Rafael Delvin atau kerap disapa Rafa, Pemuda tampan yang memiliki wajah yang menggemaskan. Hidup dan besar dia Panti Asuhan membuatnya mengerti dan merasakan arti kesedihan dan kebahagian. Dilindungi dan dijaga oleh orang - orang baik yang mengangga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hallo"
"Kamu dimana?Cepat kerumah sakit melati. Gavin pingsan" perintah seseorang disebrang sana.
"APAA!?!!"
"Gala kesana pah"
Tuttt...tuttt...
"Rafa abang harus ke rumah sakit, adik abang pingsan. Next time kita ngobrol bareng lagi ya" Ucap nya meninggalkan rafa tanpa menunggu jawaban dari rafa.
Hati rafa sesak. 'Gimana kalau seandainya gue ketemu keluarga gue. Terus keluarga gue punya anak baru. Dan mereka lebih sayang ke anak itu dri pada gue' -batin rafa.
"Ck. Ngapain gue mikir kesana si. Gue kan memang di buang. Mereja juga pasti gabakal nyari gue. Dahlah gue pulang aja mau bobo ganteng" monolog rafa. Kemudian dia meninggalkan cafe tersebut
***
Di Rumah Sakit Melati semua orang khawatir, karena dokter yang menangani Gavin belum keluar.
"Kenapa Gavin bisa sampai pingsan pa?" tanya Gala khawatir.
"Tadi dia sedang bermain di taman, pas mama kamu mau manggil gavin. Malah liat Adik kamu sudah pingsan"
Gala mengangguk. Tak lama pintu UGD terbuka "Bagaimana dok keadaan putra saya?Apa dia baik baik sajaa?ada masalah yang serius?" tanya Aileen beruntun.
"Sebaiknya kita bicarakan ini diruangan saya, mari Pak bu"
"Begini pak, Gavin hanya ke lelahan. Tapi, kita harus mencari donor jantung untuk Gavin. Karena jika terlalu lama akan fatal akibatnya" ucap dokter tersebut.
"tapi gavin bisa bertahan kan dok?" tanya Aileen.
"Insyallah bisa bu"
"Baiklah dok, saya akan segera mencari donor jantung buat anak saya. Kalau begitu saya pamit"
Keyno dan Aileen menuju ruang rawat Gavin.
Ceklek...
Semua menoleh, "Gimana pa, ma keadaan Gavin?" tanya Ares.
"Gavin hanya kelelahan. Setelah Cairan infus habis kita bisa langsung pulang" ujar Keyno.
Aileen mendekat ke brankar Gavin. Dikecupnya gavin dengan sayang "Ada yang sakit sayang?"
Gavin menggeleng. Ruangan hening. Mereka larut dalam pikiran masing-masing.
***
Hari - hari dilewati Rafa dengan baik. Kadang ia menginap dirumah mommy dan bundanya. Kadang juga Gala, Keenan, atau pun laskar menemani Rafa di kostannya.
Hari ini rafa akan manggung di cafe langganannya. Jika ada waktu luang rafa selalu mengisi waktunua dengan manggung.
Tes tess.ekhmmm...
Seluruh pasang mata menoleh kesumber suara. Rafa menggaruk tengkuknya tak gatal. Ia merasa gugup.
"Hallo,,, perkenalkan nama saya Rafael Delvin B"
Satu keluarga yang sedang makan di cafe tersebut menegang. Gala, dan Ares menoleh ke arah Rafa. Sedangkan sepasang suami istri menegang ditempatnya.
"Saya akan membawakan lagu yang enak - enak hehe. Langsung kita mulai aja yaa" rafa menyengir lebar. Para pengunjung yang melihat itu menahan gemas, ada juga yang berteriak histeris.
Alunan gitar dan suara haluss mengisi pendengaran mereka semuaa. Ada yang merekam, ada juga yang memfoto rafa.
Semua terhanyut dalam suara merdu tersebut. Sampai lagu yang dibawakannya selesai, semua bertepuk tangan dengan meriah.
PROKK... PROKKK...PROKKK..
Rafa tersenyum "Terima kasihh" sambil melambai lambaikan tangan bak artiss. Saat rafa turun dari panggung, suara seseorang membuat langkahnya berhenti.
"RAFAAAA" seru seorang.
Rafa menoleh dan mendapati Gala, Ares dan sepasang suami istri dan satu orng pemuda yang mungkin 1 tahun dibawahnya.