Hari Ulang Tahun

14 7 0
                                    


Huhuhu ... kemarin enggak jadi nempatin janji up 2x soalnya ada kendala. Tapi tenang, kami hari ini update. Dukung kami terus ya teman-teman.

Selamat membaca.

Enjooyy

.

.

Kamar tidur yang dominan berwarna putih, ranjang yang dihiasi dengan taburan bunga mawar serta selimut-selimut yang dibentuk menyerupai angsa adalah pemandangan yang sangat indah. Keduanya begitu takjub dengan hasil tangan sang adik dari pihak perempuan. Acara demi acara telah usai dilaksanakan dengan khidmat, kini hanya tersisa rasa lelah dari kedua tubuh sang pengantin baru.

"Gomawo untuk semuanya. Kita berakhir dalam ikatan suci dan hanya akan dipisahkan oleh hembusan napas yang terhenti. Yeobo, saranghae," ucap sang laki-laki seraya mengecup singkat dahi sang istri.

"Nado saranghae. Aku yang harus berterima kasih atas segalanya. Kau menerima setiap kekuranganku, mencintaiku apa adanya aku dan memilih perempuan dari keluarga yang biasa untuk mendampingimu selamanya. Kau terlalu sempurna untukku miliki," balas sang istri dengan menundukkan kepalanya lesu.

"St! Aku mencintaimu, cukup itu yang harus menjadi bebanmu. Kau sempurna dengan keapaadanya dirimu. Tetap menjadi bunny-ku yang manis, jangan menangis, jangan lemah kau terlihat buruk jika sedang merendah," tutur sang suami lembut, mendengakkan kepala sang istri yang sepertinya membendung air mata. "Hei, Bunny. Jangan menangis, nanti aku ikut menangis," tambahnya lagi seraya ber-kting sedang menangis.

Sang istri terkekeh lalu menampar pipi suaminya pelan.

"Yak! Jangan menangis, Yeobo," ujar sang istri sesenggukan. Air matanya menetes tetapi bibirnya tertawa. Tangan kirinya bergerak ke atas menyeka air mata buatan prianya.

Tampak sang pria yang tersenyum manis, satu tanganya membelai halus wajah sang istri yang masih dibaluti make-up resepsi pernikahan. Satu tangannya lagi menggenggam erat tangan sang istri, menyalurkan rasa cintanya dari setiap sentuhan yang ia berikan.

"Kenapa cincin yang aku berikan sebelum pernikahan tidak kau lepas?" tanya sang suami meyadari bahwa jari tengah sang istri memakai cincin yang pernah ia berikan dulu, sedangkan jari manisnya memakai cincin pernikahan.

Mendengar ucapan suaminya, ia sontak melihat jari-jari tangan kanannya. "Ini berharga, sangat! Kau mencarinya kala salju turun, sampai harus meminta izin kepada bosmu," jelasnya dengan memandang cincin berlian di jari tengah.

"Aigo, manis sekali istriku ini," pungkasnya sambil kembali mengecup dahi istrinya berulang kali.

***

"Joon-Hee-ya, apakah di keranjang sudah ada wortel?"

Supermarket atau pasar swalayan adalah sebuah toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari. Selain menjual makanan pabrik, supermarket juga menyediakan sayuran, telur, dan daging yang sudah dibersihkan.

Sesuai dengan yang direncanakan tempo hari, Mi-Cha dan Joon-Hee pergi berbelanja untuk pesta ulang tahun Joon-Hee sekaligus peringatan kematian appa Mi-Cha. Mi-Cha yang sibuk membaca daftar belanja terlihat begitu serius, sesekali bertanya kepada Joon-Hee untuk memastikan barang yang sudah ia masukkan ke dalam trolli.

"Ah, sepertinya sudah. Joon-Hee tolong hitungkan ada berapa wortel di keranjang itu," perintah Mi-Cha lagi tanpa menunggu jawaban sebelumnya.

Mi-Cha berjalanan tanpa menatap ke belakang. Ia berpindah dari tempat sayuran menuju bagian minuman. Mengambil beberapa botol susu jahe untuk diberikan kepada eolin-i di goawon. Merasa tangannya sudah penuh ia berniat untuk meletakkan botol susu jahe di trolli. Saat badannya berbalik, hanya dinding supermarket yang terpampang. Di mana Joon-Hee dan trollinya?

(Not) Perfect [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang