36. what?

63 6 17
                                    

"Aku begitu tulus mencintaimu, tapi mengapa kau membiarkan orang lain mencintaiku"

***

Arumi sudah bersiap untuk pergi sekolah. Kali ini dia harus menunggu taksi. Saat ingin keluar rumah, mengunci pintu. Ia menatap ke arah depan, seseorang berdiri di depan pagar rumahnya. Saat Arumi mendekat, baru orang itu menghadap ke arah Arumi.

"Fadel?" Ternyata itu Fadel. "Lo, ngapain disini?" Arumi kebingungan mengapa Fadel ada disini.

"Eh, iya mi. Gue mau jemput Lo" Arumi kaget.

"Kok, Lo ngak bilang dulu sama gue. Kalo mau jemput"

"Biar Lo kaget aja, gak masalah kan?" Arumi tersenyum dan menggeleng. Mereka pun pergi sekolah berdua.

Diperjalanan, Fadel terlihat pelan sekali mengendarai motornya. "Fadel kenapa ya, kok gue ngerasa aneh. Jarang banget dia kayak gini" gumam Arumi dalam hati.

"Mi, nanti pulangnya bareng gue aja. Biar ngak susah nunggu taksi" Ajak Fadel.

"Em, oke." Arumi mengiyakan, karena ia bingung mau menjawab apa.

"Kalo pulang sekolah kita jalan, Lo mau?" Ajak Fadel lagi. "Ke taman doang kok, ngak jauh. Udah lama ngak kesana" lanjut nya.

"Em, boleh. Tapi, lihat aja nanti,ya."

Arumi takut kalau ia menolak ajakan Fadel, maka dia akan marah. Bahkan tentunya dia akan menyalahkan Angga lagi.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di sekolah. Di parkiran, ternyata ada Angga yang baru sampai juga di sekolah. Ia melihat Arumi dibonceng oleh Fadel. Arumi juga melihat ke arah Angga.

"Nga!" Seru Fadel. Angga tersenyum.

"Ke kelas bareng, yuk" Ajak Fadel.

Mereka bertiga pun pergi ke kelas. Arumi, Fadel, dan Angga tidak bicara apapun. Namun, Angga dan Arumi saling melihat saja. Angga hanya memberi senyum pada Arumi dan di balas senyum oleh Arumi.

"Coba aja, yang jemput gue tadi Lo. Pasti bakalan seru dan bikin gue seneng" Sambil menatap Angga.

"Fadel!" Tiba-tiba ada yang memanggil Fadel. Ternyata itu teman di anggota OSISnya.

"Kenapa?" Jawab Fadel.

"Lo di tungguin sama anak-anak yang lain di ruang OSIS, sama pak miqdad juga"

"Astaga, gue lupa. Ya, udah ayok!" Fadel pun menitipkan tasnya pada Angga. "Gue ke ruang OSIS dulu ya. Ada urusan" Fadel pun pergi. Kebetulan pula, pak miqdad adalah guru pembina OSIS.

Lagi-lagi Arumi dan Angga berjalan bersampingan. Angga kembali melihat wajah Arumi.

"Kenapa Lo tadi ngelihatin gue?" Arumi melotot.

"Yang ada, Lo ngelihatin gue dari tadi. Kenapa nyalahin gue" Bantah Arumi.

Angga malah tertawa. "Lucu, ya Lo. Gimana rasanya di jemput Fadel?"

"Rasa nya kayak makan permen nano-nano!"

"Lawakan Lo, garing!" Angga tertawa lagi. Arumi malah kesal dengan kelakuan Angga.

Arumi & Angga [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang