11 - Di Ruang Latihan

5.6K 1.2K 233
                                    

Semua orang disana terdiam, tidak ada yang berani mengeluarkan suara setelah perempuan yang membawa kertas itu menjelaskan detailnya kepada Lala.

Hingga akhirnya Yangyang memutuskan untuk ikut menambahkan penjelasan dari sudut pandangnya kepada mereka semua terutama Lala.

"Sumpah gua gak pernah tau sama perjanjian ini apalagi setuju sama hal yang kaya beginian." Ucapnya sambil mengangkat kedua tangan dan menatap bergantian ke arah ketiga orang itu.

"Gua kira Lo tau anjir!" Si perempuan membentaknya. "Makanya gua samperin Lo kesini tuh buat protes dan kalau bisa, gua juga pingin ngehajar Lo di tempat karena udah ngerendahin harga diri gua sebagai seorang wanita!"

Lala terkejut dengan kalimat seram yang dilontarkan oleh si perempuan. "Jangan gitu dong mbak, Yangyang kan sama-sama gak tau. Jadi ini bukan salah dia juga." Bela Lala sambil menatap tak suka ke arahnya.

"Lo siapanya? Pacarnya?"

Ditanya hal sesensitif itu membuat Lala dan Yangyang sama-sama mematung, sedangkan Max sudah siap-siap untuk menjawab.

"Bukan Mbak Yuna, dia ini keponakan temennya Yangyang."

"OH JADI NAMANYA YUNA!" Lala berkata dengan nada yang sangat kencang sambil berkacak pinggang dan menatap galak ke arah perempuan bernama Yuna itu.

Yangyang menjadi linglung dan berusaha menahan kedua bahu Lala karena gadis itu seperti akan menyerang Yuna.

"SEENAKNYA AJA LO NGANCEM-NGANCEM YANGYANG!" Bentakan Lala membuat suasana menjadi lebih menegangkan.

Yuna pun ikut terpancing emosi dan mulai memasang posisi badan yang hampir sama dengan Lala.

"Apa Lo? Mau berantem sama gua?!"

"AYO SINI MAJU! GAK TAKUT GUA SAMA CEWEK KAYA LO!"

Yangyang menarik bahu Lala ke belakang agar tidak semakin mendekat ke arah Yuna, dia juga berbisik ke telinga Lala agar menenangkan dirinya dan tidak terpancing emosi.

Namun Lala terus berontak karena semakin kesal melihat Yuna yang memberinya tatapan sombong.

"Duh, kok jadi kalian yang bertengkar sih?" Max menjambak rambutnya sendiri.

Tiba-tiba datang seorang pemuda lagi yang muncul dari pintu tangga darurat, tak lain itu adalah Winwin.

"Oalah, jadi ini yang tadi ijin mau ke toilet." Ucapnya santai karena belum mengerti dengan situasi disana.

"Win ge! Amanin dulu Lala nya!" Suruh Yangyang dan otomatis membuat Winwin mengerutkan keningnya.

"Loh? Kenapa?" Tanya Winwin.

Saat langkah kaki Winwin semakin mendekat, dia baru sadar kalau keponakannya berusaha menyerang seorang idol dari agensi saingannya.

Winwin segera berlari menghampiri Lala dan menyeret paksa gadis itu dengan cara melingkarkan sebelah tangannya ke pinggang Lala.

Walaupun jarak Lala dengan Yuna perlahan menjauh, Lala tetap mengeluarkan kata-kata makiannya dan terus menantang Yuna untuk berduel.

Yangyang menggelengkan kepala dan menatap penuh iba ke arah Lala. Sedangkan Max kini semakin banyak mengeluarkan keringat dingin dari dahinya.

"Mendingan sekarang Mbak Yuna sama Yangyang ikut saya buat ngobrol di meeting room." Ajak Max.

Tanpa aba-aba apapun, Yuna melangkahkan kakinya dan meninggalkan Max bersama dengan Yangyang.

"Woy!" Panggil Yangyang kepada Max dan membuatnya sedikit melompat terkejut.

"Ini ide siapa?"

Bola mata Max terus memandang ke segala arah pertanda bahwa dirinya sedang gugup.

Pretty Cat; Holiday | WayV✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang