03 - Penyusup

6.9K 1.5K 340
                                    

Paginya Lala membuka mata dengan sangat berat, tubuhnya terasa lemas dan pegal. Mungkin itu karena efek samping dari menaiki pesawat untuk pertama kalinya atau Lala hanya terlalu lelah hingga seluruh badannya sakit.

Walaupun begitu Lala berusaha bangkit dan membuka matanya, sementara itu perutnya terus berbunyi seperti ingin diberi makan.

Dengan mata yang masih setengah menutup, Lala pun berjalan tertatih-tatih menuju tangga.

Ketika baru menuruni satu anak tangga, Lala terkejut karena mendengar sebuah benda jatuh dari lantai satu.

Seharusnya tidak ada siapapun di rumah selain dirinya, tapi di pikiran Lala muncul sosok pamannya yang mungkin saja sedang mengunjunginya pagi itu.

Lala pun bergegas menuruni tangga dan benar saja, ada seseorang sedang berdiri membelakangi Lala di dapur.

Pemuda itu terdengar memotong-motong sesuatu sambil merintih kesakitan.

Dari siluet punggungnya pun Lala tau itu bukanlah pamannya. Karena bahunya tampak sangat lebar dan badannya juga sangat tinggi.

Oleh karena itu, Lala merasa takut sekaligus waspada dan dia langsung mengambil sebuah sapu yang berada di samping tangga.

Dia mengendap-endap mendekati si pemuda dan berusaha tidak mengeluarkan suara apapun.

Tinggal lima langkah lagi Lala bisa memukul kepalanya, tapi tiba-tiba pemuda itu berbalik dan membuat Lala menjadi lebih terkejut lagi.

"Lala, udah bangun?"

"Lucas?" Lala malah bertanya balik.

Pemuda bernama Lucas itu tersenyum bahagia ketika Lala menyebut namanya.

Melihat ekspresi wajah Lucas, Lala menyadari bahwa dirinya tidak sengaja membuat pemuda itu berpikir bahwa dirinya adalah Lala yang telah meninggal lima tahun lalu karena langsung mengetahui nama Lucas seperti sudah berkenalan sebelumnya.

"Beneran ini Lucas?" Lala segera mengoreksi perkataannya dan membuat Lucas kebingungan.

"Iya, bener." Jawab Lucas pelan.

Lala mengulurkan tangan kepada Lucas sambil tersenyum polos seperti baru pertama kali bertemu dengannya.

"Kenalin, aku keponakannya paman Winwin. Nama ak-"

"Udah kenal, gak usah sebut nama lagi." Potong Lucas namun membalas uluran tangan Lala itu dan tersenyum ramah.

Lala menoleh ke arah genggaman tangan Lucas karena dia merasa ada sesuatu yang mengalir basah di jarinya.

"Lucas! Itu telunjuknya berdarah!" Teriak Lala panik.

Lucas ikut menoleh ke arah jari tangannya dan dia pun ikut panik. "Lah iya anjir!"

Dia melepaskan genggaman tangannya dari Lala dan membersihkan darah itu dengan menggunakan air keran.

Lala masih mematung dengan mulut menganga, padahal di jarinya pun kini terdapat bercak darah Lucas.

"Kayanya gegara tadi kena pisau deh." Kata Lucas sambil masih membersihkan lukanya.

"Jangan-jangan tadi itu suara pisau yang jatuh?" Tebakan Lala diangguki oleh Lucas.

"Maaf ya bikin Lala bangun gegara suara pisau itu." Lucas menatap Lala dengan ratapan bersalah.

"Gak apa-apa, kebetulan udah bangun kok hehe."

Kini pandangan Lucas beralih ke arah sapu yang sedang dipegang oleh tangan kiri Lala.

"Wah hampir aja aku kena gebuk." Ocehnya sambil menatap ngeri ke arah Lala.

Pretty Cat; Holiday | WayV✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang