Suasana di rumah Lala begitu gelap dan hening, suara yang paling pertama terdengar adalah derit pintu yang terbuka perlahan.
Ada siluet seorang gadis yang berdiri di ambang pintu tersebut, lalu tangannya merayap ke dinding untuk mencari saklar lampu.
Dia pun berhasil menemukannya dan menyalakan lampu ruang tamu, wajahnya yang berseri-seri itu sekarang dapat terlihat dengan jelas karena bantuan dari cahaya lampu.
Lala tampak seperti seseorang yang sedang mabuk ketika dirinya berjalan, wajar saja karena Lala memang sedang dimabuk asmara.
Tanpa berniat menyalakan lampu ruangan lainnya, Lala pergi ke lantai dua dan langsung merebahkan tubuhnya ke atas kasur.
Senyumannya semakin lebar hingga deretan giginya terlihat, Lala menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan saking malu nya mengingat kejadian bersama Yangyang beberapa saat yang lalu itu.
"Gila gila gila, Lala udah gila! Kenapa Yangyang terus yang ada dipikiran Lala sih?! Aduh, Lala gila banget." Gumamnya sambil masih menutup wajah.
Tapi tak lama terdengar dering telepon dari sebelahnya, Lala meraih benda kotak itu dengan sebelah tangan lalu dia melihat nama yang tertera di layarnya.
Xiaojun
Tanpa menaruh kecurigaan apapun, Lala segera mengangkat panggilan tersebut.
"Halo?"
"La, ternyata kamu masih sama aja kaya lima tahun yang lalu." Perkataan Xiaojun yang dingin itu langsung membuat Lala bangun dari posisi rebahannya.
"Kok ngomongnya kaya yang ngajak gelut gitu?" Balas Lala lebih galak.
"Aku gak ngajak kamu berantem, aku cuman bilang kalau kamu itu masih aja susah diatur, kamu juga susah dikasih tau mana yang bener dan mana yang salah." Omel Xiaojun yang semakin membuat Lala menahan emosinya.
"Aku udah bilang sama kamu buat jauhin Yangyang, tapi kamu gak dengerin aku dan malah deketin dia." Lanjutnya tanpa sedikitpun menaikkan nada bicaranya.
Akhirnya Lala pun tersulut amarah, wajahnya memerah dan seluruh tubuhnya terasa sangat kaku.
"RIBET AMAT SIH LO! TERSERAH GUA DONG MAU DEKET SAMA YANGYANG KEK ATAU SAMA HENDERY KEK, YANG PENTING GUA GAK DEKET LAGI SAMA LO!" Bentak Lala bahkan mungkin tetangga sebelah bisa mendengarnya.
Dia ingin mematikan sambungan telepon dengan Xiaojun itu, tapi kalimat yang selanjutnya diucapkan oleh Xiaojun membuat niatnya tertunda.
"Karena kamu gak dengerin aku, Louis jadi mati. Sekarang kalau kamu gak dengerin aku lagi, siapa yang bakal dirugikan? Bisa jadi diri kamu sendiri La!"
Lala memejamkan matanya hingga wajahnya tampak mengkerut, dia pun menekan tombol berwarna merah dan melempar ponselnya itu ke kasur.
Selanjutnya Lala terduduk di lantai sambil memeluk kedua lututnya, dia tidak tidur semalaman itu hingga matahari muncul di pagi harinya.
Di rumah WayV, Kun selesai memasak sarapan untuk keempat adiknya. Ten dan Lucas masih berada di Amerika, sepertinya mereka akan pulang minggu depan.
Setelah piring-piring berisi berbagai makanan itu telah tersusun rapih di atas meja, Kun segera pergi ke lantai dua dan membangunkan adik-adiknya satu persatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Cat; Holiday | WayV✓
Fanfic"Lala, jujur aja sama aku. Kamu gak pernah datang ke desa itu kan?"