Kenangan Itu Menyakitkan

76 11 0
                                    


Langkah terburu-buru seorang wanita dengan sepatu flatnya terlihat menuruni tangga

rumahnya, baju kaos hitam yang dimasukkan tampak serasi dengan celana denim biru laut yang ia kenakan, jangan lupa handbag berwarna merah maroon sudah tertenteng di bahu sebelah kirinya.

"Mi-Cha-ya! Bekalnya ada di meja makan."

Suara itu menghentikan langkah wanita tersebut. Mi-Cha mencari pemilik suara, yang tak lain adalah eomma-nya. Lagi-lagi ia berlari menuju meja makan, lalu mendaratkan kecupan manis tepat di kening sang eomma. Langkahnya dua kali lebih cepat usai mengambil dua kotak bekal yang sengaja disiapkan Rara untuk dirinya.

"Nuna!"

Belum sampai tangan Mi-Cha membuka pintu utama rumahnya, suara yang tak asing kembali menggema di pendengaran Mi-Cha. Kali ini dipastikan bukan dari sang eomma melainkan anak tetangga yang kerap memberinya tumpangan menuju tempat ia bekerja.

Mobil sport merah telah terparkir rapi di halaman rumah Mi-Cha. Tepat di samping pintu penumpang berdiri sosok laki-laki memakai atasan kemeja hitam sesikut dipadukan dengan celana hitam casual berbahan katun, sangat cocok dengan tubuh jangkungnya.

Terlihat laki-laki tersebut tengah menyisir rambut hitam pekatnya dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya masuk ke saku celana. Tatapanya tajam menggoda, siapapun akan mimisan melihat visual laki-laki ini, kecuali Mi-Cha.

Dengan gaya sok centil, Mi-Cha berjalan melenggok-lenggokkan badan gempalnya bak Miss Universe. Mulutnya tak diam, ia bergumam menyanyikan nada-nada asal yang entah siapa penciptanya. Mi-Cha tak segan menunjukkan sifat konyolnya kepada anak tetangganya.

"Joo-Hee-ya! Kya, berangkat!" seru Mi-Cha setengan berteriak, membubarkan lamunan Joon-Hee yang menatapnya aneh.

"Nee. Tapi, bagaimana penampilanku hari ini, Nuna ?"

"Kau selalu tampan, Joon-Hee," balasnya sambil mengacak rambut Joon-Hee gemas. "Tapi sayang, pesonamu belum mampu membuatku mimisan," imbuhnya dibarengi suara tawa khasnya.

"Kau aneh. Padahal semua perempuan selalu berkata ingin mimisan melihat ketampananku," ujarnya kesal. "Tapi, hari ini kita terlihat serasi dengan atasan warna yang senada," tambahnya, menyadari warna hitam dominan pada pakaian mereka.

"Baru sadar? Joon-ah, ayo berangkat. Aku akan terlambat dan kau yang akan kusalahkan," pungkasnya dengan tangan yang selalu siap menyentil kepala Joon-Hee kala membuatnya kesal.

Setelah mendapat sentulan tiba-tiba dari Mi-Cha, ia mempersilakan Mi-Cha masuk ke mobil dengan membukan pintu mobil penumpang miliknya. Dalam perjalanan tidak ada hening yang tercipta, mereka selalu mengisinya dengan candaan yang mampu menciptakan suara gelak tawa dari keduanya.

Joon-Hee adalah mahasiswa semester pertama di Hanyang Cyber University, mengambil jurusan Administrasi Bisnis. Ia berusia 20 tahun. Sedangkan Mi-Cha perempuan dewasa yang berkarier dalam bidang bisnis sebagai WO--Wedding Organizer--bersama beberapa sepupunya yang telah lulus kuliah, ia kini berusia 31 tahun.

Perbedaan umur antara Joon-Hee dan Mi-Cha bukan masalah besar bagi keduanya. Mereka berteman, kadang juga bertingkah layaknya sepasang kekasih yang saling mencintai. Banyak orang salah tanggap dengan keakraban mereka, banyak orang juga yang menjodoh-jodohkan mereka. Sedangkan, Joon-He dan Mi-Cha tidak ingin peduli dengan tanggapan orang-orang.

Keakraban tersebut tercipta juga bukan tanpa sebab. Sejak keputusan keluarga Joon-Hee menyatakan pindah kewarganegaraan dari Amerika ke Korea 19 tahun yang lalu, sejak itu juga hubungan keduanya terbentuk.

(Not) Perfect [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang