034.

4.6K 516 25
                                    

.
🌞MORE OEMGA🌻
.


Mew POV.

Sudah beberapa hari yang lalu bahkan sudah memasuki Minggu kedua aku selalu berkunjung kerumah Gulf, semua itu semata-mata hanya untuk meluluhkan hati keras pho. Jujur saja aku lelah, tapi aku tak bisa berhenti di tengah jalan. Aku selalu duduk di teras, berharap pho melirik perjuanganku, tapi hasilnya lagi-lagi gagal.

Setiap pho masuk, sehabis menyiram tanaman, ia selalu melewatiku. Aku sudah memasang senyum semaksimal mungkin tapi dia seolah-olah seperti tak melihatku.

Tak apa, karena aku disini hanya ingin menunjukkan bahwa aku serius dengan Gulf. Itu pun hanya Mae yang menyambutku datang, tapi sama saja, Mae pun tak bisa berbincang banyak dengan diriku. Dan untuk Gulf, aku tau ia sangat sedih. Terlihat dari raut wajahnya yang sedikit membuat relung hatiku terusik. Sesekali juga jika ada kesempatan, Gulf selalu membuatkan ku teh atau kopi, karena jujur saja aku rela meninggalkan kerjaanku demi duduk disini, diteras ini berjam-jam lamanya.

Bisa kalian lihat, seberapa remuknya aku saat ini. Jika bisa, untuk saat ini pun aku ingin sekali menangis. Ingin mengeluarkan lelah hati dan fisikku. karena perjuanganku kali ini benar-benar sangat menyakitkan, aku berfikir apakah aku benar-benar salah untuk mencintai Gulf, mencintai bocah lugu itu, mencintainya setengah mati, mencintainya sampai aku kehilangan akalku. Aku berani bersumpah, aku benar-benar gila akan hal ini.

Sebelum ini, aku pun pernah mencintai seseorang. Mencintai Nice sampai rasanya hari-hariku lebih berwarna. Tapi lagi-lagi perbedaan itu datang, seiring dengan berjalannya waktu dan seorang pria manis, yang tiba-tiba ku lihat waktu itu tengah meluapkan emosinya kepada pekerjaku.

Difikir-fikir itu pertemuan pertamaku dengan Gulf yang sangat mengesankan, bibirnya yang di majukan beberapa senti ketika merajuk, uratnya yang terlihat menonjol ketika sedang marah, wajahnya yang selalu merona ketika sedang malu, dan semua itu menjadi pengalamanku mengulang masa ABG ku.

Ia bocah yang mampu membuatku gila, ia bocah yang mampu mengacak-acak hatiku bahkan dia bocah yang mampu juga membuatku menangis. Ah apakah aku sedang bernostalgia? Dan lihatlah, hanya mengingat hal-hal kecil tentang Gulf saja sudah membuatku hilang daratan.

Dan sekarang, aku melihat pho hendak masuk kedalam. Aku berharap dengan amat sangat pho kali ini melihatku, melihat sedikit perjuanganku, melihat sedikit saja kalau aku memang benar-benar serius dengan Gulf. Aku sudah memasang senyuman setampan mungkin untuk menyambut pho, hanya untuk sedikit dilirik tak apa. Namun lagi-lagi semua itu mustahil.

Pho untuk kesekian kalinya melewatiku tanpa melirikku sama sekali, ia memasang wajah tak bersahabat dan itu sudah memukulku telak, sangat susah memang dan sangat menyakitkan, tapi aku harus tetap kuat. Karena pasti semua itu akan indah pada waktunya bukan?.

Aku menghela nafasku berat. Sungguh benar, ini sangat menyakitkan, dan membuatku terpukul berkali-kali. Sungguh, aku harus berapa kali bertahan di posisi seperti ini. Tapi setiap aku ingin mundur, bayang-bayang Gulf selalu mengisi setiap sanubariku.

Aku terlalu mencintai Gulf dan aku terlalu lemah dengan semua keadaan, harus berapa kali besar aku menunjukkannya di depan pho? Pertahanan pho seakan berkali-kali lipat, dan aku tak bisa menggapai atau meraba pertahanan itu.

Benar-benar aku di ambang tanduk, antara aku benar-benar memperjuangkan Gulf atau berhenti karena kerasnya hati pho.

Ughh! Akhir-akhir ini juga aku terlalu berfikir keras, bagaimana cara agar meluluhkan pho, sampai jam tidurku benar-benar terganggu. Terlihat dari lingkaran mataku yang menghitam seperti panda, pola makanku juga minggu-minggu ini tidak teratur, aku selalu merindukan Gulf, selalu ingin dekat dengan Gulf. Dan setiap aku berfikir keras tentang itu aku selalu berakhir menyedihkan, dan aku hanya bisa menahan pheromonesku agar tidak menyakiti diriku sendiri.

MORE OMEGA (MEWGULF) End!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang