Keputusan Joon-Hee

20 9 0
                                    


Selamat malam

Sudah hari kesebelas, nih. Gimana puasa kalian? Produktif kah?

Terima kasih banyak-banyak sudah mampir ke cerita kami. Mohon dukungannya, ya. Selamat menikmati cerita ini.

Enjoooyy ...

.

.

.

Weekend adalah waktu yang tepat untuk menjauh dari kesibukan dan memilih untuk bersantai. Lupakan pekerjaan sejenak dan jemputlah kesenangan. Begitulah yang dilakukan Joon-Hee dan Mi-Cha jika akhir pekan tiba. Joon-Hee mengistirahatkan otaknya dengan konsep bisnis, sedangkan Mi-Cha mengistirahatkan tubuh dan otak dari klien, meeting, konsep dekorasi, dan proposal acara.

Seperti malam Minggu lainnya, Joon-Hee sudah buat jadwal nge-gym untuk mereka berdua. Begitu malam menyapa, Joon-Hee sudah berada di ruang tamu kediaman Hwang—menunggu Mi-Cha yang sedang bersiap-siap. Dengan setelan celana pendek berbahan kaos dan jaket olahraga yang menutup singlet hitamnya, Joon-Hee tampak sempurna malam itu. Wanita manapun dipastikan akan jatuh cinta padanya.

"Nuna. Apa kau masih lama?" tanya Joon-Hee yang terlihat tidak sabar. Dengan memegang toples keripik dan mulut yang mengunyah, sesekali pria tersebut melirik ke arah tangga berharap Mi-Cha akan segera turun.

"Bentar! Aku lagi memasukkan pakaian ganti," teriak Mi-Cha dari kamarnya.

"Huh! Kenapa tidak dari tadi sore, sih?" rutuk Joon-Hee yang bertanya pada diri sendiri.

"Pulang kerja tadi dia tidur," jawab Rara sambil meletakkan jus jeruk di hadapan Joon-Hee yang langsung disambar olehnya. Joon-Hee pun manggut-manggut mendengar jawaban tersebut.

Akhirnya, Joon-Hee pun duduk berselonjor di sofa sambil menikmati keripik dengan taburan rumput laut dan ditemani jus jeruk. Menunggu wanita adalah hal yang menyebalkan. Padahal hanya menggunakan pakaian saja untuk pergi ke gym. Tidak perlu berdandan bukan? Jadi, kenapa harus lama? Apa yang dilakukan oleh wanita itu?!

Sedang asyiknya Joon-Hee menikmati makanan ringannya, Mi-Cha pun turun dari lantai dua. Dengan seenaknya, Mi-Cha berlenggak ke dapur untuk pamit pada Rara. Setelahnya, ia langsung melangkah keluar rumah dengan berkata, "Ayo, Joon-Hee~ya! Kau lambat sekali!"

Mendengar itu, Joon-Hee menatap heran pada tubuh yang menjauh darinya. "Siapa yang lambat, sih, sebenarnya? Aku atau dia?" tanya Joon-Hee yang keheranan lalu bangkit untuk menyusul Mi-Cha sebelum wanita tersebut berubah menjadi singa yang galak.

***

"Nuna sudah makan malam?"

Sudah menjadi kebiasaan bagi Joon-Hee menanyakan hal demikian sejak Mi-Cha masuk rumah sakit. Ia takut Mi-Cha tidak makan. Dan walaupun sudah bertanya serta mendapatkan jawaban, bukan berarti Joon-Hee percaya begitu saja. Ia pasti akan bertanya pada Rara untuk memastikannya.

Mi-Cha menggeleng lantas menatap Joon-Hee dengan kesal. "Gimana aku mau makan kalau kau cepat banget jemputnya?" tanya Mi-Cha balik dengan tampang yang menunjukkan bahwa ia lapar.

Mendengar itu, Joon-Hee pun terkekeh dengan rasa bersalah. "Kita makan dulu sebelum olahraga, ya. Nuna mau makan apa?" tanya Joon-Hee yang membelokkan mobilnya ke arah tempat biasanya banyak makanan kaki lima yang bertebaran.

"Aku mau makan dakjuk1 saja. Kalau kebanyakan makan, nanti aku malah ngantuk dan malas nge-gym," jawab Mi-Cha yang tak banyak mikir.

(Not) Perfect [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang