RAFAEL |33

5.6K 548 54
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah kejadian tempo hari, mereka semua semakin memperketat keamanan bahkan jika sedang disekolah rafa dipantau oleh teman - teman sekelasnya. Mau perempuan atau laki - laki, mereka turut memantau rafa. Lihat banyak sekali bukan orang yang menyayangi rafa. Jika mereka melihat Ares akan mendekat pasti ada saja salah satu dari mereka yang dengan sigap membawa rafa pergi dari tempat itu.

Rafa sebenarnya sebal, hey dia itu bad boy tau masa dijagain terus. Tapi yaudahlah gapapa 'Orang Ganteng Disayang Banyak orang' katanya si begitu hihi.

Hari ini setelah pulang dari sekolah Galen, Ken, Laskar, Arsen, Zayn, lio, dan tentunya Rafa juga langsung menuju Mansion utama. Mau ada yang datang kata Mommynya,ntah lah kenapa Arsen dan yang lain juga harus ikut.

Sesampainya di mansion, mereka sudah disambut.

"Oh ya ampunnn ini anak Lo?"

"Kenapa ga bilang si kalo punya anak yang seiimut inii"

"Halo anak manis, Mami bawa coklat buat kamu sini sini"

Baru masuk saja rafa sudah di serbu oleh tante - tante yang asing baginya, tunggu tunggu apa tadi mami? Hello dia cuma punya Mommy,bunda dan mama eh engga yang terakhir gajdi.

"Tunggu dulu ih tante tante siapa si, ko cubit cubit"

"tante juga ko manggil mami mami. Rafa itu cuma punya Mommy dan Bunda" pekik rafaa sebal. Kedua tangannya dilipat pertanda dia sangat sebal.

Ketiga wanita itu berpandangan kemudian tertawa.

"Nadiaa lihat lah anak mu sangat menggemaskan" ucap salah satu wanita itu.

Arsen dan yang lain memang baru saja sampai. Mereka membulatkan matanya. Itu kann

"Mama"

"Mommy"

"MAMI"

mereka terkejut, untuk apa orang tuanya ada disini perasaan mereka belum pernah memberitahu apapun tentang rafa.

"Mami ngapain disini" tanya lio.

"Loh kamu juga ngapain disini"

"Ck. mami, Lio nanya ko malah balik nanya" decak lio sebal.

"Kamu itu Mami nanya bukannya jawab malah ngomelin" ujar wanita itu sebal. Kalian sudah bisa menebak jika sifat abstrak lio berasal dari siapa kan?

"Sudah sudah, kalian itu dimana saja selalu bertengkar. Sekarang mama tanya, kalian ngapain disini"

"Yaa ini kan rumah temen arsen ma"

"Jadi kalian udh kenal sama rafa?"

Mereka mengangguk "Ko kalian ga bilng punya temen yang lucu kaya rafa." Pekik ketiga wanita itu kompak.
Galen, ken, Laskar, dan rafa hanya diam memperhatikan mereka masih bingung, apa lagi rafa dia sangat tak mengerti. "Ish kalian ko berantem sih, tadi kan rafa nanya Tante - tante siapaaaaa" tanya rafa sekali lagi.

Tak lama Alena datang melerai perdebatan kecil itu "Sudah - sudah mending kalian ganti pakaian setelah itu turun kita makan. Arsen, zayn, lio pinjem baju siapa aja terserah"

"Baby ayo ganti baju"

Rafa hanya mengangguk patuh, dia sangat lapar saat ini. Setelah selesai mengganti pakaian mereka turun. Arsen dan yang lain di buat terkejut lagi. Kenapa kedua orang tua mereka ada disini. Mereka fikir hanya Ibu mereka saja, tetapi Ayah mereka juga ada disini.

Mereka tidak menanyakan apapun selama makan siang berlangsung. Setelah selesai mereka baru berkumpul diruangan khusus. Dengan rafa berada dibawah sambil memakan cookies yang dibawa mami lio dan 1 botol susu.

"Jadi kenapa Mami papi ada disini?" tanya lio.

"Lah suka - suka kita" jawab suami istri itu kompak. Lio memutar matanya malas. Orang tuanya itu tidak bisa diajak serius.

"Mama, kenapa mama disini?" kali ini lio bertanya pada Mama Arsen.

"Alena, Nadia, karissa kan temen mama. Terus Galang, Kenzo, levon juga sama"

"Oh gituuuu".

"baby kenalan dulu" panggil Galang.

Rafa menoleh, ia berjalan kearah galang dengan kedua tangan penuh dengan cookies dan susu. Semua yang melihat itu menahan gemas.

"Hai nak, saya Arka Rezvan Sabian. Panggil saya papa oke boy"

"Sena Adistia Sabian. Panggil Aja Mama Sena"

"saya Jayden putra Javas. Panggil Papi saja"

"Halo boy, nama tante Marselliana Javas. Panggil Mami aja. Mami bersedia nuker kamu sama Lio" lio medelik tak terima, memangnya dia itu barang.

"Saya Mikhail Aarav Shaquille. Panggil Daddy aja ya."

"Tante Larrimore Zahra Shaquille" ucap zahra.

Rafa mengangguk. Kemudian memperkenalkan dirinya "Aku Rafa. rafael Delvin" rafa sengaja tak memasukan nama Bagaskara di akhir namanya.

Mereka tersenyum puas, sepertinya Rafa sudah mulai sedikit membenci keluarga itu. Buktinya ia tidak mau menggunakan Marga sialan itu. Ya orang tua Arsen, Zayn, dan Lio sudah mengetahui semuanya.

"oh iya Daddy Aarav. Rafa boleh ga manggil nya Abah aja?" tanya Rafa polos.

Aarav menjatuhkan rahangnya, yang lain tertawa apa lagi zayn dia sangat senang wkwk.

"tidak boy, panggil daddy saja" jawab Aarav tersenyum. 'Nama gue bagus bagus mau dipanggil abah" batinnya.

"yauda deh daddy"

Mereka berbicara ringan, para laki laki berbicaraan tentang perusahaan. Sedangan yang perempuan ya gajauh jauh dari gosip wwkwk. Rafa anak itu anteng nonton kartun kesukaannya, mulutnya tak henti hentinya mengunyah.

"Rafaa" Panggil lia.

Rafa menoleh "Kenapa mami?"

"Sinii nak, mami mau pamer ke temen mami kalo mami punya anak yang lucu"

"Lio juga lucu ko ma" Celetuk lio.

"Mana ada, ngeselin gitu kamu mah" jawab lia. Lio tidak cemburu dia hanya ikut menimbrung saja wkwk.

Lia berselfie ria dengan rafa, lalu memposting hasilnya kemedia sosialnya. Tujuan utamanya si mau membuat Temannya itu panas. Mami lia memang jago sekali urusan membuat orang kesal.

.

"Kenapa Lia Bersama Anak itu"

"Ini lagi Captionnya 'Anak Mami yang Paling Ganteng' cih putra ku lebih tampan dari pada anak itu"

"Ini juga Sena dan Zahra ikut ikutan. Apa Bagusnya anak itu. Anak pembawa sial"

***


Rafael {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang