Apakah Harus Melakukannya?

12 3 0
                                    


Halo semuanya ....

Sudah 21 hari puasa berlalu. Ada yang udah bolong belum?

Sudah 21 hari juga kami menemani kalian. Sebentar lagi cerita akan tamat dan event selesai. Mohon doa atas kebaikan cerita ini, ya. Dukung kami terus dengan like dan komen cerita ini.

Selamat menikmati.

Enjoooyyy

.

.

.

Dua hari lagi kantor maupun pusat perbelanjaan akan tutup untuk satu minggu ke depan. Bahkan vendor Mi-Cha pun akan memasang waktu libur untuk semua pegawai. Namun untuk tahun ini, ia tak ingin waktu libur itu tiba. Dan ia hanya bisa menghela napas dengan berat karena tidak mungkin ia mempertahankan egonya dan melupakan kebijakan yang pernah dirancangnya bersama para sepupu.

Tiga hari lagi natal akan tiba. Dan ini akan menjadi natal paling suram di kehidupan Mi-Cha. Hal tersebut karena ketidakhadirnya Joon-Hee di natal kali ini. Maka liburnya akan berlalu dengan sia-sia. Tidak ada ke gereja bersama, tidak akan ada barbeque di atap rumah Joon-Hee sambil menonton film keluarga yang sering di putar kala malam natal tiba. Tidak ada tukar kado di antara mereka. Semua akan berlalu dengan hambar.

Bukan hanya natal, mungkin penggantian tahun nanti pun tidak akan seru. Biasanya ia akan menghabiskan waktu bersama Joon-Hee untuk menonton konser pergantian tahun baru bersama. Melihat petasan dan juga meniup terompet tepat saat tahun berganti. Namun tahun ini tidak akan dirasakan hal demikian. Mungkin ia akan memilih berselimut dan berdoa semoga di malam tersebut terjadi badai salju seakan ia tidak akan mendengar suara petasan dan juga terompet.

Saat di kantor tadi, ia mendapat telepon dari Rara. Ia diminta menemani eomma-nya berbelanja untuk satu minggu ke depan saat toko-toko tutup. Maka setelah mengatakan selamat berlibur pada karyawannya beserta sepupu, Mi-Cha pun berlalu meninggalkan cage-nya. Ia mengendarai mobil menuju kediamannya.

Biasanya, sebelum ia dan Joon-Hee terlalu sibuk, pergi dan pulang kantornya pasti diantar dan dijemput oleh Joon-Hee. Di perjalanan, mereka habiskan dengan bernyanyi dan bercanda bersama. Jarang sekali mobil itu terasa sunyi. Namun hari ini suasana mobilnya sunyi. Walaupun ia menghidupkan musik, tapi kesunyian tidak bisa hilang. Hal tersebut membuat ia merasa asing dan berharap Joon-Hee ada di sampingnya kini.

Saat mobil berhenti di depan gerbang rumahnya, Rara sudah berdiri di depannya dengan senyum yang mengembang. Melihat hal tersebut, mau tidak mau Mi-Cha ikut mengembangkan senyumnya saat Rara masuk ke mobil agar eomma-nya tidak kecewa maupun khawatir akan perubahan pada dirinya.

"Eomma sudah membuat catatan belanja?" tanya Mi-Cha begitu mobil jalan. Ini adalah hal yang biasa dilakukan Rara jika harus berbelanja banyak.

Rara mengangguk. "Dan kita harus membeli pohon natal baru karena punya lama sudah rusak dan jelek," jawabnya sambil menunjukkan secarik kertas yang dikeluarkan dari tasnya.

Setelah itu, tak ada lagi percakapan. Rasanya Mi-Cha sangat malas untuk mengangkat mulutnya walau hanya sekedar tertawa. Menurutnya, diam lebih baik ketimbang mereka bicara sehingga terbongkarlah isi hati dan pikiran Mi-Cha saat ini.

Saat tiba di mal, Mi-Cha dan Rara langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam. Tak lupa mereka mengambil trolli dan mulai berjelajah. Untungnya kecanggungan tadi hilang kala mereka mulai mengambil satu per satu list daftar yang diberikan Rara. Mereka mulai berbincang tentang banyak hal. Mulai dari perancanaan perayaan natal dan tahun baru, makanan apa yang akan dimasak, dan juga Rara menyarankan liburan yang dijawab akan dipikirkan lagi oleh anaknya.

(Not) Perfect [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang