Konsultasi Bersama Hanbin

13 6 0
                                    


Awal tahun yang buruk bagi Mi-Cha. Selain mendengar penjelasan Dokter Min bahwa mustahil kurus dalam jangka waktu sebulan, pun ia harus menghadapi klien yang banyak maunya. Ia tidak bisa marah karena inilah pekerjaannya. Maka ia hanya bisa melayani walaupun dengan hati yang mendumel.

Mi-Cha merebahkan tubuhnya di sofa yang berada pada lantai dua depan ruangannya begitu ia sampai di cage-nya. Disusul Arin yang duduk di sofa lain dengan meletakkan barang-barang yang dibawanya. Terlihat dari keduanya wajah letih yang mendominasi. Mi-Cha pun memejamkan mata berharap letihnya hilang, sedangkan Arin beranjak untuk ke dapur lantai dua hendak mengambil minuman dingin.

"Nah!" Arin menyerahkan sebotol air mineral dingin ke hadapan Mi-Cha yang diterimanya. Air tersebut langsung diteguk dan menyisahkan setengah botol. "Kau terlihat lelah, Eonni. Apa liburmu menyenangkan?" tanya Arin yang kepo dengan apa yang dilalui Mi-Cha selama mereka libur. Pun sepupu-sepupu yang tidak bisa bergabung dengannya karena mempunyai acara masing-masing.

Terdengar helaan napas dari Mi-Cha. "Liburku biasa saja. Aku menggunakannya untuk tidur," jawab Mi-Cha sekenanya.

"Lantas, kenapa wajahmu kusut sekali? Apa ada masalah? Atau ... kau masih kesal karena tadi?" cecar Arin yang tak puas dengan jawaban awal.

Mi-Cha mengangguk pertanda membenarkan apa yang ditebak Arin. Selalu bersama Mi-Cha membuat gadis itu sangat tahu bagaimana sosok kakak sepupunya itu. "Aku sedang kesal dengan apa yang dijelaskan Dokter Min dan semakin kesal karena klien yang cerewet dan sombong," jelas Mi-Cha dengan mata yang kembali tertutup. Rasanya lelah menguasai dirinya.

"Ah, ya! Tadi pagi kau bertemu dengan Dokter Min. Ada apa?" tanya Arin yang ternyata masih ingin tahu banyak hal tentang Mi-Cha di hari pertama hari kerja setelah libur natal dan tahun baru.

Kembali terdengar helaan dari Mi-Cha. "Setelah sebulan menjalankan program diet, aku baru mendapatkan hasil penurunan 2 Kg saja. Dan itu sangat menyebalkan. Harus tunggu waktu berapa lama untuk aku menuruni 30 Kg lagi?" tanya Mi-Cha frustrasi akan hal yang dialaminya kini.

Senyuman Arin mengembang. "Itu jauh lebih baik, Eonni," ujarnya yang berniat menyemangati Mi-Cha.

Wanita itu membuka matanya dan bangkit untuk duduk. "Kau bilang jauh lebih baik, Arin~ya?" tanya Mi-Cha tidak percaya sedangkan Arin mengangguk sebagai jawaban. Melihat itu, Mi-Cha mengerang frustrasi dan hal tersebut membuat Arin kebingungan. "Itu tidak cukup, Arin~ya! Aku butuh tubuh yang ideal bukan obesitas," jelas Mi-Cha dengan raut wajah sedih.

"Eonni. Diet itu memerlukan proses yang lama. Butuh bertahun-tahun untuk mendapatkan hasil yang maksimal," jelas Arin yang diketahui oleh Mi-Cha—karena Dokter Min sudah menjelaskannya.

"Aku tahu! Tapi aku butuh tubuh ideal dalam waktu dekat," tegas Mi-Cha yang menerawang. "Bagaimana kalau aku melakukan operasi bedah plastik?" tanya Mi-Cha dengan tampang berharap Arin menyetujui pemikirannya yang masih bimbang.

"Mwo?" Arin tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. Bahkan ia menunjukkan wajah tidak percaya akan pilihan Mi-Cha. "Anio, Eonni. Katakan bahwa kau sedang bercanda," perintah Arin yang diambil kesimpulan bahwa gadis tersebut tidak setuju.

"Aku tidak bercanda, Arin~ya. Bagaimana menurutmu?" tanya Mi-Cha lagi untuk mencari keyakinan.

Arin menggeleng pelan. "Memang tidak buruk. Tapi ... untuk apa Eonni sampai harus operasi bedah plastik? Dan kenapa dengan waktu sebulan lagi kau menginginkan tubuh yang ideal? Ada apa, Eonni? Ada hal yang kulawatkan?" tanya Arin dengan bertubi-tubi.

Mi-Cha menunduk sejenak memikirkan apakah ia harus menceritakannya pada Arin. Memang gadis itu sangat mengetahui segala hal tentangnya. Tak ada rahasia yang terciptakan di antara mereka—sama halnya dengan Joon-Hee. Sejenak kemudian ia melihat Arin yang sedang menunggu jawabannya. Lantas ia menghela napas dan duduk tegak. Sepertinya bercerita adalah hal yang baik.

(Not) Perfect [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang