Pagi harinya Winwin terbangun karena suara alarm dari ponselnya, dia mengusap kedua matanya dan segera bangun dari posisi tidurnya.
Langkah Winwin membawanya menuju kamar yang ada di seberang yaitu kamar kakak laki-lakinya yang sedang sakit alias Kun.
Saat pintu dibuka oleh Winwin, Kun tampak sudah bisa duduk dan bersandar ke dipan kasurnya.
Mata mereka pun saling bertemu dan Kun langsung menanyakan sesuatu kepada Winwin. "Lala ada disini ya?"
Winwin hanya mengangguk karena tenaganya belum cukup untuk berbicara.
"Pantesan tadi malem kaya ada suara ribut di luar kamar." Lanjut Kun lalu dia meneguk teh di botol tupperware miliknya.
Perkataan Kun yang kedua itu membuat Winwin agak curiga. Menurutnya, tidak mungkin suara ribut itu berasal dari Lala karena kamar yang ditempati Lala ada di lantai satu tepat bersebelahan dengan kamar Ten.
Oleh karena itu, Winwin bergegas menuju lantai satu untuk menanyakan apa yang dilakukan keponakannya itu kemarin malam.
Saat Winwin sampai di lantai satu itu, ternyata Lala sedang sarapan di meja makan bersama dengan Ten, Lucas, Hendery, Xiaojun, dan Yangyang.
Semuanya tampak normal, tidak ada yang Winwin curigai lagi selain suara ribut yang dikatakan oleh Kun. Apa mungkin Lala pergi ke lantai dua untuk menemui seseorang? Itulah yang Winwin pikirkan sedari tadi.
"Eh Win ge, sini makan dulu!" Ajak Lucas yang sebelah pipinya terlihat menggembung.
Winwin perlahan berjalan mendekati meja makan yang posisinya tepat lurus dengan tangga. Lalu dia duduk di salah satu kursi kosong yang ada di samping kanan Lala.
Dia memperhatikan keponakannya itu dengan tatapan penuh selidik, lalu matanya beralih ke Xiaojun yang duduk dihadapannya dan beralih lagi ke Yangyang, Lucas, Hendery, dan terakhir Ten yang tepat berada di samping kiri Lala.
Mereka semua sibuk dengan makanannya masing-masing dan tidak ada satupun topik yang mereka obrolkan.
Masih dengan kecepatan pelannya, Winwin mengambil piring yang telah tersedia di meja makan beserta dengan nasi dan lauk pauknya.
Saat itulah Lala mulai menyadari keanehan dari gerak-gerik pamannya tersebut. Sambil mengunyah ayam gorengnya, Lala bertanya kepada Winwin, "Paman lagi sakit badan ya?"
Mendapat pertanyaan yang tiba-tiba dari Lala itu membuat Winwin mematung untuk beberapa detik.
"Engga kok, paman sehat-sehat aja."
Lala pun mengangguk dan kembali fokus dengan makanannya, begitupun dengan kelima pemuda lainnya yang sempat memperhatikan mereka berdua.
Kali ini Winwin memandang ke arah kulit lengan Lala, kondisinya tampak membaik dan tidak separah kemarin. Untungnya Lala tidak sampai demam seperti Kun, hal itu cukup membuat Winwin membuang nafas lega.
"Lala boleh gak liburan lebih lama lagi disini?" Tiba-tiba saja Lala bertanya lagi dan membuat Winwin tidak jadi menggigit ayam gorengnya.
"Nanti paman tanya ke ibu kamu dulu."
"Semoga boleh, semoga boleh, semoga boleh." Lala berpose seperti sedang berdoa dan membuat Lucas menahan tawanya.
"Emangnya Lala mau ngapain aja disini?" Tanya Ten.
"Mau bantuin Hendery." Jawaban singkat Lala itu membuat mereka semua otomatis menatap ke arah Hendery.
"Bantuin Hendery?" Kali ini mata Xiaojun agak melirik ke Yangyang padahal dia bertanya nya kepada Lala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Cat; Holiday | WayV✓
Fanfiction"Lala, jujur aja sama aku. Kamu gak pernah datang ke desa itu kan?"