Hendery berusaha mengatur nafasnya sambil terus memperhatikan mobil toyota silver yang membawa Lala pergi. Plat nomor yang terpasang di mobil itu rasanya tidak asing bagi Hendery. Dan dia juga baru menyadari ada label agensi yang menempel di kaca belakangnya.
Hendery membulatkan matanya, dia berlari kembali menuju rumah dan segera memberitahukan apa yang dilihatnya tadi kepada yang lain. Untungnya mereka masih berada di teras karena menunggu Hendery yang tiba-tiba saja berlari bahkan tanpa memakai alas kaki.
"Lala dianter sama Max?" Tanya Hendery dengan paniknya.
"Engga deh, Max kemarin bilangnya lagi cuti." Jawab Kun.
"Kayanya tadi ibunya Lala teleponan sama jasa rental mobil." Tambah Xiaojun.
Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri gerbang rumah mereka, "Permisi, apakah disini ada Ibu Dong?"
Lucas menunjuk ke arah perginya Lala bersama keluarganya tadi, sedangkan yang lain menjadi sangat panik karena mengetahui bahwa mobil yang seharusnya mengantar Lala baru datang sekarang.
"Der, Lo inget gak sama plat nomornya?" Tanya Kun.
"Inget banget! Gila, otak gua akhirnya berguna juga." Puji Hendery kepada dirinya sendiri.
"Tern, jagain rumah sama dua orang yang lagi tidur itu ya. Kalau mereka bangun, suruh pergi aja ke bandara." Kun memberi pesan kepada Tern, dan dua orang yang dimaksud Kun itu adalah Ten serta Yangyang.
Kun, Lucas, Xiaojun, dan Hendery yang kini sudah mengambil sendalnya bergegas pergi bersama mobil yang dipesan oleh Ibunya Lala. Mereka terlebih dahulu bergerak ke jalan menuju bandara, tapi Hendery menentang ide itu dan dia memberi saran untuk pergi saja ke tempat interogasi yang dahulu pernah mereka datangi.
Namun menurut Kun, tidak mungkin pihak agensi membawa juga ibu serta adiknya Lala kesana. Jika seperti itu, maka akan semakin banyak orang luar yang mengetahui tempat tersebut.
Akhirnya mereka memilih untuk pergi dulu ke bandara dan semoga bisa menemukan mobil yang membawa Lala itu di jalan walaupun kemungkinannya sangat nihil.
Sepanjang perjalanan, Hendery terus mengoceh dan berkata bahwa keputusan itu hanya membuang-buang waktu dan sudah pasti Lala tidak akan ada disana.
Xiaojun sampai harus menyumpal mulut Hendery dengan bantal yang ada di mobil itu, sang supir hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka.
"Maaf ya pak." Ucap Kun yang malu.
Sementara itu, dua orang yang masih bermimpi akhirnya terbangun di waktu yang hampir bersamaan. Mereka hanya melihat Tern di ruang kumpul yang sedang berjalan bulak-balik seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu.
"Yang lain kemana?" Tanya Yangyang.
"Lagi cari Lala." Jawab Tern sambil masih berjalan bulak-balik.
Ten mengerutkan keningnya, "Lala kemana lagi sampai dicariin?"
Tern mulai menceritakan kejadian dari pagi tadi sampai ketika mereka mengetahui bahwa Lala bersama ibu dan adiknya dibawa oleh mobil lain. Tentu saja Yangyang langsung panik dan memaksa Ten untuk ikut mencari Lala.
"Kun tadi suruh kalian ke bandara aja." Ucap Tern tapi Yangyang membantah. "Lala gak mungkin disana, mereka pasti bawa Lala ke tempat lain!"
"Negatif thinking mulu Lo. Kita ikutin aja perintahnya Kun." Ten tampak lebih serius daripada biasanya. "Kita pergi dulu, Lo juga jangan kemana-mana." Kata Ten kepada adiknya.
Pasukan Kun sampai di bandara, mereka mengamati setiap sudut bandara dari dalam mobil yang masih berjalan pelan.
"Ini mau pada turun dimana?" Tanya sang supir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Cat; Holiday | WayV✓
Fanfiction"Lala, jujur aja sama aku. Kamu gak pernah datang ke desa itu kan?"