Halo semuanya ....
Apa kabar kalian hari ini?
Maaf, karena ada kesalahan teknis jadinya kemarin kami enggak update. Tapi sebagai penebusan kesalahan kami, akan diusahakan update 2x untuk hari ini.
Nikmati yang ini dulu, ya.
Enjooyyy
.
.
Wanita selalu dituntut sempurna oleh lingkunganya sehingga banyak mengakibatkan pola pikir yang kurang bersyukur atas keadaan. Terlalu banyak penilaian yang ditujukan kepada wanita baik dari penampilan, etika atau kemampuan yang dimiliki. Wanita selalu diagung-agungkan dengan paras cantik rupawan, badan molek sempurna, sifat lemah lembut bak putri raja, menghapus pendapat bahwa seseorang harus mencintai diri apa adanya.
Beberapa orang mengatakan tak apa jika penilaian itu keluar dari mulut orang lain asal jangan dari keluarganya. Namun tak menutup kemungkinan seseorang menganggapnya setuju atau bahkan sama sekali tidak bisa menerima penilaian dari kedua pihak. Sama halnya dengan Mi-Cha yang kini telah duduk di kursi penumpang mobil Joon-Hee, ia bersyukur sebab keluarganya tak mempermasalahakan keadaan fisik yang ia miliki bahkan sempat beberapa kali adu mulut atas dasar tidak setuju jika Mi-Cha mempercantik dirinya dengan cara yang tidak benar atau menyakitkan.
Namun sayang, setiap orang selalu memiliki rasa kurang walaupun nyatanya cukup. Perhatian dari keluarga awalnya membuat Mi-Cha biasa-biasa saja dengan badan gempalnya, tapi tidak untuk sekarang. Sejak kehadiran Soma, Mi-Cha yang cuek dengan penampilanya mulai terusik. Fikirannya sibuk mencari cara menuruti definisi cantik menurut Soma.
Senin, hari produktif bagi para pekerja dan pelajar. Namun saat ini Mi-Cha sedang termenung di perjalanan menuju rumah sakit bersama Joon-Hee. Bagian atas mobil sport Joon-Hee dibuka, sehingga angin dengan mudah menerpa rambut keduanya. Banyak pasang mata menatap Joon-Hee kagum lantas memincingkan mata kala menyadari wanita yang duduk di sampingnya tidak seperti yang mereka harapkan. Apa lagi kalau bukan karena spesifikasi cantik oleh kebanyakan orang. Katakanlah, laki-laki setampan Joon-Hee tidak pantas bersanding dengan wanita gempal dengan wajah kurang memenuhi standar seperti Mi-Cha.
Standar kecantikan Korea memang gila. Sudah sangat lazim pembullyan atas dasar kekurangan fisik yang dimiliki. Karier yang dimiliki Mi-Cha sedikit membantu agar dia terjaga dari sasaran bully-an yang lebih kejam, seperti saat ia masih duduk di bangku SMA.
Joon-Hee termasuk laki-laki yang tanggap, usai Mi-Cha menerima panggilan dari Arin untuk mengatakan hari ini ia datang terlambat karena pergi ke dokter gizi. Ia terlihat diam dengan tatapan kosong. Joon-Hee mencoba memanggilnya beberapa kali, tapi nihil. Tampaknya Mi-Cha terlalu kalut dengan pikiranya.
Sepanjang perjalanan hanya terdengar suara mesin mobil dan alunan lagu milik boygroup K-pop berasal dari radio mobil sport-nya. Joon-Hee membiarkan Mi-Cha terdiam sampai tiba di rumah sakit. Awalnya pertemuan akan dilakukan pada hari Rabu, tapi karena sang dokter yang memiliki janji lain dengan pasiennya, maka Mi-Cha memutuskan untuk mengganti pertemuan di hari Senin.
"Nuna, let's go dwon!" ajak Joon-Hee saat mereka telah sampai di parkiran rumah sakit seraya menutup bagian atas mobilnya kembali.
Setelah kegiatanya selesai sampai melepas self belt, ia tidak melihat adanya pergerakan dari Mi-Cha. Yang ia dapati masih sama seperti saat di perjalanan—Mi-Cha yang diam dengan tatapan kosong. Selama bersama dengan Mi-Cha, ia tidak pernah disuguhi pemandangan seperti ini sebelumnya.
"Mi-Cha Nuna! Hei, waeyo?" panggilnya lagi.
Untuk ketiga kalinya dan berhasil. Dengan menarik hidung Mi-Cha, Joon-Hee mendapatkan tabokan di wajah bagian kirinya. Mungkin, tabokan adalah jawaban paling epic untuk Joon-Hee.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Perfect [COMPLETED]
Fanfiction"Tidak-tidak. Jangan coba-coba melakukan itu, Nuna. Aku lebih senang jika kau seperti ini." "Tapi mereka bilang aku gendut dan jelek." Sering dikatakan gendut dan jelek membuat Hwang Mi-Cha insecure. Dan saat ia berada di posisi itu, hanya kasih say...