027.

4.8K 548 30
                                    

.
🌞MORE OMEGA🌻
.


Gulf POV.

Tepat pukul 08.15 aku terbangun, yups aku telat bangun pagi karena aku mengabaikan jam weker ku yang terus berbunyi. Aku panik ketika jam menunjukkan angka 08.15, aku buru-buru pergi ke kamar mandi untuk mengejar jam telatku yang ku gunakan untuk tertidur lelap.

Aku akui aku tertidur seperti orang mati dan yah aku merutuki kebodohanku disaat jam bangun pagi ku tak bisa ku biasakan, sebelum aku masuk ke kamar mandi aku terlebih dahulu menelfon orang kantor, aku mengatakan jika ada sedikit masalah, tak mungkin kan aku mengatakan jika aku telat bangun, yang ada jika aku mengatakan itu akreditasiku dikantor menjadi buruk karena jabatanku sebagai manager properti disana.

Dan untungnya pihak kantor memaklumi itu, aku benar-benar bisa bernapas lega. Ketika aku sudah siap mandi dan berpakaian aku turun kebawah.

Sepi.

Itu yang pertama kali kulihat, sepertinya orang rumah sudah menjalankan aktivitasnya. Dan ku pikir Phi Nice sedang pergi tapi aku tak tau jelas ia pergi kemana, dan tentunya Phi San bekerja lalu Megan dan Jack pergi sekolah.

"Apa aku serapan dulu?" Ucapku sambil melirik jam di pergelangan tanganku.

Di rasa waktu untuk sarapan masih cukup, aku pergi di depan lemari pendingin. Mencoba mencari makanan yang bisa ku makan tanpa aku memasak dahulu.

Dan, yah. Aku mendapatkan sereal dan aku langsung membuatnya dan sedikit ku tambahi buah-buahan agar aku tak lapar lagi ketika sudah berada di kantor.

"Emm enak" Gumamku ketika satu sendok sereal sudah mendarat di mulut ku.

10 menit menghabiskan sarapanku, akhirnya aku sudah menandaskan makananku dan sekarang sudah jam 08.30. Aku harus cepat-cepat berangkat, jika aku perlambat lagi mungkin aku akan sampai di jam istirahat, huh lain kali tolong ingatkan aku untuk bangun pagi.

"Apa phi Mew sudah ada di kantor?" Tanyaku, lalu aku mengambil ponsel untuk sekedar memberi pesan kepada Phi Mew.

Setelah mengirim pesan, aku bergegas untuk ke kantor dan sebelumnya juga aku sudah memesan taksi dan menunggu beberapa menit akhirnya taksi pun sampai.

Aku memasuki taksi dan menduduki kursi belakang.

"Pak, sesuai aplikasinya yah" Ucapku menggunakan bahasa Inggris dan untungnya supir taksi ku kali ini mengerti ketika aku menggunakan bahasa Inggris, tak mungkin juga kan aku menggunakan bahasa Thailand yang ada ia tak mengerti.

"Baik, tuan" Balasnya, lalu taksi yang ku tumpangi sedikit demi sedikit berjalan, membelah kota Bandung yang sedikit sudah lengang. Karena yang perlu kalian tau, aku telat dan syukurnya jalanan tak sedang macet.

Aku memandangi jalanan Bandung melalui kaca taksi, benar-benar udara yang sejuk dan memang suhu di Bandung Sangat dingin maka dari itu aku tak lupa membawa jaket.

"Hm, phi Mew belum membalas. Dimana dia" Seruku, melihat room chatku dengan phi Mew yang tak kunjung di balas.

Dengan sedikit kekecewaan aku menaruh lagi ponselku didalam tas kerja yang ku bawa. Kemana sebenarnya phi Mew, biasanya ia akan selalu mengirimku pesan disaat pagi hari. Entah itu menanyakan aku sudah bangun, atau memberi ucapan selamat pagi.

Aku menghembuskan nafasku pelan, sedikit aku pahami ketika aku sedang berada dalam mode seperti ini terkadang aku suka memikirkan sesuatu yang terus mengganjal di hati dan otakku, aku terus memikirkan bagaimana kedepannya hubungan ku dengan Phi Mew jika orang tuaku tau. Aku sedikit takut, malahan Sangat takut jika kedua orang tuaku dan Phi Mew tak menyetujui hubungan ini. Terkadang aku dibuat frustasi, tapi aku mencoba untuk membuang pemikiranku yang seperti itu.

Bertepatan dengan lampu merah menyala, aku menghembuskan nafasku lagi. Lalu menyenderkan kepalanya di bahu kursi, rasanya aku benar-benar takut kali ini. Di tengah aku sedang memikirkan pemikiranku ini, aku mengedarkan pandanganku di arah luar.

Dan. Tunggu! Mataku terhenti d sebuah kafe yang sudah terbuka yang memang tak jauh dari taksi ku berada, aku menegakkan dudukku. Apa aku tak salah liat, apa benar penglihatanku sedang tidak bermasalah.

Hey benar, itu phi Nice dan. Aku melebarkan mataku, sekali lagi aku memastikan pria itu yang tengah menggenggam erat tangan Phi Nice.

Tidak! Tidak mungkin, ini bukan kenyataan nya. Apa aku masih tertidur dan mengigau? tak mungkin itu Phi Mew tapi itu benar, itu phi Mew.

Sedang apa mereka dikafe pagi hari ini, apakah ini alasan Phi Mew tak membalas pesanku. Apakah mereka masih saling mencintai, apa mereka belum bisa saling melupakan.

Tiba-tiba dadaku menyesak, mataku sudah terasa panas melihat pemandangan ini. Pemikiranku terus berkecamuk, bagai adegan slow motion aku menitikkan air mataku. Kenapa lagi-lagi Phi Mew menyakitiku dan dia menyakitiku lewat Kakakku sendiri.

"Apa kau masih mencintainya" Gumamku, lalu mencari ponselku untuk sekedar menanyai apa yang phi Mew lakukan sekarang.

Ku lihat dari dalam taksi Phi Mew sedang melihat ponselnya yang berdering karena ku telfon lalu sambungan pun terhubung.

"Hallo, phi" Ucapku berusaha menetralkan suaraku yang mulai bergetar sambil melihat phi Mew yang mulai melepaskan genggaman tangannya.

"Kau sedang dimana" Ucapku.

Dan terlihat wajah phi Mew yang sedikit panik lalu menatap phi Nice yang sepertinya Tengah menenangkan Phi Mew.

"Phi sedang melakukan kunjungan bersama tuan supasong" Ucapnya. Yang sukses membuatku menitikkan air mataku kembali.

Apakah Phi Mew Sekarang berusaha sedang berbohong, apakah phi Mew benar-benar belum bisa melupakan Phi Nice. Hatiku sakit, hatiku benar-benar hancur, apakah ucapannya tempo lalu hanya pembualannya saja dan nyatanya ia belum bisa melupakan Phi Nice.

"Oh baiklah, aku tutup dulu" Ucapku, lalu benar-benar menutup panggilan itu.

Aku mengedarkan pandanganku ke segala arah, ini lebih sakit dari yang di perkirakan. Aku melihat lampu merah sudah berganti di lampu hijau, menandakan pengendara boleh menjalankan kendaraan nya Kembali. Aku melirik lagi sebentar, terlihat mereka melanjutkan pembicaraan nya yang entah aku tak tau apa yang mereka bahas.

Taksi yang ku tumpangi sudah mulai bergerak, seirama dengan air mataku yang tak mampu aku bendung lagi. Pagi ini aku terlalu lemah, terlalu berfikir yang membuat hatiku lelah sampai pada akhirnya keganjalan di hatiku terjawab sudah ketika aku melihat dengan mata kepala ku sendiri jika Phi Mew dan Phi Nice masih saling mencintai.

Sakit sekali, sampai-sampai aku tak pernah berfikir bahwa Phi Mew tega melakukan ini padaku.

"Hiks kalian masih saling mencintai hiks" Gumamku pelan, yang sesekali aku hapus air mataku yang lagi-lagi membuat pipiku basah.

Memang aku belum mengetahui kejelasannya, tapi dengan semua ini aku sudah bisa menyimpulkan bahwa keduanya masih berkirim pesan. Aku merasa Phi Mew benar-benar membohongi ku, rasanya luar biasa sakitnya.

"Maaf tuan, apa tuan baik-baik saja?" Terdengar supir taksi itu menanyaiku, buru-buru aku menghapus jejak air mataku yang terus menggenang.

"Aku tidak apa-apa, teruskan saja perjalanan nya" Ucapku, namun tidak dengan hatiku yang lagi-lagi hancur berantakan.

Apakah ini benar sebuah pengkhianatan? Atau memang aku yang terlalu terburu-buru untuk menyimpulkan semuanya? tapi apakah disaat seperti ini aku masih bisa percaya, sedangkan yang kulihat saja itu benar adanya.

"Jika kalian masih saling mencintai, kenapa harus melibatkan aku" Ujarku lirih, seraya melihat pemandangan di luar sana dengan penuh kesakitan.

POV end.

🌞MORE OMEGA🌻

Hiksrot 😭 ga ngerti lagi aku kali ini nulis apaan, nyambung ga nyambung yang penting update, tapi semoga nyambung aja deh hiks

MORE OMEGA (MEWGULF) End!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang