Rumah Sakit

20 11 0
                                    


Halo semuanya ....

Ayo dukung kami terus, ya. Kami akan menemani kalian selama sebulan ini. Doakan cepat tamat ya biar kalian tidak harus menunggu lama menuju ending.

Enjoooyy

***

Mengalami gastritis-nya yang kumat membuat ia terpaksa makan. Apalagi melihat godaan dari Rara yang sudah tiga minggu lamanya tidak disentuh membuat ia kalap bukan main. Rara yang melihat Mi-Cha makan dengan lahap amatlah bahagia. Ia berharap Mi-Cha menghentikan dietnya dan hidup kembali normal seperti biasa.

Tapi harapan hanyalah harapan. Belum pun ia sembuh total, pagi ini Mi-Cha kembali menapakkan kaki di trek. Ia ditemani oleh Joon-Hee yang masih tidak tahu tentang kemarin. Mi-Cha berharap Joon-Hee tidak bertemu Rara sehingga ia bisa mengetahui rahasia baru yang disimpannya.

"Nuna. Kau semangat sekali hari ini," kata Joon-Hee dengan senyum lebarnya sambil mengikuti lari kecil dari kaki Mi-Cha.

"Aku memang harus semangat biar semakin sehat," sahut Mi-Cha dengan senyum yang tak kalah lebar.

Tangan Joon-Hee terangkat untuk mengelus puncak kepala Mi-Cha dengan sayang. Dari tatapan matanya, amat terlihat dengan jelas bahwa pria itu menyayangi Mi-Cha melebihi apapun. Ia tidak mau Mi-Cha sakit ataupun terluka. Dalam dirinya, ia berjanji untuk terus membahagiakan gadis tersebut.

Kaki Mi-Cha berhenti begitu melihat tatapan Joon-Hee diikuti oleh pria tersebut. Senyumnya semakin mengembang dan rasa hangat merasuki dirinya. Mata cokelat Joon-Hee mengingatkannya pada seseorang yang sulit diketahui siapa orang tersebut. Cara Joon-Hee memperlakukannya membuat ia nyaman dan terpesona.

"Joon-Hee~ya. Aku tidak bisa membayangkan gimana kalau hidupku tanpa kehadiranmu," ujar Mi-Cha tiba-tiba membawa kesenduan.

Mendengar itu, Joon-Hee menatap sendu ke arah Mi-Cha. Ia tak paham kenapa Mi-Cha mengatakan demikian. "Kau bilang apa, Nuna? Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan selalu ada di sisi kamu," sahut Joon-Hee kembali mengusap puncak kepala Mi-Cha. Tubuh tinggi Joon-Hee berhasil membuat Mi-Cha seperti anak kecil walaupun umurnya sudah kepala tiga.

"Kau janji, Joon-Hee~ya?" tanya Mi-Cha yang benar-benar takut hal itu terjadi.

Kehilangan orang yang disayanginya saat ia umur setahun membuat Mi-Cha kehilangan semuanya yang berhubungan dengan kasih sayang sang appa. Saat Joon-Hee remaja bahkan dewasa, Mi-Cha merasa hidupnya kembali lengkap. Kasih sayang dari Joon-Hee berhasil membuat ia takut kehilangan pria tersebut. Ia tidak mau merasakan kehilangan untuk kedua kalinya.

Setelah paham appa-nya sudah meninggal, ia sering berharap pada orang-orang yang di dekatnya untuk mereka tidak meninggalkannya. Ia sadar, manusia pasti akan menghadap Tuhan meski ia tak tahu kapan itu akan kembali. Walaupun ia yakin bahwa reinkarnasi pasti akan menghampiri mereka yang sudah tiada, tapi ia yakin hidup tak lagi sama.

Mengingat tentang reinkarnasi, ia selalu bertanya, di mana kehidupan appa-nya yang baru? Apakah ada di sisinya atau malah jauh di pelosok dunia yang tak bisa dibayangkannya. Namun jika ia boleh jujur, Mi-Cha amat berharap reinkarnasi itu benar ada dan orang yang memiliki jiwa appa-nya ada di sisinya.

"Yagsog hae, Nuna1," balas Joon-Hee yang berhasil mengembalikan Mi-Cha ke dunia nyatanya.

Joon-Hee tahu alasan mengapa Mi-Cha mengatakan hal tersebut. Melihat Mi-Cha yang banyak lamunan, sepertinya ia harus mengajak wanita itu pulang saja. Ia melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Mereka memang harus berhenti agar Mi-Cha bisa bersiap-siap ke kantor.

(Not) Perfect [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang