22. Pikun

110 40 20
                                    

Tringgg....tringg....” suara telepon Arumi.

“Siapa sih pagi-pagi nelpon” gumam Arumi yang baru terbangun dari tidurnya, dengan muka ngantuk dia mengangkat telpon itu.

Ayah:
Hallo. hari ini ayah pulang yah”

Arumi:
“astaga?! ini ayah, kirain siapa” ucap Arumi sambil menepuk keningnya sambil tertawa.

Ayah:
“Kamu pikir ini Angga?”

Arumi:
“Angga? Kenapa jadi ngelantur sih ayah, Jadi ayah mau Arumi jemput ke bandara gak?”

Ayah:
“Gak usah, soalnya kamu kan sekolah”

Arumi:
“Em. okey kalo gitu, ayah hati-hati ya dijalan. Arumi mau siap-siap pergi sekolah dulu”

Ayah:
okey cantik”

Arumi menutup telponnya dan langsung bergegas mandi. Kali ini Arumi tidak telat masuk sekolah, ini keberuntungan baginya. Sampai didepan gerbang mika dan Cici berdiri melihat Arumi. Sambil melambaikan tangan mereka berdua seolah meminta Arumi mendekati mereka.

“Kenapa?”

“Enggak. Yok kekelas!”

Mereka pun pergi kekelas, dan menunggu bel masuk berbunyi. Saat bel berbunyi Angga dan Fadel masuk kelas bersamaan. Terlihat Fadel menatap Arumi dan tersenyum, entah apa artinya tapi Arumi mencoba membalas senyum Fadel padanya. Tapi disisi lain, Angga si cowok songong itu sedikit pun tidak melihat Arumi.

Dikantin, Arumi dan Cici memesan bakso dan es teh kesukaan mereka. Mika yang sedari tadi belum muncul dari toilet, membuat Arumi dan Cici menunggu. Tak berselang lama, dari jauh ada yang memanggil Arumi.

“Arumi!!”

Mendengar seruan itu, Arumi menoleh dan dilihat nya cowok tinggi itu. Yah, ternyata dia Fadel.

“Kenapa Del?”

“Hari ini jangan lupa latihan buat lomba pensi yah”

“Oh itu, iyaa entar gue latihan”

“Okey, nanti gue kasih tau Angga ya”

Arumi mengganggukkan kepala, pertanda mengiyakan percakapannya dengan Fadel. Fadel pun pergi meninggalkan Cici dan Arumi dari kantin, terlihat ia berjalan menuju kelas.

“Ada yang mau latihan berdua nih!” ledek mika yang ternyata sudah kembali dari rumah kedua alias toilet.

“Apaan sih”

“Cieee! malu-malu nih ya!”

“Gak jadi deh, nyuekin Angga”

Seketika Arumi teringat janjinya sendiri.

“Astagaa?! iya ya gagal dong misi gue buat cuekin Angga” sambil menepuk keningnya.

“ Yah. mungkin emang jodoh kali”

Arumi menatap Cici dan mika tajam, ia sedikit kesal dengan semua yang terjadi. Tapi hari ini dia harus latihan untuk lomba itu.

***

“Angga!” seru fadel.

“Kenapa?”

“Hari ini jangan lupa latihan buat lomba pensi sama Arumi, tadi Arumi udah gue kasih tau kok”

Arumi & Angga [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang