Gastritis

35 11 2
                                    


Halo semuanya

Kami kembali lagi dengan bab baru. Jangan lupa like dan komen ya mantenan. Bantu share juga biar banyak yang mampir di cerita ini.

Enjooyyy

***

Dedaunan semakin hari semakin menguning pertanda siap untuk gugur agar bisa menyambut musim dingin. Sejauh itu pula proses diet sudah dilakukan oleh Mi-Cha demi memiliki tubuh professional yang diharapkannya. Namun sejauh ini, angka yang tertera ditimbangan hanya berkurang satu saja. Bukan pencapaian yang memuaskan sehingga membuat Mi-Cha frustrasi.

Segala hal telah dilakukan Mi-Cha. Mulai dari diet karbo, menghindari minuman manis kesukaannya, mengonsumsi banyak air mineral—terlebih sebelum makan agar mencegah untuk makan banyak, mengonsumsi segala makanan yang mengandung serat larut seperti buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan. Bukan hanya itu, ia mengindari banyak makanan olahan seperti makanan cepat saji kegemarannya, roti, kue, biscuit, sayuran kaleng, bahkan sampai olahan daging yang amat lezat di matanya.

Ia sudah olahraga teratur setiap hari. Saat malam tiba, ia pun diam-diam melakukan gym jika Joon-Hee sedang sibuk dengan dunia perkuliahannya—dan terkadang juga bersama dongsaeng1 kesayangannya. Dan yang lebih parah, kata orang mengonsumsi teh maupun kopi bisa membantu menurunkan berat badan. Namun untuknya, bukan menurunkan berat badan melainkan gastritis-nya yang kumat. Untungnya, gastritis2-nya tidak terlalu parah sehingga ia bisa menyembunyikan rasa sakitnya.

Saat ini Mi-Cha kembali mencari tahu seputar diet sambil menikmati jus seledri yang sebenarnya hanya harum yang mendominasi. Untungnya, seledri tak sepahit sayur lainnya yang jika diminum akan menimbulkan rasa pahit yang dominan. Pun ini tanpa gula demi menghindari minuman manis.

Sedang sibuknya Mi-Cha mencari tahu tentang diet lainnya yang mungkin bisa ia terapkan, ketukan pintu terdengar dan tak lama kepala Arin muncul di sela pintu.

"Aku boleh masuk, Eonni?" tanya Arin takut menganggu Mi-Cha yang sedang sibuk.

Mi-Cha mengangguk tanpa melihat ke arah Arin. Gadis itu pun langsung menghampirinya dan berdiri tepat di seberang meja Mi-Cha.

"Ada apa?" tanyanya yang masih sibuk dengan ponsel pintar miliknya.

"Asisten Jeon-Soma sudah menghubungiku perihal pertemuan pertama untuk meeting perayaan acara ulang tahunnya," ujar Arin yang seketika membuat bahu Mi-Cha tak lagi tegap.

Mi-Cha dengan cepat mengalihkan pusat pandangannya dan bertanya, "Kapan?"

"Minggu depan!"

"Baiklah. Atur pertemuan di sini saja. Dan kirim konsep dekorasi acara untuk meeting bentar lagi," perintah Mi-Cha yang langsung dilaksanakan oleh Arin. Ia berlalu meninggalkan Mi-Cha yang tampak gusar.

"Minggu depan? Dengan berat badan tak kunjung turun?" tanya Mi-Cha pada dirinya sendiri yang tidak akan mendapat jawaban "Eotteoke?" Lagi Mi-Cha bertanya dan tetap tak ada yang menjawabnya.

Hal yang dikhawatirkan Mi-Cha bukan lain adalah olokan Jeon-Soma. Wanita yang memiliki tubuh professional sepertinya dengan amat gampang menjatuhkan harga diri seseorang yang seperti Mi-Cha. Ini bukan hal yang baik baginya. Mi-Cha merutuki hari di mana ia bertemu dengan Jeon-Soma secara tidak sengaja. Dan ia yakin, jika Jeon-Soma punya maksud lain pada kerja sama kali ini. Toh, banyak pendekor ruangan dan acara lainnya selain lebel Mi-Cha. Kenapa wanita yang punya banyak uang itu malah memilih lebelnya. Dan bodohnya ia malah menerima tawaran tersebut.

"Aku harus kurus. Bagaimana pun caranya!"

***

Setiap pagi Mi-Cha olahraga sebelum sarapan. Padahal hal tersebut sungguh tidak baik karena perutnya masih kosong. Bisa-bisa ia kehilangan energi dan jadinya menyiksa diri sendiri.

(Not) Perfect [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang