Keyno menggeram marah, ia mendapat sebuah pesan ancaman dari seseorang.
'Bagaimana jika putra sulungmu mengetahui rahasiamu? Oh tidak - tidak atau mungkin semua orang terutama rekan bisnis mu? Bukankah Bagaskara dikenal dengan citra yang baik? Bagaimana reaksi mereka jika mengetahui fakta yang disembunyikan oleh Keyno Bagaskara.' begitu lah kira - kira isi pesannya.
Mungkin jika hanya pesan ancaman saja ia tidak akan peduli, tapi saham perusahaannya juga Anjlok dan itu membuatnya Frustasi.
Levon tertawa puas, sedikit permainan membuat musuhnya kalang kabut. Jika mereka kembali berulang tak akan segan - segan levon membocorkan fakta yang ada kepada putra sulung Bagaskara, dan itu akan membuat mereka hancur dengan sendirinya.
***
Rafa terbangun 'Gue dimana lagi, kan gue mau sekolah kenapa malah tidur' batinnya.
"Abanggg, laper"
"Adek mau makan apa? Biar abang pesenin"
"Mau kekantin abanggg"
"Disini aja yaa makannya"
"Gamauu abanggg"
"Oke oke ayo kita kekantin. Nanti abang Kabarin yang lain". Ucap ken. Saat ini hanya ken yang menunggu rafa.
Mereka berjalan beriringan dengan tangan Rafa yang digenggam oleh ken. Rafa tak peduli yang terpenting ia butuh asupan saat ini.
Saat akan duduk tangan rafa digengam oleh seseorang. Rafa menoleh tangannya bergetar hebat, ken yang baru saja langsung menepis tangan orang itu. Mengangkat rafa dan sedikit menengkannya.
"Mau lo itu apa si"
"Gue cuma mau minta maaf sama Adek gue"
"Dia Adek gue bukan adek lo" ucap ken tajam. Ia akan membawa rafa pulang saja, tak aman jika berada disekolah banyak iblis.
Ares menatap Nanar punggung mungil itu, ribuan kata maaf terus ia ucapkan agar adik kecilnya kembali kepelukannya'
"Stt tenang baby ada abang. Kita pulang saja ya, mommy dan bunda pasti masak makanan kesukaan baby"
Rafa mengangguk, ia masih sangat takut jika berdekatan dengan Ares. Mobil Sport yang ken kendarai melaju cepat membelah jalanan ibu kota. Tak butuh waktu lama untuk tiba dimansion.
Ia mengangkat adiknya dan membawa masuk "Mommy, bundaaa" Seru ken.
"Loh ken ko udah pulang?" tanya Karissa.
"Biasalah bun, sampah masyarakat" ucap ken santai.
"Oh iya rafa lapar katanya wkwk"
"Wah baby lapar?" tanya karissa. Rafa mengangguk lucu.
"Kalo gitu let's go baby"
"Bun Aku kayanya balik kesekolah aja ya"
"abang disini ajaaa, r-rafa takut" cicit rafa pelan.
Ken tak tega langsung mengnurutin keiinginan rafa.
.
Sudah beberapa hari ini Galaska terus memikirkan Rafa. Entahlah apa yang terjadi dengan adik kecilnya. Untuk memastikan ia akan menelfon ares, dia kan satu sekolah dengan Rafa.
"Hallo Res"
"i-iya bang. Ada apa"
"kamu lagi sama Rafa ga?"
"e-em anuu rafa lagi nemenin Galen bang"
Galaska menyengrit binggung, kenapa Ares berbicara gugup seperti itu?
"kamu kenapa ngomongnya gugup gitu? Kamu nyembunyiin sesuatu dari abang?"
"Enggak. Enggak ga ada apa apa ko bang"
"Yasudah kalo gitu, nanti abang hubungi lagi"
Tuttt tuttt tuttt
Galaska semakin merasakan sesuatu yang tidak beres. Ia harus segera menyelesaikan semuanya. 'Tunggu abang dek, dikit lagi' batin gala.
***
"pa, Rafa bakal balik lagi kesini??" tanya Gavin.
"Iya sayang, tapi ga sekarang. Sekarang Papa sama Mama mau fokus ke kamu dulu"
"Gausah sih pa, biarin aja dia disana. Disini juga dia cuma numpang tidur buat apa ga berguna" jawabnya sewot.
"Gabisa gitu nak, rafa kan Anak Papa sama Mama juga" ujar Aileen. Sebenarny mereka juga tidak ingin membawa anak itu kembali kemansion ini. Tapi karena gala belum mengetahui semuanya, mereka memutuskan akan membawa rafa kembali."Papa sama Mama sekarang kenapa si Belain dia terus. Aku lebih kenal Papa mama jauh sebelum dia."
"Biarin aja Dia disana atau Gausah ngomong sama Gavin" Teriak gavin
"GAVIN" bentak keyno.
"P-papa bentak aku? Hiks" air matanya meluruh.
"Maaf sayang, papa ga niat bentak kamu" ucap keyno menyesali perbuatannya.
"Papa jahat. Papah berubah" pekik gavin, ia berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
"Papa si kenapa bentak Gavin coba" Kata Aileen kesal.
"Ya papa kelepasan".
"Gara - gara anak itu kita jadi bertengkar. Memang anak itu pembawa sial." ucap Aileen. Kemudian ia berjalan meninggalkan keyno sendiri. Ia akan menenangkan putranya.
Gavin memang sudah pulang dari rumah sakit, kondisinya juga sudah lumayan pulih. Hanya tinggal menunggu luka Jaitnya mengering.
.
Dikamar Gavin menangis tersedu - sedu. "GARA - GARA LO PAPA MAMA NGEBELA LO. ABANG JUGA. LO NGEREBUT KEBAHAGIAN GUE RAFA HIKS"
"SEHARUSNYA LO GAPERLU HADIR DIKELUARGA INI LAGI. KALO PERLU LO MATI HIKS"
"GUE BENCI LO RAFAAA" teriak gavin.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael {SUDAH TERBIT}
Novela JuvenilRafael Delvin atau kerap disapa Rafa, Pemuda tampan yang memiliki wajah yang menggemaskan. Hidup dan besar dia Panti Asuhan membuatnya mengerti dan merasakan arti kesedihan dan kebahagian. Dilindungi dan dijaga oleh orang - orang baik yang mengangga...