Mimpi

22 8 0
                                    


Halo ....

Selamat malam semuanya?

Bagaimana puasa kalian yang menjalankannya? Apakah lancar? Semoga semuanya lancar dan terus sehat sampai menyambut hari kemenangan, ya 🙏

Oya, ini kami seguhkan bab baru. Selamat menikmati. Jangan lupa like, komen, dan bantu share, ya.

Terima kasih banyak ....

Enjoooyy

.

.

.

Jika natal hampir tiba, musim dingin pun turut mengampiri. Salju sudah mulai turun walaupun belum sering dan tebal. Namun dinginnya berhasil menusuk kulit.

Di musim dingin, kebanyakan orang memilih untuk di rumah saja. Menikmati teh atau kopi hangat dengan ditemani oleh siaran keluarga. Sungguh lengkap jika kita melewatinya dengan orang tersayang. Namun tidak berlaku dengan pria bertubuh tinggi dengan kulit yang memerah akibat dingin juga matanya yang sipit. Ia sibuk bekerja untuk memenuhi impiannya.

Seperti malam ini, ia yang pulang kerja sedikit larut akibat lembur tidak langsung pulang ke rumah. Ia malah memilih mampir ke toko perhiasan yang berada tidak jauh dengan kantor tempat ia bekerja. Ia memilih tidak langsung berada di rumah karena hendak membeli barang berharga untuk orang yang amat istimewa.

"Ah, pada tutup!" rutuknya yang kesal saat melihat toko perhiasan memasang lebel 'tutup'. "Aku harus ke mana lagi?" tanyanya pada diri sendiri sambil melihat sekeliling.

Tak ada toko yang buka saat ini. Ia pun melirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Banyak toko yang sudah tutup jika di musim dingin. Hanya tersisa swalayan atau rumah makan 24 jam.

Tak ada pilihan lain, ia memutuskan untuk pulang ke rumah dengan perasaan kecewa. Ia berniat kembali besok dan akan coba minta izin untuk pulang cepat pada atasannya. Ini menyangkut hidup dan matinya.

***

"Sajangnim1. Saya boleh izin pulang cepat nggak?" tanyanya dengan tampang was-was karena takut disemprot oleh omelannya.

"Untuk apa kau minta pulang cepat? Bukannya pekerjaanmu masih banyak?"

"Mianhamnida, Sajangnim2. Saya harus ke toko perhiasan hari ini. Saya janji, besok saya akan lembur untuk menyelesaikan pekerjaan," bujuknya dengan tampang yang masih sama. Dalam hati ia merapalkan doa semoga bosnya mengizinkan dirinya untuk pulang cepat.

"Emailkan terlebih dahulu berkas yang sudah kamu siapkan hari ini. Selanjutnya, kau boleh pulang," perintahnya yang berhasil membuat pria itu tersenyum lebar.

"Ne, Sajangnim. Kamapseumnida3," ucapnya lantas berlalu dari ruangan yang bergaya maskulin tersebut.

Ia kembali ke toko perhiasan yang tutup semalam. Dengan cepat ia langsung memilih perhiasan yang tampak indah di matanya. Setelah jatuh hati pada pandangan pertama dengan sebuah cincin berlian bermata kristal merah muda bak bunga sakura yang sedang mekar. Setelahnya, ia langsung pulang untuk siap-siap dengan targetnya nanti malam.

Di bawah guyuran salju yang mulai menebal, pria itu mengendarai mobilnya ke rumah sang kekasih. Raut wajahnya tampak bahagia. Ia tak sabar melihat ekspresi Hyu-Ra—kekasihnya.

Mendengar suara mobil memasuki halaman rumahnya, Hyu-Ra yang sedang bermanja di bawah selimut tebal langsung keluar dari rumah. Ia tersenyum saat kekasihnya turun dari mobil. Hyu-Ra langsung meraih paying dan berjalan ke arah sang kekasih. Ia tidak mau kekasihnya terguyur salju yang menyebabnya sakit.

(Not) Perfect [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang