BAB 18

8.4K 1.3K 97
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment.
Setidaknya untuk menghargai karya penulis.

Setidaknya untuk menghargai karya penulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 18
DARI HATI KE HATI

Lebih baik kusimpan rapat-rapat rasa sakit ini
Daripada dikira mengemis belas kasihannya lagi
~Carlista Rona~

Bi Yuli memandangi Rizal yang sedang berjalan di depannya dengan sendu. Laki-laki itu berangkat tarawih juga, tapi tidak mau menyapanya, apalagi menyapa Lista. Pasti Rizal sangat marah karena dibohongi. Mau bagaimana lagi, Lista yang meminta untuk merahasiakannya, dan bi Yuli hanya bisa mendukung keputusan majikannya.

Setelah sampai di rumah, Rizal langsung masuk ke kamar tanpa melirik mereka. Rizal seperti tidak menganggap keberadaan keduanya. Bi Yuli yang melihatnya saja ikut sakit, apalagi Lista. Walaupun Lista tidak melihat, dia bisa mendengar pergerakan dari Rizal. Dia tahu Rizal tidak menganggap keberadaannya.

“Istirahat, Non,” perintah bi Yuli halus. Lista sudah tiduran di kasur, tapi gadis itu tidak juga menutup matanya. Lista memiringkan tubuhnya menghadap bi Yuli, dan di saat itulah air matanya menetes.

“Bi,” panggilnya lirih. Bi Yuli mendekat, dia memeluk tubuh ringkih majikannya.

Kini Lista terisak kuat, dia membalas pelukan bi Yuli, dan menumpahkan semua kesedihannya di sana. “Rizal, Bi. Rizal pasti marah banget sama Lista,” ucapnya sesenggukan.

“Lista harus gimana, Bi? Lista nggak mau Rizal diemin Lista kayak gini,” lanjutnya.

Bi Yuli terus menepuk-nepuk punggung majikannya agar tenang. Saat ini Lista ingin mencurahkan hatinya, jadi dia hanya perlu mendengarkannya dengan baik.

Lista semakin terisak, dia teringat perkataan Chanan. “Bukan karena Lista egois, Bi. Lista juga mau diperhatiin Rizal. Tapi bukan karena kasihan. Biarin Rizal tahu sendiri. Kalau kita yang ngasih tahu pasti dia bakal ngira Lista minta dikasihani lagi.”

“Rizal bahkan ngira Lista pura-pura buta, Bi. Gimana Lista berani ngomong kalau Lista sakit?” Tangisannya kini semakin kencang. Bi Yuli bahkan ikut menangis. Dia paham dengan apa yang dirasakan majikannya.

“Sabar, Non.”

“Menurut Bibi, Den Rizal sebenarnya masih sayang sama Non Lista. Buktinya, dia selalu nanyain Non Lista waktu Non lagi dirawat,” jelasnya.

“Beneran, Bi?” tanya Lista memastikan.

“Iya, tapi Bibi selalu bohongin dia. Dan ternyata waktu Non pulang, dia malah lihat Non Lista sama den Chanan. Pasti den Rizal cemburu. Makanya marah-marah sampai bilang begitu.”

Lista diam, dia menghentikan tangisannya walaupun masih sesenggukan. Apa benar Rizal masih sayang padanya? Lista tidak yakin, tapi dalam hatinya dia berdoa, semoga tebakan bi Yuli benar.

Ramadan Untuk CarlistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang