Wish (1)

2 0 0
                                    

Ketika kecil, Radit tidak percaya dengan yang namanya keajaiban atau harapan. Bahkan untuk suatu kegagalan, ia hanya mengabaikan dan meneruskan hidup karena ia tidak memiliki kehidupan selain yang dipilihkan untuknya.

Bahagia adalah konsep abstrak bagi Radit yang ada namun tidak bisa sepenuhnya ia rasakan, seakan terdapat potongan kecil yang masih membekas dalam hati.

Kirin datang sungguh adalah berkah baginya. Seorang teman dan juga permainan yang dapat mengabulkan satu hal yang ia inginkan. Ia berniat untuk berusaha keras memenangkan dark game.

Tetapi takdir berkata lain. Neon mengambil alih tubuhnya dan menyebabkan kerusakan yang tidak bisa diperbaiki. Nyawa yang hilang tak akan kembali. Rasanya menyakitkan.

Jalan yang berliku terus ia lalui. Pikiran yang berkecamuk dalam dirinya mengatakan bahwa ini tidak sepadan dengan kesulitan yang menerpa dirinya.

Hanya satu yang ada dalam pikirannya.

Radit ingin mengalahkan Rayn.

Ia mulai memikirkan rencana dan menghasilkan satu solusi. Sesuatu yang sulit dilakukan namun tidak mustahil. Kirin hampir tidak membiarkannya karena mata Rayn tak kunjung lepas dari pengawasannya.

Putus asa. Dua kata yang hampir menelan dirinya dalam kegelapan. Ia berniat menyerah namun kesempatan menunjukkan diri di depan Radit.

Rayn menargetkan dirinya.

Radit berpikir bahwa akhirnya ia akan melakukannya. Ia memang merasa bersalah dengan pelindungnya tapi ia akan melakukannya.

Namun ia butuh jaminan.

"Jangan sampai mereka terbunuh, aku mohon."

"Baiklah."

Singkatnya, Radit bisa menjalankan rencana yang ia susun.

Walau pikirannya telah memutuskan, hatinya sulit melepaskan rasa bersalah karena memanfaatkan orang yang ia sayangi. Temannya yang tidak sadar ia manfaatkan mencoba untuk menang, kakaknya yang ia sayangi belum memahami makna pemberiannya.

Ia bahkan tidak sanggup melihat tangannya sendiri.

Namun, semua akan berakhir. Ia meyakinkan dirinya dan bangkit untuk melawan Rayn di babak terakhir.

Ia bersyukur kelinci yang sombong dan bodoh, terang terangan meremehkan mereka dan tidak mengetahui bahwa ia sudah berada di ujung jurang.

Bang.

Suara tembakan dari pistol Drew yang ia pungut secara kebetulan terdengar sangat keras.

Ia tidak tahu apakah mengenai Rayn atau tidak dengan prediksinya tapi melihat tidak ada perlawanan balik menunjukkan ia berhasil.

Ia merasa senang sekali. Sayangnya ia tidak dapat melihat betapa putus asanya wajah Rayn kali ini dan meludahi pakaian rapi yang tidak biasanya dilihat dalam kelinci di kehidupan nyata.

Dengan babak berakhir ia bisa melihat kembali.

Radit mendekat tiba tiba dan berbisik,

"Jangan lupakan kenyataan bahwa kita menang, Rayn."

Saat ia mendapat anggukan, Radit tersenyum. "Baiklah, bagaimana dengan hadiahnya?"

Radit merasa mendengarkan decakan lidah, memutuskan mengabaikannya.

"Ucapkan saja keinginanmu dan aku akan kabulkan." ucapnya ketus. Rayn tak ingin lagi berbicara sepatah kata apapun dengan ksatria yang dipilih oleh Kirin. Sudah dua kali ia kalah dengan penjaga yang Kirin pilih untuj melawannya.

Secret Of The LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang