Rafael Delvin atau kerap disapa Rafa, Pemuda tampan yang memiliki wajah yang menggemaskan. Hidup dan besar dia Panti Asuhan membuatnya mengerti dan merasakan arti kesedihan dan kebahagian. Dilindungi dan dijaga oleh orang - orang baik yang mengangga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekarang adalah hari minggu. Rafa izin pergi ke cafe untuk manggung seperti biasa, jika kalian berfikir 3 keluarga itu akan melarang kalian salah besar. Nyatanya mereka mengizinkan apa yang rafa lakukan jika itu membuatnya bahagia. 3 keluarga itu mati - matian membuat rafa selalu bahagia, rafa tidak boleh bersedih sedikit pun.
Rafa manggung seperti biasa. Sebenarnya rafa itu tidak bekerja, ia hanya menghibur saja, sekalian ngetes suara wk. Orang - orang pun sangat terhibur.
"cieeeee ingett sayaaa, jangan terlalu diinget nanti susah dilupainnya"
mereka tertawa mendengar candaan rafa. "Kali ini kalian mau request lagu apaa ni?".
"RIZKY FEBIANN DONGGG" teriak salah satu pengunjung. Rafa mengangguk dan memainkan gitarnya.
Kadang ku kesal dengan sikapmu Yang s'lalu bertanya mana perhatianku Mungkin kau tak pernah merasakan Apa yang kulakukan di setiap pengorbananku
S'lalu jadi yang kau mau Menjaga di setiap saat Tapi kau tak melihatnya
Mana ada aku cuek Apalagi gak mikirin kamu Tiap pagi malam ku s'lalu Memikirkan kamu
Disaat reff rafa kadang mengerlingkan matanya genit, itu membuat para pengunjung hebohhhh bukan main.
Satu lagu sudah dibawakan rafa, awalnya ia ingin membawakan 2 buah lagu tapi tak tau kenapa ia sangat ingin ke taman saat ini. Ia langsung pamit kepada pengunjung dan manager cafe itu. Lalu menancap gas menuju taman.
***
Keyno dan Aileen sedang berjalan - jalan bersama Gavin, namun gavin sudah tertidur ia sangat kelelahan.
Saat menuju mansion tak sengaja mata mereka menangkap seorang pemuda tengah duduk ditaman dengan kepala mengadah keatas.
"Ma kita harus memberi tahu ini semua ke anak itu. Gavin tidak bisa menunggu lebih lama" ucap Keyno menatap Aileen.
"Benar pah kita harus bicara dengan anak itu sekarang" mereka berdua turun dari mobil, meninggalakan Gavin yang tertidur pulas.
.
Tepukan pelan dibahunya membuat rafa membuka matanya. Rafa menatap kedua orang itu datar, dia akan pergi namun ditahan.
"Nak, bisa kita bicara sebentar?" tanya Aileen.
"Mau bicara apa lagi, saya bukan anak om dan tante".
"papa mohon nak sebentar saja"
Akhirnya Rafa mengiyakan. Aileen menyodorkan sebuah amplop putih "Apa ni?" tanya rafa.
"Buka dan bacalah nak" ucap Aileen lembut.
Rafa membuka amplop itu, membacanya dengan seksama "kalian fikir saya bakal percaya? Zaman sekarang semua serba mudah dengan ada nya uang. Bisa jadi kalian sudah menyabotase hasil tes DNA ini. Lagian kalian dapat sampel saya dari mana. Sudah lah saya mau pergi" ujar Rafa mulai emosi.
"waktu direstoran tak sengaja rambut kamu rontok saat papa peluk kamu. Papa langsung bawa rambut kamu ke lembaga Tes DNA. dan hasilnya menunjukan bahwa kamu putra kandung papa nakk"
"kalau kalian orang tua kandung ku, kenapa kalian baru mencari ku? kemana saja selama ini? bahkan kalian terlihat bahagia, apa lagi sudah ada Gavin. Lalu untuk apa kalian mencariku saat ini"
"Kami semua mencari mu nak, dulu saat kamu diculik rekan bisnis papa. Mama kamu sangat terpukul, dan untuk mengobati rindu pada kamu kami memutuskan Mengadopsi seorang anak dan anak itu adalah Gavin. Tapi kami tetap mencari keberadaanmu, tetapi orang kepercayaan papa baru menemukan mu saat kamu sudah besar." jelas Keyno.
Rafa diam, apakah rafa harus percaya dengan omongan kedua orang yang mengaku di depannya ini? Alasan yang mereka berikan kepadanya cukup logis. Apakah rafa harus kembali kepada keluarga kandungnya. Rafa masih binggung dengan ini semua.
"Nak mama mohon percaya sama kita. Kita berbicara jujur hikss"
"kembali bersama kita ya sayang, kita akan tinggal bersama. Ada Papa, mama, bang gala, bang Ares, rafa dan gavin. Rafa mau kan tinggal sama kita hikss"
"Untuk saat ini aku masih tidak ingin. Beri aku waktu" ucap rafa.
Aileen memeluk rafa, senyum licik muncul diwajah wanita itu 'Baiklah, semua akan dimulai'.
Gavin yang sedari tadi melihat mama dan papanya mengobrol dengan Rafa sangat kesal. 'Gak gak boleh ada yang merebut kebahagian gue. Apalagi perhatian mama, papa dan abang - abang' batin gavin. Ia turun dari mobil dan menghampiri orang tuanya.
"Ma, Pa ayo pulang Gavin pusing"
"sayang sudah bangun?" ucap Aileen lembut.
"Kalo gitu kami pamit, fikirkan baik - baik ya nak" kemudian mereka pergi begitu saja. Tidak ada pelukan atau kecupan hangat dari ibu untuk anaknya.