33 - Malam Itu

3.6K 678 481
                                    

Yangyang menatap kedua orang itu secara bergantian, raut wajahnya menampakkan ekspresi yang sangat terkejut.

Tentu saja Yangyang merasa begitu karena dia melihat gadis yang dicintainya sedang berdansa dengan pria lain. Selain itu, Yangyang pun sempat melihat wajah mereka berdua yang sangat dekat.

Yang ada di pikiran Yangyang ketika melihatnya adalah mungkin Lucas telah mencium Lala, padahal sebenarnya Lucas tidak pernah melakukan hal tersebut.

"La, ini bunganya aku simpen di atas meja makan ya." Ucap Yangyang masih dengan tatapan syoknya.

Sementara itu, Lucas buru-buru melepaskan genggaman tangannya dari pinggang dan tangan Lala. Dia gelagapan dan merasa tidak enak kepada Yangyang.

Setelah menaruh rangkaian bunga ke atas meja makan, Yangyang berjalan cepat menuju lantai dua tanpa menoleh ke arah Lucas dan Lala lagi.

Lala paham apa yang sedang dirasakan oleh Yangyang dan itu adalah kesalahannya. Lagi-lagi Lala tidak bisa menjaga perasaan yang telah Yangyang berikan kepadanya.

Dengan gerakan kaku, Lucas membalikkan badannya ke arah Lala. Dia berdeham panjang seperti sedang berpikir untuk mengatakan sesuatu kepada gadis itu.

Belum sempat Lucas berbicara, Lala sudah lebih dulu meninggalkannya sendirian di ruang kumpul.

Lala berlari menyusul Yangyang, kemungkinan dia masuk ke kamarnya. Oleh karena itu, Lala langsung menuju pintu kamar Yangyang lalu membukanya.

Si pemilik kamar yang tidak tau akan kedatangan Lala sontak berteriak kencang, hal itu karena dia sedang bertelanjang dada.

"AH! JANGAN DIBUKA!" Teriaknya sambil memeluk tubuh bagian atasnya dan berdiri membelakangi pintu.

Tanpa memperdulikan keadaan Yangyang itu, Lala malah masuk ke dalam kamar dan memeluk Yangyang dari belakang secara tiba-tiba.

Lala menundukkan kepalanya dan Yangyang terdiam dengan posisi yang belum berubah, dia pun melirik ke arah Lala yang ada di belakangnya.

"La, aku pake baju dulu." Kata Yangyang dengan suara lembutnya, tapi dia tidak berusaha melepaskan pelukan Lala.

"Yangyang pasti kesel kan sama Lala?" Tebak Lala dengan suara yang sedikit bergetar.

"Aku gak punya alasan buat kesel sama Lala, udah ah jangan mikir gitu terus." Jawab Yangyang.

Lala tidak menanggapi, dia masih terisak pelan dan mempererat pelukannya di tubuh Yangyang.

"Walaupun gitu, aku tetep aja gak rela kalau Lala sedeket itu sama Lucas." Kata Yangyang lagi.

Tiba-tiba Lala melepaskan pelukannya dan merubah posisinya menjadi berdiri dihadapan Yangyang.

Pemuda itu terkejut dan lebih mempererat pelukan di tubuhnya sendiri agar bagian dadanya tidak terlalu terlihat.

Mata Lala tampak basah, bibirnya dia majukan sedikit, dan gaun yang dipakainya terlihat agak berantakan.

"Yangyang harus marahin Lala biar gak kaya gitu lagi!" Bentak Lala sambil memberikan tatapan mata yang tajam.

Yangyang menelan ludahnya dan mengalihkan pandangan matanya ke arah lain. Dia berpikir keras harus bagaimana menanggapi suruhan Lala itu.

"Yang!" Karena tidak mendapat tanggapan, Lala pun memanggil Yangyang dengan suara tingginya.

Dan tanpa aba-aba apapun, Yangyang tiba-tiba menggendong tubuh Lala dan menjatuhkannya ke atas kasur.

Lalu dia menindih Lala sehingga seluruh tubuh gadis itu terkunci olehnya.

Lala merasa suhu di kamar tiba-tiba menjadi sangat panas dan di dalam perutnya seperti ada segerombolan kupu-kupu yang berterbangan.

Yangyang menatap Lala dari jarak yang sangat dekat hingga nafas mereka bisa saling terasa di kulit wajah masing-masing.

Sebelah tangan Yangyang mengelus lembut pipi Lala, lalu dia mendekatkan bibirnya ke telinga Lala untuk membisikkan sesuatu.

"Ini bentuk marahnya aku, La."

Lala merasa sangat geli saat Yangyang berbisik di telinganya, ditambah mereka sedang berada di posisi seperti itu.

Setelahnya, Yangyang mengecup lembut bibir Lala dengan masih menindih badannya.

Di sela-sela kecupan itu, tangan kanan Yangyang meraih pergelangan tangan Lala. Dia menggenggamnya erat seiring dengan kecupan yang semakin panas.

Namun beberapa detik kemudian, Yangyang menghentikan aksinya. Dia menatap Lala agak lama sambil sesekali menelan ludahnya.

"La, boleh gak?" Yangyang meminta persetujuan kepada Lala, namun gadis itu tidak mengerti apa maksud Yangyang bertanya seperti itu.

"Emangnya Yangyang mau ngapain?" Lala bertanya balik.

"Mau ngejalin hubungan yang lebih dewasa sama Lala."

Barulah Lala paham, seketika itu juga wajahnya memerah. Yangyang tersenyum lebar dan merasa agak canggung karena berani mengatakannya secara terang-terangan.

"Tapi Yangyang harus janji ya, apapun resikonya bakal kita hadapi bersama." Ucap Lala dan dibalas dengan anggukan semangat oleh Yangyang.

Mereka berdua saling memberikan senyuman dan kembali melanjutkan kecupannya. Saat itu, Lala ingat satu hal.

"Sebentar Yang, pintunya belum ditutup."






Di ruang kumpul, Lucas menyandarkan punggungnya ke sofa. Matanya terpaku ke arah sebatang bunga mawar palsu yang tergeletak di lantai.

Dia menghela nafas kecewa, nasibnya sama seperti si mawar.

Awalnya dia dipilih oleh si gadis, tapi kemudian gadis itu malah memilih bunga yang lain.

Lucas berakhir dengan menertawai dirinya sendiri, dia menatap langit-langit rumah yang ternyata hal itu dilakukannya untuk mencegah air matanya jatuh.

Bayangan wajah seorang wanita melintas di pikiran Lucas malam itu.

"Gua rindu sama Lo, Tern." Ucapnya lalu tersenyum sedih.

Setelah dirasa air matanya tidak memaksa untuk keluar lagi, Lucas pun kembali menatap bunga mawar palsu itu.

Dia bangkit dari posisi duduknya dan berjalan mendekati si mawar, lalu tangannya mengambil mawar itu di lantai.

Lucas mengamatinya dari dekat, entah apa tujuannya.

"Kun ge pasti ngamuk kalau tau gua ngambil bunga mawarnya." Oceh Lucas yang langsung berniat untuk mengembalikan si mawar ke tempat asalnya yaitu kamar Kun.

Namun langkah kakinya terhenti ketika terdengar suara ketukan dari arah pintu rumah.

Lucas malah merasa ketakutan dan merinding, lagipula siapa yang datang semalam ini apalagi di tengah udara yang dingin.

"Permisi!"

Sayup-sayup Lucas mendengar suara seorang wanita dari arah pintu. Dia langsung memikirkan hal yang menyedihkan mengenai si wanita dan itu berhasil membangkitkan rasa empati nya.

Lucas memutuskan untuk membukakan pintu rumah. Ketika pintu terbuka, angin musim dingin langsung menerobos masuk hingga membuatnya agak menggigil.

Ternyata benar, yang mengetuk tadi itu adalah seorang wanita. Wajahnya menunduk sehingga Lucas tidak bisa melihatnya dengan jelas.

Wanita itu menggendong sesuatu di tangannya dan disampingnya ada sebuah koper besar.

"Mau ke siapa mbak?" Tanya Lucas yang terburu-buru karena tidak tahan dengan angin dingin dari luar.

Wanita itu mengangkat wajahnya, Lucas otomatis memasang ekspresi wajah kaget.

Karena wanita tersebut adalah Tern.









Pretty Cat; Holiday | WayV✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang