018.

6.1K 654 28
                                    

.
🌞MORE OMEGA🌻
.


Memang benar orang tua dulu-dulu bilang, jangan  menyakiti seseorang terlalu dalam hanya karena salah mengartikan rasa nanti dikemudian hari akan terasa menyiksa nya. Dan sekarang Mew tengah kalang kabut karena setiap hari otaknya terus dipenuhi dengan nama Gulf dan Gulf.

Rasa penyesalan dan rindu seolah terus berdatangan tiada henti, sesak di dada seolah tidak bisa dihentikan membuat linangan air mata keluar tanpa di komando.

Mew terus membenturkan dahinya di atas meja kerja, pening dikepalanya terus menghampiri. Mungkin itu efek dari ia terus menerus memforsir dirinya semata-mata untuk sejenak melupakan Gulf, tapi nyatanya ia keliru. Justru setiap ia melampiaskan semua penyesalan dan rindunya malah rasa rindu yang teramat itu semakin menumpuk.

Matanya sudah basah, pupilnya memerah, lalu bibinya yang pucat dan dasi yang acak-acakan tak lupa tersemat di diri Mew sekarang. Tidak menampilkan seorang Mew si pemilik hotel yang gagah dan perkasa, yang ada hanya kemalangan cinta yang Mew derita.

Tok tok.

Suara pintu terdengar di ketuk dari luar, Mew yang tengah menidurkan kepalanya di lipatan tangannya pun menegakkan kepalanya dengan malas. Yang pertama ia rasakan adalah kunang-kunang dimatanya. Oh astaga kapan ini akan berakhir, Mew benar-benar lelah, ia tersiksa untuk sekarang. Mew benar-benar ingin bertemu dengan Gulf.

"Masuk" Ucapnya lemas.

Terlihat Jja yang berdiri disana menatap bosnya sekaligus sahabatnya itu dengan iba.

"Hufttt Mew kau ini sebenarnya kenapa, kenapa hari demi hari kau terlihat sangat kacau" Seru Jja menarik kursi didepan Mew untuk diduduki.

Yang ditanya hanya terdiam lemas. Mew merasa raganya telah terbawa angin, mulutnya susah berucap. Tidak ada gairah untuk Mew saat ini.

"Kenapa kau seperti mayat hidup Mew. Jika kau ada masalah berbagilah kepadaku, jelaskan apa yang kau gundahkan saat ini, jangan seperti orang yang tak kukenal. Sekarang aku benar-benar tak mengenalmu, mata yang terlihat mengerikan, mulut yang membisu. Siapa dirimu sekarang, ayo cerita lah padaku" Ujar Jja panjang lebar.

Mew menatap sahabatnya itu sayu. Benarkah apa yang di ucapkan Jja, apa semengerikan itu Mew sekarang. Mew juga tak mengerti kenapa ia bisa selemah ini hanya karena mantan adik iparnya, ia juga pernah jatuh cinta tapi tidak seperti saat ini. Mew pun merasa ia tak mengenal dirinya, hanya saja Mew sekarang amat menyesal ditambah rasa cintanya kepada Gulf yang baru Mew sadari, maka dari itu Mew benar-benar tersiksa.

Satu air mata tiba-tiba jatuh dari pelupuk Mew, ia benar-benar kacau, ia benar sakit.

"Jja aku menyesal, aku benar-benar menginginkan ia kembali Jja" Ucap Mew parau.

Melihat itu Jja langsung menatap sahabatnya sendu, semenjak Jja mengenal Mew. Jja belum pernah melihat sisi terlemah mew, dan sekarang entah apa yang Mew rasakan Jja melihat itu, dari matanya sudah terlihat itu benar-benar menyesakkan hati dan fikirannya.

"Aku ingin meminta maap kepadanya, aku teramat merindukan nya Jja sampai-sampai bernapas pun aku sudah tak bisa Jja"

Jja terus mendengar rancauan Mew, Jja mengerti ini sangat berat untuk Mew. Mencoba memendam semua dengan diam memang terasa menyiksa dan sekarang Jja memberi kesempatan untuk Mew mengeluarkan semua sesak yang ia tahan sedari kemarin.

"Aku mencintai nya Jja, aku benar-benar mencintainya"

Tatapan kosong itu kian mendera, menyayat hati setiap insan yang tengah rapuh. Mew mencoba memejamkan matanya, menstabilkan emosinya.

MORE OMEGA (MEWGULF) End!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang