Bella terus menggonggong bahagia sambil berlari-lari mengejar Lala yang terus menggodanya dengan menggunakan ranting pohon.
Hendery hanya menatap dari pinggir taman dengan sorot mata yang sama-sama bahagia dan sesekali tertawa gemas melihat interaksi mereka.
"Ayo dong Bella lebih cepet larinya!" Ledek Lala sambil terus berlari.
Bella berhenti sejenak dan tampak sangat kelelahan, anjing itu tiba-tiba merebahkan tubuhnya ke atas rumput taman dan perutnya tampak kembang-kempis saking lelahnya.
Lala tersenyum gemas lalu menghampiri Bella, dia berjongkok di samping si anjing dan mengelus-elus tubuh buntalnya itu.
"Bella makan terus ya, jadinya gendut gini."
Seakan-akan mengerti dengan ucapan Lala, Bella menggonggong sekali dan kembali menikmati elusan Lala di perutnya.
Tanpa Lala sadari, Hendery berjalan mendekatinya dan ikut berjongkok di sebelahnya.
Pemuda itu tidak sedang menatap gemas Bella seperti yang Lala lakukan, namun dia justru menatap Lala dengan sangat dalam.
Senyuman tak pernah luntur dari wajahnya karena rasa bahagia yang sedang dia rasakan saat itu.
Bahkan kini tangan Hendery perlahan naik dan terulur ke arah puncak kepala Lala.
Namun gadis itu sadar dengan sangat cepat dan segera menjaga jarak dari Hendery. Lala menoleh dengan menunjukkan ekspresi terkejut, ternyata Hendery yang sekarang lebih agresif daripada lima tahun lalu.
"Tadi ada capung di kepala Lala, mau aku usir tapi keburu terbang." Alasannya yang hanya diangguki canggung oleh Lala.
Sepertinya Hendery belum kapok juga, dia tetap menatap Lala penuh kekaguman sampai membuat gadis itu sesekali melirik risih.
Lala berusaha memutar otaknya dan mencari cara untuk menghentikan tatapan Hendery itu.
Entah kenapa dia justru berharap Lucas datang ke taman sambil membawa sekotak susu rasa kacang hijau yang dia pesan sebelumnya.
Setidaknya dengan kedatangan Lucas itu mereka tidak hanya berduaan saja dan Lala bisa menghilangkan rasa risih ini dengan mengalihkan perhatiannya kepada Lucas.
"Oh iya, Lucas udah di rumah belum?" Bersamaan dengan pikiran itu, Hendery ternyata menanyakan orang yang sama.
"Gak tau, emangnya kenapa?" Lala bertanya balik.
"Aku ada janji jam sepuluh, jadi sekarang mau pulang buat siap-siap." Hendery menjawab tanpa mau menatap ke arah Lala.
"Wah, janjian sama pacar ya?" Tebak Lala dengan nada jahil.
Hendery tampak terkejut dan menjadi gelagapan. "Bukan La, sama kakak."
Lala membulatkan mulutnya. "Ohh kirain sama pacar."
"Aku udah lima tahun gak punya pacar hehe." Kata Hendery sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Loh? Kok bisa?" Lala pura-pura tidak tau.
"Soalnya ada satu perempuan yang selalu menuhin pikiran aku selama lima tahun belakangan ini." Curhat Hendery dan berhasil membuat Lala menatapnya penuh empati.
"Lala boleh tau gak namanya?"
Mendengar permintaan Lala itu membuat Hendery merasa dilema, haruskah dia menginjak pedal gasnya sekarang?
Tapi Hendery takut setelah memberitahunya, Lala justru merasa semakin canggung dan malah menjauhinya.
"Oh iya La, mau gak ketemu sama kakak-kakak perempuan aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Cat; Holiday | WayV✓
Fanfic"Lala, jujur aja sama aku. Kamu gak pernah datang ke desa itu kan?"