Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment.
Setidaknya untuk menghargai karya penulis.BAB 15
BIBIT KECURIGAANBersyukurlah kamu yang masih diberi umur panjang, tidak seperti diriku.
Manfaatkan dengan baik, agar kamu tidak menyesal di akhirat nanti.
~Carlista Rona~Setelah selesai salat tarawih, Lista langsung merebahkan dirinya di kasur tanpa menyapa Rizal. Sepertinya, penyakitnya mulai aktif menyerang kembali. Dia berusaha mati-matian menahan batuk yang ingin keluar. Tubuhnya juga sudah panas dingin karena menahan rasa sakit dan nyeri di dalam dadanya. Lista berusaha memejamkan mata, semoga rasa sakitnya sudah berkurang saat dia terbangun nanti.
Menit demi menit telah berlalu, tapi rasa sakitnya tidak kunjung hilang. Lista tidak tahan, dia butuh bantuan bi Yuli sekarang. Tapi Lista masih mendengar suara ketikan keyboard di laptop, itu artinya Rizal belum tidur. Lista pun memejamkan matanya lagi, dia harus menahan rasa sakitnya hingga laki-laki itu terlelap.
Jam demi jam telah berlalu, kini tubuh Lista sudah basah dengan keringat dingin. Lista membuka kedua matanya, napas Rizal sudah terdengar teratur, laki-laki itu pasti sudah tidur nyenyak. Lista pun segera bangun dari tidurnya, dia berjalan menuju pintu dengan tertatih.
Lista akhirnya bisa bernapas lega, dia berhasil keluar dari kamar dan menutup pintunya dengan pelan, tanpa suara. Semoga Rizal tidak terbangun dari tidurnya.
Setelah sampai di depan pintu kamar bi Yuli, Lista langsung terbatuk-batuk hingga mengeluarkan darah. Darahnya bahkan sampai berceceran di lantai.
"Bi," panggilnya lemah. Lista terus mengetuk pintu kamar bi Yuli dengan sisa tenaganya.
"Bibi, tolongin Lista, Bi."
"Bibi," panggilnya lagi. Lista tidak kuat menahan rasa sakitnya lagi. Kini tubuhnya sangat lemas. Tepat pada saat pintu dibuka oleh bi Yuli, tubuh Lista langsung ambruk di depan pembantunya.
Mata bi Yuli yang masih sedikit rapat pun langsung terbuka lebar. Dia sangat panik, Lista harus segera dibawa ke rumah sakit, tapi dia tidak mungkin meminta bantuan kepada Rizal. Bi Yuli mencoba menghubungi sopir pribadi Lista, tapi tidak diangkat. Sekarang sudah jam setengah dua belas malam, pasti sopirnya sudah tidur. Akhirnya bi Yuli memutuskan memanggil Chanan dan langsung diangkat olehnya. Rupanya Chanan sedang mendapatkan shift malam, jadi dia masih terjaga. Bi Yuli sangat bersyukur, keberuntungan masih di pihak Lista.
Tidak butuh waktu lama, Chanan sudah datang ke rumah Rizal. Dia langsung membawa Lista masuk ke dalam mobilnya dengan diam-diam. Awalnya Bi Yuli hendak ikut masuk ke dalam mobil, dia sangat khawatir dengan Lista, tapi dilarang oleh Chanan. Katanya, Rizal akan curiga kalau mereka berdua tidak ada di rumah. Akhirnya bi Yuli pun menuruti perintah Chanan dan dia meminta dokter muda itu menjaga majikan yang sudah seperti anaknya dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadan Untuk Carlista
ChickLitJudul Awal: The First and Last Ramadan [BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [DON'T COPY MY STORY] Kenapa? Karena hukumnya haram sayang, 😉😊 karena ini murni hasil dari pikiranku sendiri, dan nyari idenya itu nggak gampang 😊 Carlista Rona, seorang ga...