19. Tak Sama

134 57 16
                                    

"Terkadang, kita tidak mengerti apa yang sedang diri kita rasakan"

***

"Eh, kekantin yok!"ajak mika pada Cici dan Arumi.

"Ayok..."jawab Cici sambil menarik tangan Arumi.

Yah, Arumi masih teringat dengan pertemuannya Angga tadi pagi yang membuatnya marah pada Angga.

Sesampainya dikantin ada yang memanggil arumi.

"Hey mi!!"

Saat menilik ke kiri, Fadel dan Angga sedang duduk di satu meja kantin dan melambaikan tangan ke arah arumi, Cici dan mika. Mereka bertiga pun menghampiri fadel.

"Mau makan kan? Satu meja aja sama kita"ajak Fadel.

"Mau banget lah" Ucap cici dan langsung duduk didekat Fadel. Begitupun mika yang ikut duduk disamping Cici dan Fadel.

"Duduk kali mi, jangan berdiri aja!" suruh mika.

Arumi pun duduk dikursi kosong. Kursi itu ada disamping Angga yang sedari tadi diam dan tidak menatap Arumi sedikit pun.

Mereka pun makan.

"Eh, guys! gue mau ngajakin kalian ke salah satu tempat nih, mau gak?"ajak Fadel membuka pembicaraan.

"Kemana Del?"tanya arumi

"Ketempat kemaren gue ngajak Lo mi"jawab Fadel yakin.

"Wah! ada yang udah duluan aja nih jalannya" potong Cici sambil tertawa kecil.

"Jadi mau gak, entar kita bisa main basket disitu"

"Ya, kan nga?"

"Mau gak Lo?"tanya Fadel menawarkan pada Angga yang diam saja dari tadi.

"Em, gue ngikut aja"jawab Angga singkat.

"Nah, jadi kapan nih kita bisa?"tanya fadel.

"Besok gimana?" Kata mika.

"Yaudah, besok pulang sekolah yah kita kesan bareng bareng"jawab Fadel mengatakan setuju pada pendapat mika.

"Okeh, sepakat!"jawab Cici dan mika berbarengan.

"Gue, duluan kekelas yah!" kata Angga dan langsung meninggalkan meja makan kantin itu.

Arumi semakin kesal melihat sikap Angga yang semakin dingin.

"Tuh anak kenapa sih, diem aja dari tadi. eh tau-tau pergi"kata mika.

"Gak tau juga!"jawab Cici yang juga bingung.

"Eh, mi entar pulang bareng gue aja!"ajak Fadel kepada arumi.

"Enggak. Gue pulang naik taksi aja"Arumi menjawab dengan wajah kesal nya lalu pergi meninggalkan Fadel, Cici dan mika.

"Tuh anak juga kenapa sih kok semua nya aneh"kata mika. Dan membuat Cici dan Fadel juga ikut merasa heran.

Sampai lah Arumi di rumah, dia pulang menaiki taksi. Sengaja ia hari ini tidak ingin ikut Fadel, sebab selalu teringat kata Angga yang membuatnya marah tadi pagi. Dalam lamunannya Arumi selalu terbayang Angga.


"Kenapa sih gue harus inget dia mulu! kenapa juga gue harus marah, dia cuek ke gue?  Kan biasanya juga berantem. Gue kayak berharap banget biar Angga selalu Deket sama gue. Kenapa sih mi?!"

"Atau jangan-jangan?!"

"Ih, masak iya gue suka sama Angga, bisa-bisa nya gue mikir gue suka. Sedangkan gue lagi marah banget sama angga. Tapi apa yang bikin gue gak mau jauh dari Angga ya?"

"Arumi stop!! jangan pernah berpikir kayak gitu. Kalo pun Lo suka sama Angga, Angga gak akan pernah suka sama Lo!!"

Arumi kesal dengar apa yang dipikirkan oleh nya tadi. Apa yang menjadi pemikiran nya itu dia tidak tau apakah itu benar atau hanya halusinasi nya saja. Disisi lain, Angga yang sudah sampai dirumah nya juga memikirkan hal tentang Arumi.

"Apa gue salah ya, cuekin Arumi? Tapi kalo gue gak kayak gini, gue bakal bikin Fadel mikir kalo gue suka sama Arumi. Gue aja gak tau, gue tuh sama Arumi kenapa bisa sedeket itu"

"Gue harus bisa bikin Arumi lebih Deket sama Fadel, Fadel juga lebih bisa bikin Arumi bahagia. Gak kayak gue yang cuma bisa berantem doang sama arumi"

"Dah ah pusing gue mikirin tu orang"

Pikiran Angga ini yang membuatnya kesal dan bingung. Dia sengaja cuek pada Arumi hanya agar Fadel bisa lebih Deket sama Arumi.

Note:
Nahh kalian ada di pihak mana nih?
Arumi dan Angga atau Arumi dan Fadel?

So, Happy reading :D

Septi Rahmawati

Arumi & Angga [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang