetap saja bersikap seperti biasa. Menunggu taksi di depan rumah adalah pekerjaan yang paling mengusahakannya dan menyebalkan baginya.

Tak lama, Arumi menemukan taksinya. Hanya dalam waktu 15 menit, Arumi sampai disekolah. Tanpa pikir panjang, Arumi langsung pergi ke kelas, saat di dalam kelas ia sudah melihat Cici dan Mika duduk di kursinya.

"Nah, baru Dateng lo" kata Mika, Arumi diam memasang wajah datar sambil meletakkan tasnya di atas meja dan duduk.

"Eh, hari ini kita jadi kan ke cafe kenangan?!" Tanya Mika, Cici mengangguk.

"Fadel ngak akan ingkar janji" ucap Cici.

Arumi tetap diam tak merespon pembicaraan Cici dan Mika. Sampai akhirnya, datanglah Fadel masuk ke dalam kelas, ia menatap Arumi yang tengah duduk diam dikursinya.

"Hai!" Sapa Fadel pada Arumi, Cici dan Mika. Terlihat biasa saja dan sepertinya ia mencoba lupa akan hal apa yang terjadi kemarin.

Arumi hanya melihat ke arah Fadel lalu diam dan kembali menyibukkan diri dengan lamunannya. Melihat hal itu Fadel sedikit paham bahwa Arumi sedang tidak ingin diganggu sama sekali, pasti perubahan sikap Arumi itu karena dirinya. Fadel pun mulai melanjutkan bicaranya.

"Oh iya, hari ini jadi, ya. Jam 3 sore udah di sana" Cici dan Mika mengangguk tersenyum.

Lama berselang lama pula, Angga datang ke kelas. Ia masuk dan duduk di kursinya yang bersebelahan dengan Arumi. Di kelas ini satu orang satu kursi, jadi jarak antara Yang satu dengan yang lain sangatlah dekat.

Menatap Arumi dari samping, Angga terlihat merasakan ada hal aneh pada Arumi. "Tumben dia diem aja. Apa karena kemaren? Dia Nerima Fadel atau ngak ya?" Dalam hati Angga. Ia khawatir kalau ia tahu soal surat yang ditulisnya adalah sekedar rencana Fadel saja akan membuatnya benar-benar marah.

Bel masuk berbunyi.

***

Bel istirahat, kali ini Arumi benar-benar tak banyak bicara. Cici dan Mika juga mulai menyadari keanehan dari sikap sahabatnya ini. Mereka pergi ke kantin, dan duduk disalah satu meja.

"Mi, Lo sakit?" Tanya Cici, Arumi menggeleng.

"Terus, kenapa Lo diem aja dari tadi pagi?"

"Gak, gue lagi males ngomong. Sariawan" jawab Arumi bohong.

Betapa lugunya Cici dan Mika percaya kalau Arumi sariawan, makanya ia tak banyak bicara hari ini.

"Hari ini, Lo ikut ya ke cafe" ajak mika mengingatkan Arumi.

"Iya" jawab Arumi singkat.

Dibalik itu, Angga mencoba menanyakan hal kemarin pada Fadel. Ia penasaran dengan apa jawaban si cewek songong itu.

"Del, gimana kemaren?" Tanya Angga.

"Gue rasa, gue salah" jawab Fadel. Angga mengerutkan keningnya kebingungan.

"Gue nyesel ngomong itu sama Arumi. Yang ada, Lo liat kan? Dia berubah sikap hari ini"

Arumi & Angga [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang