"Kalo udah sayang sama orang, urat malunya hilang"
***
Sampai dirumah Arumi. Mereka masuk dan membiarkan Arumi duduk menenangkan diri. jujur, semua nya kebingungan dengan keadaan Arumi sekarang. Apa yang terjadi dan apa penyebabnya seolah mereka tidak mengerti. Padahal itu semua karena rasa kecewanya pada seorang yang baru ia cintai. Ya, Angga orangnya.
"Kalian pulang aja, gue ngak apa-apa" sebut Arumi.
"Ngak, kita ngak bisa ninggalin Lo dalam keadaan kayak gini" jawab Cici.
Angga mencoba memahami keadaan Arumi yang masih terlihat menyimpan kesedihan. Dibalik matanya yang sudah terlihat lelah.
"Kayaknya kalian pulang aja deh, kasihan Arumi" ucap Angga.
"Lo beneran ngak apa-apa?" Tanya Mika lagi.
"Iya, gue ngak apa-apa" jawab Arumi.
Akhirnya, Cici dan Mika pergi pulang. Sedangkan Fadel juga ikut memilih pulang.
"Lo, ngak pulang juga nga?" Tanya Fadel. Angga menggeleng.
"Gue mau ngomong dulu sama Arumi. Nanti baru gue pulang" jawab Angga. Fadel mengangguk dan ia pun pergi pulang, hari sudah semakin gelap.
"Kalau ada apa-apa, jangan lupa kabarin gue" ucap Fadel.
Angga berbalik dengan niat untuk masuk kerumah Arumi. Tapi saat berbalik badan, Arumi sudah berdiri dihadapannya.
Angga sedikit kaget. Arumi menatap lekat Angga, ditangannya ia memegang kertas kecil berwarna pink. Nampaknya, itu kertas surat yang diberikan Angga kemarin. Arumi meletakkan kertas itu di telapak tangannya dan diberikan pada Angga.
"Ambil" seru Arumi, Angga pun mengambilnya, ternyata benar. Itu adalah surat yang Angga berikan kemarin.
"Kenapa Lo lakuin itu? Kenapa Lo bohongin gue?" Tanya Arumi.
"Gue? Maksud Lo?" Angga bingung.
"Kertas ini Lo yang nulis, atas nama Lo. Kenapa? Dengan mudah Lo bantuin Fadel biar bisa ketemu gue di perpustakaan!"
"Kenapa Lo biarin dia ngelakuin itu, padahal Lo tau sendiri apa perasaan gue sama Fadel! Kenapa Lo malah bantu dia, sih!" Memukul tubuh Angga yang terlihat lebih tinggi darinya.
"Gue..." Angga mencoba bicara.
"Gue boleh jujur?" Angga mengangguk. "Lo, orang pertama yang gue sayang dan Lo orang pertama yang bikin gue kecewa!" Kata itu membuat Angga terdiam menatap lekat Arumi.
"Gue sayang sama Lo! Tapi kenapa Lo biarin orang lain yang deketin gue, sih!" Memukul kembali tubuh Angga dan menangis. "Baru kali ini gue sayang sama orang songong kayak, Lo! Tapi, disaat ini juga Lo malah bikin gue kecewa"
Kata "sayang" membuat Angga terdiam. Angga mencoba menenangkan Arumi dan memegang erat tangan Arumi yang sedari tadi memukul nya.
"Mi, gue ngak bisa milih antara Lo sama Fadel!" Jelas Angga. "Gue ngak mau bikin Fadel marah sama gue karena ngak bantuin dia."
"Berarti, Lo ngak perduli sama gue? Lo ngak peduli!?" Bentak Arumi.
"Ngak, bukan itu. Gue paham Lo marah sama gue, tapi plis jangan beranggapan kalau gue ngak perduli sama Lo. Gue peduli dan gue selalu mikirin,Lo!" Ucap Angga.
"Gue capek ngomong sama Lo! Mulai hari ini. Jangan pernah dekat-dekat sama gue lagi. Paham?!" Arumi pergi meninggalkan Angga didepan rumahnya.
Angga menarik tangan Arumi kemudian Arumi melepaskannya dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arumi & Angga [Completed]
Novela Juvenil"kenapa Lo biarin orang lain cinta sama gue? Sedangkan, Lo tahu apa jawaban gue buat dia!" "Dimana perjuangannya? Dan, kenapa bukan Lo yang berjuang?" "Atau justru, harapan gue aja yang beranggapan kalau Lo suka sama gue? Padahal nggak ada rasa sama...