38 - Perginya Yangyang

2.7K 622 41
                                    

Jarum jam tepat berada di pukul dua belas, sudah sangat larut tapi para anggota WayV belum juga pulang ke rumahnya.

Mereka masih terus berlatih dan kini memutuskan untuk beristirahat sejenak.

Ten menyalakan ponselnya yang langsung menampilkan gambaran wajah Lala yang merupakan hasil karyanya beberapa waktu yang lalu, dia menatap layar ponselnya itu sambil tersenyum selama beberapa detik.

"Wih, bagus banget." Tiba-tiba Kun mengintip dari belakang Ten dan memuji gambarannya.

Bukannya berterimakasih, Ten malah segera menyembunyikan layar ponselnya agar tidak dilihat lagi oleh Kun.

"Santuy kali." Ucap Kun sambil mendelik dan berlalu pergi.

Setelah tidak ada siapapun lagi yang memperhatikannya, Ten buru-buru menyalakan lagi layar ponselnya itu lalu membuka aplikasi Twitternya.

Dia mengklik kolom tagar trending untuk mengecek berita terbaru, betapa terkejutnya dia ketika melihat ada nama Yangyang di jajaran tagar trending tersebut.

Belum sempat Ten mengecek apa yang membuat nama Yangyang berada di jajaran tagar trending, tiba-tiba saja pandangannya beralih ke arah pintu ruang latihan.

Dia melihat Max muncul dari balik pintu tersebut, Max langsung mengarahkan matanya kepada Yangyang yang sedang duduk di dekat pintu.

Max seperti menyuruh Yangyang dengan lirikan mata untuk mengikutinya keluar dari ruang latihan.

Yangyang menurutinya, dan sebelumnya dia meraih tas punggungnya yang tergeletak di lantai.

Dari kejauhan, Ten menatap penuh curiga ke arah kedua orang itu.

Namun bukan hanya Ten, Winwin yang berada di ujung lain ruangan pun sama-sama menaruh curiga kepada Yangyang dan Max yang tiba-tiba pergi.









Pukul dua malam, para anggota WayV pulang ke rumah mereka tanpa Yangyang karena pemuda itu belum juga kembali semenjak pergi bersama Max.

Di sepanjang jalan menuju rumah, Kun terus bertanya kemana perginya Yangyang.

Sayangnya, tidak ada satupun yang menanggapi karena mereka semua terlalu lelah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Kun.

Alhasil, Kun seakan-akan berbicara dengan dirinya sendiri.

Sesampainya di rumah, mereka melihat Lala sedang duduk di kursi meja makan dengan satu tangan berada di atas meja dan kepalanya dia taruh di atas tangannya itu.

Matanya terpejam dan mulutnya sedikit terbuka, ada air liur yang keluar dari mulutnya dan membasahi lengan bajunya.

Hendery berusaha menahan tawa melihat Lala yang tertidur pulas sampai tidak sadar akan kedatangan mereka semua.

Sementara itu, Lucas menyuruh Hendery untuk tidak berisik dan mendorongnya ke arah tangga, Lucas bermaksud mengusir Hendery dari lantai satu agar tidak menggangu tidurnya Lala.

Kun dan Xiaojun ikut bersama dengan Hendery ke lantai dua sedangkan Ten, Winwin, dan Lucas masih berada di lantai satu.

Ten berjalan menuju pintu kamarnya dan membukanya perlahan sambil mengintip melalui celah pintu yang terbuka.

Dia mengecek keadaan Tern dan Toph yang sedang tertidur di atas kasurnya.

"Ge, tidur bareng gua aja." Bisik Lucas yang ternyata ikut berdiri di belakang Ten dan melihat Tern yang tertidur.

Ten langsung menutup pintu kamar dan mengusir Lucas dari depan kamarnya, dia takut Lucas menyusup masuk ke dalam kamar itu.

Saat Lucas berjalan menuju tangga, Winwin berusaha membangunkan Lala dan menyuruhnya pindah ke kamar.

Mata Lala mulai bergerak dan perlahan terbuka, dia menatap risih kepada pamannya itu karena telah mengganggu tidurnya.

"La, jangan tidur disini. Nanti pas bangun badannya jadi sakit." Kata Winwin.

Ten yang masih berada di depan pintu kamarnya hanya memperhatikan.

"Paman baru pulang?" Tanya Lala tanpa merubah posisinya.

"Iya, yang lain udah masuk ke kamarnya."

"Gua belum." Ucapan Ten tersebut membuat Lala dan Winwin sama-sama menoleh ke arahnya.

"Eh, ada Ten." Lala tersenyum lebar.

Ten membalasnya dengan lambaian tangan sambil ikut tersenyum.

"La, cepet pin-"

"Yangyang juga ada di kamarnya?" Perkataan Winwin dipotong oleh pertanyaan dari Lala.

Winwin merasa ragu untuk menjawab dengan jujur, dia takut Lala tidak mau pindah ke kamarnya dan terus terjaga semalaman jika tau bahwa Yangyang tidak ikut pulang bersama mereka.

"Iya, dia udah di kamar." Jawab Winwin yang akhirnya memutuskan untuk berbohong.

Lala tampak lega dan dia melakukan peregangan dengan mengangkat kedua tangannya.

Mata Winwin kini melirik ke arah Ten yang belum juga berpindah dari tempatnya berdiri.

Saat mereka berdua saling berpandangan, Ten menggelengkan kepalanya dan tampak kecewa.

Dia tidak mengharapkan jawaban seperti itu dari mulut Winwin. Menurutnya, lebih baik Lala mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Niat Winwin itu terlihat baik, tapi bagi Ten tidak.

Tidak ada yang tau kemana perginya Yangyang, bahkan mereka tidak tau apa yang dilakukan oleh Yangyang saat ini.

Mungkin saja Max memanggil Yangyang karena mereka mendapat suruhan dari pihak agensi untuk membuat berita-berita palsu lagi bersama Yuna.

Setidaknya itulah yang Ten pikirkan. Dan jika memang benar, Lala akan menjadi pihak yang paling tersakiti.

"Ayo La, pindah ke kamar." Winwin menyuruhnya lagi karena merasa ada suatu hal buruk yang akan dilakukan oleh Ten.

Baru saja Lala bangun dari duduknya, mendadak Ten berkata, "Yangyang belum pulang."

Otomatis Lala menatap Ten dan Winwin secara bergantian dengan tatapan bingungnya.

Keringat dingin mulai mengucur keluar dari dahi Winwin, dia mengepalkan kedua tangannya karena kesal kepada Ten.

"Jadi, Yangyang udah pulang atau belum?" Tanya Lala kepada kedua orang itu.

"Udah."

"Belum." Jawab Ten dan Winwin secara bersamaan.

Karena mendapat dua jawaban yang berbeda, Lala memutuskan untuk mengeceknya langsung ke kamar Yangyang.

Namun, Winwin berusaha menahannya dengan menggenggam pergelangan tangan kiri Lala.

"La, tidur dulu aja. Udah malem banget ini." Katanya sambil agak menarik tangan Lala dan membawanya ke arah kamar.

"Paman bohong ya?" Lala langsung menuduh Winwin dan berusaha memaku kakinya.

"Besok paman cerita, sekarang Lala tidur dulu."

Ten tentu saja tidak tinggal diam, dia membantu Lala dengan cara melepaskan genggaman Winwin di pergelangan tangan Lala.

Winwin menatap tajam ke arah Ten, dia tidak peduli walaupun Ten lebih tua satu tahun darinya.

"Sebuah kebohongan gak bisa selesain masalah, Win." Ten memberinya nasehat yang cukup menyinggung.

Lala kini paham siapa yang telah membohonginya, dia menatap kecewa kepada Winwin dan langsung berlari menuju lantai dua.

Winwin akan mengejarnya, tapi Ten menghalangi jalannya.

"Mau gege apa sih?!" Bentak Winwin yang sudah sangat kesal.

"Gua mau Lala bahagia, makanya gua lakuin ini."









Pretty Cat; Holiday | WayV✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang