Changiya, Don't Cry

11 4 0
                                    


Joon-Hee : Jaga diri baik-baik. Tunggu aku pulang Nuna, jangan diet berlebihan.

Saranghae!

Sudut bibir Mi-Cha terangkat ke atas, tak lagi dapat menyembunyikan senyum indahnya. Begini rupanya mempunyai kekasih bahkan seorang tunangan, walaupun Joon-Hee memang selalu bertingkah bak seorang kekasih terhadap Mi-Cha, tetapi tetap berbeda karena hubungan mereka yang hanya sebatas dongsaeng dan nuna. Ah, itu dulu! Sekarang hubungan yang sering diharapkan banyak orang benar-benar terwujud. Semua berharap semoga keduanya ditakdirkan sampai akhir.

Joon-Hee dan Yon-Jiin benar-benar pergi ke Chicago rupanya. Bocah usil yang biasanya mengganggu Mi-Cha akan hilang untuk beberapa saat. Mi-Cha melihat pesan terakhir dari Joon-Hee yang ia yakini dikirim Joon-Hee sebelum pesawat take off. Perjalanan Korea-Chicago memakan waktu kisaran 12 jam 50 menit. Namun sampai hari berganti Mi-Cha ataupun keluarga Joon-Hee belum mendapat kabar darinya. Tidak ingin berburuk sangka, sembari menunggu kabar dari Joon-Hee, ia pun menyibukkan diri di cagenya.

"Eonnie! Kajja1, kita makan siang."

Arin mengahampiri Mi-Cha yang sedang sibuk menatap laptopnya. Jari-jemarinya lihai dalam menekan tombol-tombol huruf di keyboard.

"Aigo ... sudah siang, ya. Aku tidak memperhatikan jam," balasnya seraya terkekeh. Mengingat dirinya terlalu fokus dengan apa yang ia kerjakan. Menulis blog baru di website serta memperbarui iklan-iklan yang dipasang di plaform sosial media vendornya.

"Jika sudah berhadapan dengan soulmate-mu ini, kau akan lupa semuanya, Eonni," jelasnya menunjuk laptop Mi-Cha. "Hmm, kecuali tunanganmu itu," imbuhnya menggoda Mi-Cha.

"Haish, jadi makan atau tidak?"

"Jadilah, Eonni. Palli2!" serunya mengintruksi jika Mi-Cha harus segera menutup laptopnya. Menghiraukan Mi-Cha yang menutupi rasa malunya dengan bersuara sedikit tegas.

Kabar tentang lamaran Joon-Hee dan Mi-Cha kemarin siang sudah sampai di telinga keluarga Hwang. Jadi tak heran jika sepupunya habis menggoda Mi-Cha lantaran hal tersebut. Beginilah asyiknya bekerja dengan keluarga sendiri, tanpa harus memberi pengumuman semuanya sudah tahu apa yang terjadi. Untungnya keluarga Hwang bukanlah tipikal keluarga yang harus ikut campur dalam semua masalah, mereka tahu mana yang pantas menjadi bahan omongan dan tidak. Tidak semua permasalahan akan menjadi buah bibir.

Usai mematikan laptop serta menutupnya, Mi-Cha beranjak dari kursi lalu berjalan berdampingan dengan Arin untuk pergi ke restoran sebrang cage-nya.

***

"Nuna, lebih enak salad atau jjajangmyeon3?"

Sedari tadi Aren memperhatikan Mi-Cha yang asik memakan salad di lunchbox sambil menggeser layar ponselnya. Saat tiba di restoran ternyata Aren juga tengah menikmati makan siangnya, membuat Mi-Cha dan Arin ikut bergabung dengan Aren yang duduk sendiri menikmati semangkuk sup di depannya.

"Hm, semuanya enak. Tapi di balik nikmatnya jjangmyeon, ia memiliki kandungan lemak juga kalori yang tinggi."

"Matta4. Tapi, bukannya Nuna tidak suka sayuran mentah?"

"Ne, tapi sekarang sudah terbiasa. Setiap makan siang aku selalu makan salad."

Demi badan ideal yang ia inginkan, menurunkan ego untuk memakan makanan lezat tapi berkalori tinggi bukanlah sebuah masalah. Salad juga pilihan yang tepat untuk membantu dietnya, Mi-Cha akan mengatakan pada restoran jika salad yang ia pesan adalah untuk diet. Maka restoran tidak akan mencampurkan olahan daging pada salad tersebut.

(Not) Perfect [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang