Pemuda tampan tengah tergesa - gesa. Di hari pertama masuk Sekolah Menengah Atas, ia sudah terlambat. Ia melirik jam dinding yang terpasang sempurna dikamarnya. Jam menunjukkan 06.45 itu artinya ia hanya memiliki waktu 15 menit lagi."ini semua gara - gara jam pokoknya. Udah tau gue telat tapi kenapa ga bangunin coba." dumel pemuda itu.
Setelah siap, ia langsung pergi kesekolahnya. Ia berharap agar pintu gerbang tidak tertutup sampai ia tiba. Hanya membutuhkan beberapa menit untuk sampai ke sekolah barunya.
Sepertinya Dewi Fortuna hari ini sedang berbaik hati. Terbukti waktu sudah menujukan 07.05 tapi pintu gerbang belum tertutup.
"Yesss, gue harus cepet - cepet biar ga ketauan"
Pemuda itu dengan gesit mengendap - endap tanpa ada yang mengetahui jika ia baru saja tiba. Dia mencari - cari ruang Kepala Sekolah. Gotchaaa ketemu.
Tok tok tok.
"Masuk"
Dia menyembulkan kepalanya "Permisi pak."
"Eh Nak Rafa ya" ucap kepala sekolah. Kepala sekolah yang diketahui beernama Rudy itu berjalan menghampiri Rafa.
"Ia pak" Jawab Rafa sopan.
"Kalau gitu ikut bapak ke kelas kamu ya" ucap kepala sekolah. Rafa berjalan disamping kepala sekolah dengan tangan yang bergandengan. Sebenarnya kepala sekolah yang menggandengnya.
"Pak saya bukan anak kecil loh, masa digandeng - gandeng si" protes Rafa.
Kepala sekolah tertawa kecil "ah maaf maaf, kamu itu lucu sekali." ujar kepala sekolah, tapi pak Rudy sama sekali tidak melepaskan gandengan tangannya. 'Anak baik ga boleh marah' batin Rafa.
XI IPS 1tok tok tok
"Permisi bu" ucap kepala sekolah sopan.
"Ah iya pak, ada yang bisa saya bantu? "
"Saya mau mengantarkan murid akselerasi bu"
"baik pak, sini nak masuk"
"kalau begitu saya pamit bu"
Guru itu mengangguk "Anak - anak kita kedatangan murid baru. Ayo nak perkenalan nama mu"
"Hello, nama gue Rafael Delvin. Jangan naksir gue ya, soalnya umur gue masih 15 tahun. Udah itu aja ah" ucap rafa.
"ya ampunnn gemooiii"
"fixss dia jadi kesayangan gue"
"Dedek rafa duduk sama kaka aja"
"liat pipinya duh jadi pengen cubitt"
"Sudah - sudah Rafa kamu duduk disamping Laskar ya.laskar angkat tangan" pinta sang guru.
Laskar dengan senang hati mengangkat tangannya, ia sudah lama sekali duduk sendiri. Dan sekarang ada yang duduk dengannya bocah gemes lagi.
Rafa berjalan kemeja yang ditempati Laskar. "Boleh duduk? " tanya rafa.
"Boleh boleh, sini cil duduk" Ujar laki - laki itu sambil menepuk bangku kosong disebelahnya.
"Gue udah besar bukan bocil" dengus Rafa.
"Lo itu bocil, masih 15 Tahun" ucap Laskar lagi.
"Seterah deh" Rafa cemberut. Rafa tak lepas dari pandangan 3 laki laki yang berada disamping dan belakang kursinya. 3 laki laki itu menahan gemas pada Rafa.
Jam pelajaran berlangsung dengan tenang. Setelah waktu habis, guru keluar dari kelas.
"Cil kita belom kenalan"
"Gue Laskar Abrism Parviz"
"Yang mukanya datar banget itu temen gue namanya Galen Altezza Rajendra" tunjuk Laskar.
"Kalo yang itu Keenan Kavindra Bramantio" Laskar beralih menunjuk Keenan.
Rafa mengangguk angguk. "Mulai sekarang lo jadi adik gue titik" ucap Laskar sepihak.
"Ih gamau punya abang kaya lo jelek, mending sama Bang Galen atau bang Kennan."
Galen dan Keenan tersenyum samar, Rafa sangat menggemaskan. Galen bangkit dan menarik pelan tangan rafa ua akan membawanya kekantin. Diikuti Kennan yang berjalan disamping Rafa.
"Woi Galen, Kennan jangan bawa adek gueee" pekik Laskar.
"Berisik" jawab mereka.
Tapi tak lama Laskar tersenyum, ia sangat bahagia bisa bertemu Rafa. Pasti teman - temannya juga senang. Kemudian ia segera menyusul mereka.
"Hadirnya lo ditengah - tengah kita membuat hari - hari gue dan sahabat gue lebih berarti. Gue bisa merasakan apa yang kita harapkan sedari dulu. Dan semua itu ada di lo, mulai detik ini gue janji akan selalu ngelindungi lo. Adik maniz hihi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael {SUDAH TERBIT}
Ficção AdolescenteRafael Delvin atau kerap disapa Rafa, Pemuda tampan yang memiliki wajah yang menggemaskan. Hidup dan besar dia Panti Asuhan membuatnya mengerti dan merasakan arti kesedihan dan kebahagian. Dilindungi dan dijaga oleh orang - orang baik yang mengangga...