BAB 17

8.3K 1.3K 63
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment.
Setidaknya untuk menghargai karya penulis.

Setidaknya untuk menghargai karya penulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 17
JAUH KEMBALI

Wahai hati manusia,
Tidak bisakah kau menghapus aturanmu yang menyatakan bahwa,
"Satu kesalahan seseorang akan menghapus seribu kebaikannya"?
~Carlista Rona~

"Non! Non Lista! Bangun, Non!"

Bi Yuli terus berteriak memanggil Lista dengan panik, dia tidak merasakan pelukan Lista lagi. Hampir saja tubuh majikannya luruh ke lantai jika bi Yuli tidak segera menahan dengan tangan kanannya. Kini air matanya mengalir deras, dia takut, tubuh Lista sangat dingin dan lemas.

"Non, bangun...." panggilnya parau, dia terus menepuk-nepuk pipi Lista. Tapi majikannya tidak bangun juga.

Brakk! Brakk! Brakk!

Bi Yuli mengebrak-gebrak pintu kamar Rizal. "Den Rizal, Non Lista pingsan," ucapnya sambil terisak.

Walaupun tidak mendapat jawaban, bi Yuli tidak mau menyerah. Dia terus menggebrak-gebrak pintu kamar Rizal. Dia butuh seseorang untuk mengantar Lista ke rumah sakit dengan cepat. Bi Yuli tidak peduli jika rahasia Lista diketahui olehnya, keselamatan Lista yang utama sekarang. Tapi ternyata laki-laki itu tetap tidak mau membukanya.

"Tolongin Non Lista, Den."

"Tolong, Den. Bibi mohon...."

Bi Yuli mulai putus asa, dia menghentikan gebrakannya. Tangannya beralih mengusap wajah pucat dan dingin milik majikannya sambil menangis tersedu-sedu.

Rizal masih tidak mau membuka pintunya. Dengan terpaksa, bi Yuli harus menghubungi Chanan. Laki-laki itulah yang selalu membantu Lista dengan tulus. Setelah menghubungi Chanan, bi Yuli memapah Lista keluar rumah untuk mempersingkat waktu. Bi Yuli dibuat semakin terisak saat dia tidak kesusahan memapah Lista, dia baru sadar kalau tubuh majikannya semakin ringan.

Tepat saat sampai di teras, mobil Chanan memasuki halaman rumah Rizal. Chanan ikut meneteskan air mata saat melihat tubuh Lista sudah terkulai lemas dan wajah bi Yuli banjir air mata. Chanan pun mengambil alih Lista, dia membawa gadis itu ke dalam mobil, kemudian diikuti bi Yuli.

Setelah beberapa menit di rumah sakit, akhirnya Bi Yuli dan Chanan bisa bernapas lega. Detak jantung Lista yang melemah akhirnya kembali normal. Mereka tadi sangat panik. Ini pertama kalinya Lista pingsan separah itu. Sebenarnya Chanan belum mengizinkan Lista pulang, tapi gadis itu terus memaksa, dan beginilah akibatnya.

Bi Yuli dan Chanan segera mendekat saat melihat Lista membuka kedua matanya. Namun, Lista segera menutup wajahnya dengan telapak tangan, dia menangis. Di saat pertama membuka mata, dia justru teringat perkataan Rizal yang cukup melukai hatinya. Tidak bisakah laki-laki itu mendengar penjelasannya terlebih dahulu, jangan asal membuat kesimpulan sendiri. Bukankah dulu mereka saling percaya, tapi kenapa kini Rizal tidak memberikan sedikit kepercayaannya padanya. Lista menyesal. Kenapa dia harus menjadi penyebab Raina pergi.

Ramadan Untuk CarlistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang