28. Kisah Singkat

95 13 5
                                    

"Segala sesuatu didunia ini pasti akan hilang"

***

"Maafin Angga baru bisa Dateng sekarang"ucap Angga sambil menyiram dua makam tersebut.

"Nanti Angga balik lagi, Angga pamit ya..."

Tangan putih Angga mengusap dua makam itu,
Lalu ia berdiri dan tersenyum melihat dua makam dihadapannya, Angga pun berbalik menuju motornya dan terlihat ia bergegas pulang. Masih ia sempat untuk menatap dua makam itu lagi.

Sampailah dia dirumah. Sambil menenteng tas sekolahnya menuju kamar, Angga masuk dan duduk diatas kasurnya sambil mencoba membuka tasnya dan terlihat gelang Arumi yang ada didalamnya. Diambilkan oleh Angga lalu ia mengambil kotak kecil didalam laci meja belajarnya, gelang itupun dimasukkan kedalam kotak kecil itu dan ia letakkan diatas meja belajarnya.

"Gelang Lo sama gue dulu, biar Lo cari ke ujung dunia dulu. Kalo udah capek nyari baru gue balikin" kata Angga sambil menatap gelang Arumi. Ia memang sedang tidak ingin bicara dengan Arumi, maka dari itu gelang Arumi yang ditemukannya pun belum mau ia kembalikan.

Berguling lah Angga diatas kasurnya, dan menatap tembok putih kamarnya.

"Mungkin kalo gue terus cuekin Arumi kayak gini, dia bakalan ngerti deh...tanpa gue harus jelasin alasan gue mau jauh jauh dari dia"

"Kalo Fadel bukan temen gue, gue juga gak bakal Setega ini sama Arumi anak manja itu"

Tak lama ia pun memejamkan matanya, Angga sangat terlihat lelah sekali, mungkin karena pertandingan basket yang menguras energi.

Arumi sampai dirumahnya. Masuklah ia kedalam dengan memegang kepalanya yang sedikit pusing dan wajah lelah serta pucat akhirnya duduklah ia disamping sang ayah yang sedang menikmati kopi hangat dengan membaca koran.

"Kenapa cemberut?" Tanya ayahnya. Arumi pun menoleh.

"Gelang Arumi ilang yah..."

Ayahnya langsung meletakkan koran ditangannya.

"Kok bisa?"

"Ya gak tau, tadi kayaknya jatoh. Tpi Arumi gak tau jatohnya dimana, maaf ya ayah!" Arumi memeluk ayahnya dengan raut wajah sedih, ia takut ayahnya marah sebab gelang itu pemberian bunda dan ayahnya selama sang bunda masih ada bersamanya. Namun, sekarang bunda Arumi tidak ada bersama dengan mereka lagi.

"Gpp kok, ayah gak marah. Kalo pun ada yang nemuin gelang itu, semoga dia menyayangi gelangnya sebagaimana kamu sayang sama gelang itu" Ayah Arumi balik memeluk Arumi.

Arumi pun tersenyum, ia memeluk erat ayahnya.

"Udah. mandi sana, bau banget kamu"

"Ihh. ayah, anak cantik, wangi gini dibilang bau"

"Yaudah Arumi mandi dulu, makasih ayah!"

Arumi masuk kedalam kamarnya, ia terlihat cemberut karena gelang kesayangan miliknya tidak ada. Bahkan saat di kamar ia mencoba melihat diatas meja dan didalam laci tetap tidak ditemukan kemana gelang itu.

"Yaudah deh. kalo emang ilang, semoga yang nemuin bisa balikin ke aku. Kan itu ada nama aku, semoga ada yang nemuin" Arumi yang masih berharap gelang nya ditemukan oleh siapa pun dan dikembalikan ke Arumi lagi, sebab di gelang itu berbentuk dengan jelas nama Arumi.

"Maafin Arumi ya Bun, Arumi ceroboh banget sampe ngilangin gelang yang dikasih ayah sama bunda"

"Arumi janji, siapa pun yang nemuin gelang itu dan dibalikin ke arumi. Arumi bakal kasih apa yang orang itu mau, bila perlu Arumi peluk dia seerat-eratnya" Janji Arumi dengan memandang foto nya bersama ayah dan bunda nya dinding kamar putih polos itu.

Arumi & Angga [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang