"Aku ingin berbicara serius dengan kalian" ucap Galang.
Mereka menoleh, kemudian mendekat mendengar nada serius yang keluar dari mulut sahabatnya itu.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya kenzo serius.
Galang mulai menjelaskan "kata istriku kemarin teman anak - anak datang menjenguk baby. Salah satu diantara mereka memiliki wajah yang sangat mirip dengan baby. Namanya Ares. Dia satu sekolah dengan putra kita. Aku sudah menyelidiki anak itu, menurut informasi yang aku dapat anak itu salah satu putra dari keluarga Bagaskara".
"Kalian bisa lihat informasi itu" sambungnya melempar map coklat yang berisi informasi keluarga Bagaskara.
Mereka mulai membaca bergantian, Rahangan 2 orang pria itu mengeras. "Bajingan, ternyata mereka keluarga baby" ucapnya Levon tertahan.
"Ya seperti yang kalian lihat, kemungkinan mereka keluarga baby" jawab Galang.
"Lalu mengapa mereka tidak mencari keberadaan baby? Bukan kah di situ tertulis jika putra bungsu mereka hilang?"
Mereka terdiam memikirkan pertanyaan Kenzo.
Lama terdiam Galang bersuara "aku rasa ada yang mereka sembunyikan".
"Jika memang mereka benar keluarga kandung baby, kita harus memastikan semuanya. Aku tidak ingin baby terluka sedikit pun" ujar Karissa.
"Ya, aku tidak ingin baby ku terluka karena keluarga itu" sambung Nadia.
Mereka semua mengangguk "Baiklah kami akan mencari informasi lebih lanjut. Aku harap kalian menyembunyikan ini dari Galen, Ken, Laskar dan terutama Baby." pinta Galang kepada istri dan sahabatnya.
"Kalian pergilah kekamar, nanti sore kita harus menemani baby."
Mereka berjalan memasuki kamar mereka.
***
Dikamar rafa mereka tertidur pulas mungkim lelah wk. Rafa berada di tengah tengah galen dan ken. Sedangkan laskar berada di samping ken. Pemuda satu itu kalau tidur sangat lah brutal. Dari posisi kepala diatas kemudian pindah kebawah, kaki di letakan di atas perut ken. Tangan diletakan di muka ken dengan mulut yang terbuka.
Ken merasa tidurnya terusik langsung menendang laskar kemudian melanjutkan tidurnya memeluk rafa.
"ADUHHHHHH, PANTAT BOHAYYY GUEEE" teriak laskar sambil mengelus bokongnya.
"Ken sialan"
Laskar naik kembali ke atas ranjang, dan mendorong ken hingga terjatuh. Ken yang tak terima menarik laskar kembali hingga terjadi keributan.
"Lo apaam si kar, ganggu." desis ken tajam.
"eh kutil lo duluan ya yg dorong gue, kasian bokong gue jadi kempes gara-gara jatoh"
"oh" ucap ken singkat kemudian naik kembali dan tidur lgi.
Laskar melihat ken yang merasa tak bersalah mengumpati pemuda itu dengan mengabsen para teman temannya yang ada dikebun binatang.
"Hufttt orang sabar di sayang Bunda" gumamnya mengelus dada. Ia melanjutkan mimpi nya di sofa kamar rafa.
.
Sore harinya, Rafa turun dari kamarnya dengan muka cemberut. Ia sangan sebal pada mommy dan bundanya. Andai ia yang memilih pakaian yang akan digunakan nya, pasti ia tidak perlu menunggu sampai 1 jam. Mommy dan Bundanya berdebat memilih pakaian untuk dirinya. Dari warna nya jelek, tidak cocok untuk baby, terlalu norak, dan masih banyak lagi.
"Sini nak" ucap Kenzo. Rafa berjalan mendekati kenzo. Kenzo mengecup kedua pipi gembil putranya.
"Sudah siap?" tanya Levon.
"Ayoo ayah kita berangkatt" seru rafa semangat, sepertinya dia sudah melupakan kejadian dikamar tadi hihi.
Mereka tersenyum, kemudian memasuki mobil masing-masing.
Didalam mobil Kenzo dan Nadia, Rafa berceloteh ria "Daddy nanti kita ke time zone ya, rafa ingin bertanding basket sama abang Galen"
Nadia menoleh kebelakang "iya sayang" ucapnya tersenyum.
Kemudian dia memberikan satu buah susu kotak, dan Beberapa cemilan agar putranya itu diam. Benar saja rafa menerima dengan senang hati dan fokus kepada makannnya. Kenzo yang melihat itu tersenyum tipis 'Daddy harap kamu tetap berada di samping daddy' -batin kenzo.
Setelah menempuh waktu kurang lebih 30 menit, 4 mobil sport memasuki kawasan Mall tersebut. Rafa turun dari mobil dan berlari menuju 3 abang nya.
"bang galen nanti harus tanding basket sama rafa di time zone ya!"
"Bang ken kita juga harus balapan!"
Kemudian Rafa berjalan diapit Galen dan Kenzo, meninggalkan laskar yang masi terdiam"lah terus gue ngapain?" tanya nya pada diri sendiri. Dia berlari mengejar mereka.
"Cil terus gue ngapain?"
Rafa mengendikan bahu acuh.
"Cil ko gitu sama gue" ucap laskar menggerutu pelan.
Kasihan sekali nasib laskar wkwk, dicuekin sang adik hihi.
'gak gak bisa ini ga bisa di biarin.' -batin laskar.Laskar memulai dramanya "Yauda kalo gitu gue pulang aja deh" dengan gaya ngambek gitu.
Hal itu membuat langkah rafa terhenti, kemudian berbalik dan berlari kearah laskar "Abangg gitu aja ngambek, rafa cuma bercanda tau. Jangan pulang yaa" pinta rafa dengan mata berkaca - kaca.
Laskar gelagapan sendiri melihat adiknya menangis "E-eh iya iya abang ga jadi pulang, cup cup jangan nangis lagi" bujuk rafa
"Janji ya jangan pulang" mengacungkan jari kelingkingnya.
"iya janji"
"yauda let's go kita ke time zone" seru laskar mengangkat rafa kegendongannya. Kemudian berlari kecil membuat rafa tertawa bahagia.
Galen, dan keenan menggeram marah bisa - bisanya laskar mendrama seperti itu, tapi dia juga bahagia ketika melihat rafa tertawa.
Para orang tua yang melihat itu tersenyum "Aku berharap rafa akan selalu bahagia" ucap karissa pelan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael {SUDAH TERBIT}
Teen FictionRafael Delvin atau kerap disapa Rafa, Pemuda tampan yang memiliki wajah yang menggemaskan. Hidup dan besar dia Panti Asuhan membuatnya mengerti dan merasakan arti kesedihan dan kebahagian. Dilindungi dan dijaga oleh orang - orang baik yang mengangga...