Rafael Delvin atau kerap disapa Rafa, Pemuda tampan yang memiliki wajah yang menggemaskan. Hidup dan besar dia Panti Asuhan membuatnya mengerti dan merasakan arti kesedihan dan kebahagian. Dilindungi dan dijaga oleh orang - orang baik yang mengangga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah acara makan tadi Galen, Ken, Laskar, Arsen, Zayn, dan lio Pamit. Mereka akan kembali sore nanti. Saat ini hanya tersisa. Tiga perempuan paruh baya yang masih terlihat sangan cantik. Galang, kenzo, dan Levon juga pergi kekantor karena ada pekerjaan yang tak bisa ditinggal.
"Mommy ayo pulangg ajaa" rengek rafa.
"No sayang, demam kamu juga belum turun"
"Mommy mah ga seruuu"
Rafa beralih meminta pertolongan bundanya "Bunda pulang aja ya, rafa ga betah disini"
"Tunggu diizinin dokter ya sayang" jawab Karissa lembut.
"Tau ah kita kemusuhan" ucap rafa. Ia membalikan badannya membelakangi mommy dan bundanya.
Tok tok tok
Alena berjalan untuk membuka pintu "Cari siap... a? " wajahnya menjadi datar.
"Mau apa kalian kesini?"
"Maaf jeng, saya mau menjenguk Anak saya rafa".
Rafa yang mendengar suara yang sangat dikenali mendadak pucat, keringat dingin bercucuran. Ia seperti orang yang ketakuan.
"baby tenang lah, ada Mommy dan Bunda nak" Ucap nadia menenangkan.
Karissa yang sudah tak tahan menyusul Alena 'Rupanya Mereka yang datang' batinnya.
"Untuk apa? Rafa tak ingin bertemu kalian. Pergilah" usir Karissa.
"Saya cuma ingin bertemu Rafa anak kandung saya kalian jangan menghalangi dong"
"tidak ada yang menghalangi, rafa sendiri tidak ingin bertemu kalian"
"Bohong saya orang tua kandung rafa. Dia sangat menyayangi kami" ucap Aileen kekeh.
"Tuan, silahkan pergi dari sini atau saya akan memanggil security"
"sayang sudah kita pergi saja. Ingat saya akan tuntut kalian" ancam keyno.
Ancaman itu tentu saja tidak akan berpengaruh untuk mereka "Haha silahkan, saya tunggu surat panggilannya tuan" ucap karissa tersenyum miring.
Mereka kembali masuk, melihat rafa seperti orang ketakutan "ada apa dengan rafa Nad?"
"Ntah lah, saat dua orang itu datang rafa seperti ini"
"Aku panggil dokter dulu"
Tak lama dokter dan suster masuk untuk memeriksa keadaan rafa. Dokter menyuntikan sesuatu agar Rafa dapat beristirahat.
"Sepertinya Rafa trauma. Usahakan supaya rafa menghindari sesuatu yang membuat trauma itu kambuh"
"Baik dok terima kasih. Sepertinya kami akan membawa rafa pulang. Apakah boleh?"
"Boleh nyonya. Kondisi rafa sudah stabil, hanya tinggal menunggu demamnya turun"
"Baiklah kalau begitu saya pamit" sambung dokter itu.
Alena akan mengurus administrasi, mereka memutuskan membawa rafa pulang agar tidak ada manusia iblis yang mengganggu putranya.