BAB 16

8.3K 1.3K 104
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment.
Setidaknya untuk menghargai karya penulis.

Setidaknya untuk menghargai karya penulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 16
SALAH PAHAM

Allah itu Maha Hebat
Tidak ada yang tidak mungkin jika kamu melibatkan Allah dalam setiap langkahmu.
~Muhammad Chanan Abraham~

Akibat kemoterapi yang dijalani Lista, gadis itu harus dirawat inap di rumah sakit hingga efek obatnya hilang. Dan kini, sudah hari kedua dia berada di sana. Lista melarang bi Yuli mengunjunginya, dia tidak mau Rizal curiga. Jadinya Chanan sering datang ke ruangan Lista untuk menemaninya agar tidak kesepian.

Seperti hari ini, Chanan rela tidak pulang, padahal laki-laki itu habis berjaga shift malam. Bagaimana mungkin dia bisa pulang, sedangkan Lista di rumah sakit sendirian. Chanan tentu tidak tega.

"Mau salat sekarang?" tanya Chanan setelah mendengar suara azan zuhur.

Lista mengangguk. "Tongkatku mana, Chan?"

"Makasih," lanjutnya saat merasakan ada tongkat yang diletakkan di telapak tangannya.

Lista mulai berjalan ke toilet dengan hati-hati, dan Chanan hanya bisa mengawasi dari jauh. Dia tidak bisa menuntun Lista. Mereka tidak memiliki hubungan darah, jadi tidak mungkin Chanan membantu menuntun Lista kalau tidak mendesak.

Lista kembali dengan wajah yang sudah segar dengan air wudu, gadis itu langsung memakai mukenanya. Sedangkan Chanan pergi ke luar untuk mengambil air wudu. Dia tidak bisa menggunakan toilet yang sama dengan Lista. Karena selama 48 jam setelah kemoterapi, zat beracun di tubuh Lista akan dikeluarkan melalui kotoran yang keluar dari tubuh gadis itu. Jadi Lista tidak diizinkan untuk berbagi toilet dengan orang lain.

Setelah keduanya siap, mereka pun menjalankan salat zuhur berjamaah. Selesai berdoa, Chanan membalikkan badan saat mendengar isakan keluar dari bibir Lista. Gadis itu sedang berdoa sambil menangis. Chanan yang tidak kuat melihat keputusasaan Lista pun ikut meneteskan air matanya.

Setelah beberapa menit, akhirnya Lista menyelesaikan doanya. Chanan segera menghapus air matanya.

"Ta," panggilnya lirih.

"Iya?" Lista menghapus air mata di wajahnya dengan kasar.

"Jangan pernah putus asa dari rahmat Allah, Ta. Kita masih bisa pakai pengobatan lain, kamu pasti masih bisa bertahan. Kamu juga harus yakin sama kekuatan Allah."

"Allah itu Maha Hebat. Nggak ada yang nggak mungkin kalau Allah udah bertindak."

Lista pun tersenyum. "Makasih, Chan, udah ngingetin aku. Hampir aja aku putus asa."

"Iya, ya udah sana kamu istirahat. Jangan nangis lagi, nggak cocok tau, jadi jelek banget."

Lista terkekeh pelan. Baru saja laki-laki itu berkata bijak, tapi sifatnya yang bikin kesal sudah kembali hanya dalam hitungan detik. Lista melepas mukenanya. Setelah itu dia berbaring di ranjang menuruti perintah Chanan. Dia harus istirahat agar tenaganya segera pulih dan bisa pulang.

Ramadan Untuk CarlistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang