Rafael Delvin atau kerap disapa Rafa, Pemuda tampan yang memiliki wajah yang menggemaskan. Hidup dan besar dia Panti Asuhan membuatnya mengerti dan merasakan arti kesedihan dan kebahagian. Dilindungi dan dijaga oleh orang - orang baik yang mengangga...
Semua yang berada diruangan itu menahan gemas. Jangan sampai rafa dikarungin karena ga rela di bagi - bagi.
"Ayo" ajak Galen singkat.
Rafa dengan semangat merentangkan tangannya. Mereka semua langsung mendekat "Ayo cil gue gendong" ajak lio
"Heh gue aja, ayo dek abang laskar aja yang gendong"
"rafa sama abang zayn aja yuk"
"Yuk dek mommy udh nungguin. Sini sama abang Ken"
mereka terus saja berdebat, membuat rafa pusing. Galen yang melihat adiknya itu akan menangis langsung melirik Ares. Ares yang mengerti mendekat dan mengangkat tubuh mungil rafa.
Setelah Rafa dan Ares sedikit jauh dari kamar, galen menatap jengah pemuda - pemuda yang masih berdebat itu.
Galen berjalan santai meninggalkan mereka, menutup pintu dengan kencang. Membuat mereka tersadar "LOH RAFANYA MANA?"
"ELO SI!"
"LO JUGA YA, NGAPAIN NGAJAK DEBAT."
"POKONYA SALAH LO"
"LO"
"LO!"
"Kalo lo berdua ribut terus, ga gue izinin ketemu Rafa" Ancam kenan
Laskar dan Lio diam. Sialan, kalo bukan karena rafa gue bejek bejek lo ken -gerutu Laskar
Mereka segera menyusul rafa dan yang lain kemeja makan. Kemudian makan dengan tenang.
***
Saat ini hanya tersisa Galen, Keenan, dan Laskar. Mereka akan menginap dirumah Galen berhubung besok adalah hari libur, mereka bisa dengan puas menjaga adiknya.
Arsen, Zayn, Ares, dan Lio sudah berpamitan pulang setelah berbincang - bincang dengan Rafa.
"Oh iya bang, Alden sama Aidan mau kesini boleh?" tanya rafa.
Galen mengangguk pertanda mengizinkan. Rafa tersenyum kemudian memeluk kembali abang galennya.
25 menit kemudian Alden dan Aidan memarkirkan motor sportnya di perkarangan rumah Rafa, masuk kedalam dengan menenteng berbagai macam bawaan mereka "ASSALAMUALAIKUM, RAFA ALDEN MANIEZZ DATANG NII"
Memang Alden tak tahu malu. Aidan meringis tak enak, si anj malu-maluin gue aja -bantin aidan mengumpati teman kampretnya itu.
"Dateng juga, masuk sana udh ditungguin dari tadi" suruh Laskar malas. Ya yang menghampiri Alden dan Aidan tak lain tak bukan laskar, itu karena dipaksa Galen dan Keenan.
Aidan mengangguk, sedangkan Alden?gausah ditanya dia sudah berlari menemui rafa.
"RAFAAA GUE BAWA MAKANAN BANYAK NII" teriak Alden.
Galen dan Keenan menatap tajam Alden yang berteriak didalam ruangan.
"Hahaha rasain lo, diomelin kan" Alden mendengus sebal, menaruh makanan yang ia bawanya diatas meja.
"Gimana keaadanan lo?" tanya Aidan yang baru tiba.
Rafa yang sedang menguyah makanan mendongak "Gue gapapa, gue kan kuatt" ucap rafa dengan bangga.
Mereka berlima memutar matanya malas 'kuat apanya kemaren aja langsung pingsan'
'Mbahmu kemaren aja ngerengek sakit'
"Ya ya ya serah lo aja deh"
"Oh iya gue dapet info terbaru, terupdate,dan dijamin no HOAX. lo tau ga si Gio yang nusuk lo kemaren, dia sekarang koma" sambung Alden
Rafa tersentak "K-koma?"
Aidan yang menyadari rafa terkejut menjelaskan "Iya dia koma, katanya si ya dia ditemuin dengan perut yang tertusuk, tangan juga banyak goresan. Ya kayanya juga dia kekurangan darah"
Rafa termenung, dia menatap tajam ketiga abangnya secara bergantian. Mereka yang di tatap hanya mengendikan bahu acuh.
Sekarang rafa tahu siapa yang membuat Gio koma. Ia menghela nafas kasar, apa boleh buat ini sudah kesepakatan mereka. Jika Rafa terluka sedikit saja, sudah dipastikan akan bernasib seperti apa?
Kemudian mereka melanjutkan obrolan dengan canda tawa. Sesekali Keenan dan Laskar ikut menimburung obrolan mereka.
Jika kalian tanya Galen ko ga ikut? Pemuda tampan itu sudah tertidur pulas sejak 10 menit yang lalu karena bosan.