BAB 29

16.9K 1.7K 204
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment.
Setidaknya untuk menghargai karya penulis.

Setidaknya untuk menghargai karya penulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 29
KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN

Berbuat baiklah selagi bisa
Karena saat ragamu ditelan tanah
Kebaikanmu masih bisa muncul di permukaan
~Muhammad Chanan Abraham~

Rizal terbangun saat alarm Lista berbunyi, alarm pengingat untuk salat tahajud. Laki-laki itu melepas pelukannya. Dia tersenyum saat melihat istrinya tengah tersenyum tipis sambil memejamkan mata, istrinya terlihat sangat cantik. Walaupun wajah Lista pucat, kecantikan gadis itu masih terlihat jelas. Rizal pun menciumi seluruh permukaan wajah istrinya. Karena biasanya, istrinya akan menggeliat hingga akhirnya terbangun. Saat istrinya belum juga menggeliat, Rizal terus menciuminya dengan gemas. Tapi Lista tidak juga membuka mata. Tidak mau putus asa, Rizal terus menciuminya hingga lelah. Namun istrinya tidak juga bangun.

Rizal tersenyum, kenapa istrinya tidak mau bangun juga. Dia tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Dia pun mencium bibir istrinya yang pucat, pasti setelah ini Lista akan bangun dengan mata yang membola. Namun, setelah mencium bibirnya lama, Lista tidak juga membuka mata. Tiba-tiba Rizal tersadar akan sesuatu. Dia tidak merakan hembusan napas dari hidung istrinya. Rizal segera bangun, dia meletakkan jarinya di depan lubang hidung Lista. Seakan mendapat serangan di mata, air mata laki-laki itu langsung mengalir deras. Istrinya sudah tidak bernapas. Rizal pun mengecek denyut nadi di tangan istrinya. Namun hasilnya sama saja, mengecewakannya. Nadi istrinya tidak lagi berdenyut. Rizal pun menepuk pipi istrinya pelan.

"Sayang, bangun ...." panggilnya sambil terisak.

"Sayang, aku mohon, tolong bangun ...."

"Bangun Sayang, kamu jangan lama-lama tidurnya."

Rizal kini menggoyang-goyangkan tubuh Lista. Namun tidak ada respon sama sekali dari gadis itu. Lista benar-benar istirahat seperti perintahnya, namun bukan sebentar, gadis itu istirahat selamanya. Nyawa gadis itu sudah dibawa Malaikat Izrail saat dia sedang tertidur pulas. Lista pun tidak merasakan sakitnya sakaratul maut seperti yang dia takutkan.

"Lista!! Bangun, Lista! Jangan tinggalin aku!"

"Kalau kamu pergi, kamu harus izin sama suami kamu dulu!"

"Kenapa kamu pergi nggak bilang-bilang!"

"Lista ...." Rizal mulai putus asa. Laki-laki itu memeluk tubuh dingin istrinya sambil duduk.

"Bangun, Ta ...."

"Aku mohon, Ta. Tolong bangun ...."

Rizal masih menangis tersedu-sedu di atas tubuh istrinya. Baru beberapa hari yang lalu dia tahu penyakit istrinya, kenapa dia sudah dipanggil secepat ini. Apalagi saat malam hari raya. Gadis itu sering berucap kalau dia ingin bertemu hari raya. Kenapa justru saat hari raya dia harus pergi.

Ramadan Untuk CarlistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang