"Lha ngapain Taeyong disini?" Lala mengerutkan keningnya sambil masih menatap kedua mata lelaki yang baru dikenalnya itu.
"Aku kesini buat nyusul Xiaojun juga, aku tau mereka bakal lakuin hal apa aja ke Xiaojun di atas sana karena dia udah bikin keributan di depan umum. Dan itu bukan hal yang baik." Jelas Taeyong dengan nada suara tegas.
Lala mengangguk paham, dia pun mengajak Taeyong untuk pergi ke lantai dua bersamanya. Namun Taeyong tetap menolak dan menyuruh Lala untuk keluar dari gedung itu.
"Biar aku aja yang naik. Kalau mereka liat kamu, yang ada kamu malah ikut diinterogasi." Perkataan Taeyong ini berhasil membuat Lala takut.
Dia akhirnya memutuskan untuk keluar dari gedung dan berjalan mendekati mobil rental yang terpakir di depannya.
Saat tangan kanannya sudah menggenggam kenop pintu mobil, Lala kembali teringat dengan siluet bayangan seekor kucing yang menuntunnya masuk ke dalam gedung.
Lala bingung, masa iya itu adalah Louis? Hal seperti itu terlalu mistis untuk dipercayai.
Oleh karenanya, untuk sementara ini Lala memilih untuk melupakan hal aneh itu dahulu dan masuk ke dalam mobil.
Beberapa menit kemudian keluarlah tujuh orang pria dari gedung yang semuanya bisa Lala kenali. Mereka adalah Kun, Winwin, Xiaojun, Hendery, Yangyang, Taeyong, dan Max.
Sebenarnya mobil yang dinaiki Lala sekarang ini cukup untuk menampung mereka semua, tapi entah kenapa Xiaojun dan Yangyang malah memilih untuk menaiki mobil yang Taeyong bawa.
Lala segera bertanya kepada Kun selaku supir yang duduk disebelahnya, "Kenapa Xiaojun dan Yangyang gak sama kita aja?"
Kun agak menoleh sambil tangannya sibuk memasang sabuk pengaman. "Taeyong hyung nyuruh mereka buat masuk ke mobilnya aja. Kayanya sih ada yang mau diomongin." Jawabnya tanpa menatap kedua mata Lala.
Mesin mobil pun mulai dinyalakan ketika semua orang telah duduk di tempatnya masing-masing.
Setelah itu, Lala kembali bertanya. "Kira-kira mau ngomongin apa ya?"
"Gak tau tuh, padahal yang kena masalah kan Xiaojun sama Max." Kun menjawabnya lagi dan orang-orang di jok belakang hanya menyimak obrolan mereka.
Sebelum tancap gas, Kun menolehkan kepalanya ke arah Lala dan melihat bahwa gadis itu belum memasang sabuk pengamannya.
Dengan gerakan cepat, Kun menarik sabuk pengaman yang ada di dekat pintu mobil samping Lala. Hal itu menjadikan jarak mereka berdua menjadi sangat dekat dan berhasil membuat detak jantung Lala berpacu dengan sangat cepat.
Lala awalnya berpikir bahwa Kun akan menciumnya karena posisi mereka yang begitu dekat dan gerakan Kun yang tiba-tiba.
Gadis itu segera meruntuki dirinya sendiri ketika Kun selesai memasang sabuk pengaman itu. Dia berusaha membuang wajah dengan menatap pemandangan di luar kaca mobil.
Semakin lama kedua pipinya menjadi memerah, perlakuan Kun tadi membuat Lala mengingat kejadian lima tahun yang lalu ketika pemuda disampingnya itu merebut ciuman pertamanya.
Lala menampar pelan pipinya untuk menghilangkan ingatan yang sangat memalukan tersebut, sontak hal itu membuat Winwin, Hendery, dan Max menatap bingung ke arahnya.
"Banyak nyamuk ya La?" Tebak Hendery lalu ikut menepuk-nepuk udara di sekitarnya.
Mata Lala otomatis melebar mendengar suara Hendery tadi. Dia membalasnya dengan gagap, "Iya nih, kaya ada nyamuk yang mau nempel di pipi."
"Itu di bawah jok ada semprotan nyamuk kok." Ucap Kun sambil melihat ke arah spion tengah.
Ketiga pemuda di jok tengah itu segera mencari benda yang dimaksud, Winwin lah yang menemukannya dan segera menyemprotkan obat nyamuk itu ke seluruh penjuru mobil termasuk ke arah Lala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Cat; Holiday | WayV✓
Fanfiction"Lala, jujur aja sama aku. Kamu gak pernah datang ke desa itu kan?"