Mobil yang ditumpangi Yuna melaju menjauhi Yangyang. Walaupun begitu, pandangan Yuna tetap mengarah kepada Yangyang dan menatap penuh iba ke arahnya.
Apa yang dilihat Yangyang saat itu memanglah benar, ada sebuah kamera yang diletakkan di dasbor depan mobil.
Kamera itu sengaja diletakkan disana karena ada tujuannya, para kru dari agensi Yuna mencoba untuk membuat berita baru tentang keduanya.
"Kerja bagus, Yuna." Puji si manager yang duduk di bangku depan.
Yuna tampak tidak senang, dia tau hal itu sangatlah salah dan tidak seharusnya dia lakukan. Tapi tekanan yang diberikan agensinya membuat Yuna terpaksa melakukan hubungan palsu dengan Yangyang.
Mentalnya tersiksa, dia terus memikirkan perasaan Lala sepanjang perjalanan menuju rumah. Yuna takut Lala akan salah paham ketika melihat interaksi antara dirinya dengan Yangyang di majalah maupun berita gosip.
Yuna tidak ingin menjadi penghancur hubungan mereka berdua.
"Minggu depan, kamu sama Yangyang bakal pura-pura kencan di cafe. Jadwal pastinya nanti dikasih tau." Ucap si manager dengan santainya.
Ekspresi wajah Yuna mulai berubah, rasanya apa yang dilakukan si manager sudah terlalu jauh.
"Aku gak kuat, rasanya aku mau nangis setiap baca hate comment dari fans nya Yangyang. Padahal sebenernya aku gak pernah pacaran sama dia, sampai kapan aku harus pura-pura?!" Yuna pun menumpahkan semua amarahnya kepada si manager.
Tapi tak ada tanggapan dari depan sana, omongan Yuna tidak pernah didengar dan dianggap hanya seperti angin lalu.
Yuna tidak bisa menahan air matanya lagi, dia menangis sejadi-jadinya di dalam mobil dan si manager maupun supirnya tidak berusaha untuk menenangkan Yuna.
Satu ide melintas di pikiran Yuna, dia tidak akan bisa terus-menerus memohon bantuan kepada pihak agensi.
Jika rencana ini ingin dia hentikan, maka dia harus meminta bantuan dari orang lain.
Orang lain yang dipikirkan oleh Yuna itu adalah Lala. Dia berharap Lala bisa membantunya memberitahu publik bahwa semua hubungan antara dirinya dengan Yangyang hanyalah kepalsuan.
Bagaimana caranya itu belum Yuna pikirkan, yang penting dia harus bertemu dengan Lala lagi dan membicarakannya bersama.
Tapi Yuna tidak tau, esoknya Lala sudah harus pergi dari Korea dan kembali ke kampung halamannya di China.
Kun, Ten, Winwin, Lucas, dan Hendery menatap heran ke arah Yangyang dan Lala yang baru saja sampai di rumah.
Tidak sampai setengah jam, kedua orang itu sudah kembali lagi dan tampak semakin akrab.
"Cepet banget? Pergi kemana aja?" Winwin bertanya seperti seorang paman yang sangat protektif kepada keponakannya.
"Gak kemana-mana ge, kita ketemu di belokan terus pulang lagi kesini." Balas Yangyang lalu diangguki oleh Lala.
"Terus itu jaket siapa?" Ten menunjuk ke arah jaket tebal di lengan Yangyang.
"Lha iya, perasaan Lo pas keluar gak pake jaket deh." Tambah Hendery.
"Oh ini jaketnya Yuna."
Kelima pemuda itu mendadak heboh ketika mendengar nama pemilik jaket tersebut.
Suara yang paling kencang tentunya berasal dari Lucas, dia berteriak sangat histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Cat; Holiday | WayV✓
Fanfiction"Lala, jujur aja sama aku. Kamu gak pernah datang ke desa itu kan?"