Rafael Delvin atau kerap disapa Rafa, Pemuda tampan yang memiliki wajah yang menggemaskan. Hidup dan besar dia Panti Asuhan membuatnya mengerti dan merasakan arti kesedihan dan kebahagian. Dilindungi dan dijaga oleh orang - orang baik yang mengangga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sore hari ini, rafa sudah berada di perkarangan mansion bagaskara. Setelah kejadian tadi pagi, mereka menghabiskan waktu bersama. Galen menelfon Ares untuk menjemput rafa ke mansion. Tentu saja Ares sangat senang, akhirnya adiknya itu akan kembali kemansion yang seharusnya ia tempati.
"Sayang kamu sudah datang" ucap wanita paruh baya mendekat.
"S-sudah tante" ucap rafa gugup.
"Mama, panggil mama"
"i-iya ma-ma".
Aileen tersenyum "Kalo gitu kita tunggu papa diruang keluarga ya, sebentar lagi papa sampai" ujar aileen membawa Rafa masuk.
Tap tap tap...
Semua menoleh "itu papa dateng"
"Akhirnya kamu mau tinggal bersama kami nak" ucap keyno.
"Iya p-pa"
"Oh iya ayo masuk, mama panggil Gala dan Gavin dulu kalian pergilah keruang keluarga"
Keduanya mengangguk. Berjalan beriringan. Tak ada yang memulai pembicaraan.
"Adekkkk" rafa yang tak siap hampir saja terhuyung kebelakang untungnya ia sedang duduk di sofa.
"Adek ini abang galaa, akhirnyaa kamu mau tinggal disini" ujar gala ia memeluk kembali adiknya.
"Gavin ini rafa abang kamu, dia bakal tinggal disini bareng kita" jelas Aileen. Gavin memutar matanya malas "oh" kemudian gavin kembali kekamarnya.
'sepertinya gavin ga suka gue tinggal disini, tapi bodoamat lah gue anak kandung. Lagian gue juga cuma sementara' batin Rafa.
"Oh ia son, sementara kamu tidur dikamar samping kamar gavin ya. Papa belum merenov kamar yang akan kamu pakai. Papa fikir kamu tidak ingin tinggal disini. Kamar kamu dulu sudah dipakai gavin. Kalau kamu tidak mau, kamu bisa tidur bersama gala atau ares"
"Adek tidurr sama abang ajaa yaaaaa"
"gausah bang, rafa gapapa tidur dikamar itu ko"
"hmm, yauda deh. Tapi besok tidur sama abang gala ya?"
Rafa mengangguk. Sedari tadi Gavin melihat semuanya, melihat bagaimana gala sangat menyayangi dan merindukan Rafa dan Gavin tidak suka itu. Biasanya abangnya itu akan memanjakannya, tapi sekarang Semua terfokus pada rafa.
Ares memperhatikan gerak - gerik gavin. Ia tahu bahwa adiknys itu tidak suka dengan keberadaan rafa. Tapi ini juga untuk dirinya bukan? Ares tidak ingin mengorbankan siapa pun, tapi ares juga tidak ingin melihat mamanya menangis seperti kemarin.