.
🌞MORE OMEGA🌻
.
Gulf mendudukkan dirinya di kursi depan kaca, ini hari kesekian Gulf meratapi garis takdir nya yang agak kurang beruntung dalam hal cinta, ia masih tersenyum menatap pantulan cermin yang ada didepannya.Hari ini, hari dimana ia akan meninggalkan Bangkok tempat dimana ia di besarkan dengan penuh cinta, hari dimana ia juga memutuskan untuk melupakan rasa pait seperti menelan empedu yang ia rasa sendiri.
Disamping ia duduk sudah ada koper besar yang ia siapkan semalam.
Kurang dari sebulan ia meninggalkan kenangan nya bersama Mew di Swiss, dimana itu juga ikatan nya antara Mew semakin menumpuk.
Ikatan benang kusut yang saling tarik-menarik.
Rasa rindu yang kian hari kian menjelma di lerung hati keduanya.
Rasa ingin berlari untuk saling memeluk tapi seolah ada dinding besar yang memisahkan keduanya.Tidak ada kuasa dalam diri Gulf untuk menetap disini. Terkadang di suatu malam yang sunyi ia bertanya pada dirinya sendiri. Apakah ini akhir atau bahkan awal yang membuat Gulf lagi-lagi terikat dalam satu cerita yang ia buat sendiri.
Bahkan ia juga bertanya, apakah ia terjebak di suatu skenario yang ia susun sendiri? Takdir seolah dengan mudahnya menarik ulur perasaan seseorang sampai sejauh dan semenyakitkan ini.
Jika saja Gulf bisa menahan gejolak dalam dirinya, mungkin saja ia bisa dengan mudah menjalani hidupnya yang seperti dahulu sebelum mengenal alpha itu.
Kenapa begitu sulit untuk Gulf keluar dari belenggu ini, apakah mew gulf fate pair? Atau memang takdir sengaja mengotak-atik hatinya agar menjadi manusia yang terlihat bodoh?.
Sejak awal pertanyaan ini memang sudah mengganggu hati Gulf, sejak awal pertanyaan ini juga memperlihatkan jika Gulf salah satu omega yang benar-benar lemah tak berdaya.
Tak terasa lagi-lagi satu bulir bening jatuh di pipi gambilnya, ia mengusap untuk kesekian kalinya.
"Bahkan air mataku saja secara naluri terjatuh sendiri" Ucapnya.
Gulf menghembuskan nafasnya lelah, nafas yang memaknai bahwa ia benar-benar lelah dengan ini dan bersamaan juga pintu diketuk dari luar. Gulf buru-buru menghapus jejak air matanya.
"Gulf" Orang itu menyembul dari balik pintu, hanya memperlihatkan kepalanya saja.
Gulf membalikkan badannya lalu tersenyum cerah.
"Phi"
Nice mendekati Gulf lalu duduk di ranjang.
"Apa sudah siap?" Tanya nya.
"Sudah phi" Ucap Gulf sekenanya.
"Teman-temanmu sudah ada dibawah, katanya mereka ingin mengantarmu sampai bandara"
Gulf lagi-lagi hanya tersenyum simpul, Gulf benar-benar merasa dirinya hanya seonggok ranting rapuh yang siap kapan saja tertiup angin. Dan kepergiannya itu juga tak terasa menjadi pilu untuk Orang-orang terdekatnya, sebenarnya hati kecilnya menahannya untuk tidak pergi, tapi alur yang Gulf ambil juga adalah awal yang membuat ia bisa melupakan semuanya dengan damai.
"Heyyy kenapa muka adik phi jadi sedih begini, bukannya ini pilihanmu sayang, kenapa wajahmu malah tidak rela meninggalkan semuanya" Seru nice, membelai rambut Gulf sayang.
"Tidak ada phi, Gulf hanya tidak siap saja jika harus menahan rindu untuk orang-orang disini"
"Heyyy kau kan bisa menelpon dan mengajak mereka Vidio call setiap hari, dan untuk Mae pho ayo dua bulan sekali kita pulang ke Bangkok" Ujar nice.
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE OMEGA (MEWGULF) End!
Fantasy(JANJI FOLLOW AKUN INI SETELAH BACA APAPUN STORY DARI AKUN INI. TAK KENAL MAKA TAK SAYANG) "Rasanya badan ini sudah lelah! Tapi kenapa hati ini terus menuju padamu" -gulf "Jika ini kesempatan terakhir ku. Kumohon beri kepercayaan itu lagi untuk kese...