Lies and Truth (A)

64 15 0
                                    

Dia berlari di jalan beraspal yang sudah retak dan bergelombang, membuatnya beberapa kali hampir tersandung. Rasa bersalah pada peristiwa yang menimpa temannya tak kunjung reda. Tatapan mata yang tertuju padanya dari guardian yang bernama Kirin memang terasa biasa tetapi dia menganggap hal tersebut berbeda.

Dia menghela napas sembari mengingat apa yang telah terjadi pada dirinya hari-hari ini. Hidup yang sudah tak seberapa baik malah menjadi lebih buruk lagi saat dia menerima perannya sebagai ksatria.

Dalam hati dia berpikir,

[Apakah benar impianku akan dapat kucapai jika hal seperti ini kualami terus-menerus?]


Sudah berminggu-minggu berlalu, tetapi Radit tak kunjung bangun dari tidurnya di rumah sakit. Keluarga yang sering menjenguknya dan kukira sedarah dengannya ternyata sangat sayang sekali terhadapnya. Aku melihat pemandangan yang terurai didepanku membuat diriku sedikit iri tetapi kemudian tergantikan dengan rasa ingin mengulang waktu dan mencegahnya melakukan bunuh diri.

Dan sekarang, aku berjalan sendirian tanpa arah dimana diriku masihlah berharap dapat mengulang waktu yang sudah tertuliskan sebagai sebuah kenangan masa lalu.

Kakak perempuan dari Radit menyuruhku agar tak memikirkannya karena yang terjadi bukan kesalahanku tetapi aku tahu persis kenyataannya. Kenyataan mengenai guardian. Mengenai ksatria dan semua yang berhubungan dengan bunuh dirinya ingin sekali kuungkapkan tetapi tak dapat terucap karena aturan yang mengikat diriku dan bahkan semua ksatria juga terikat akan hal itu.

Dan itu juga salah satu penyebab yang menyiksanya sampai saat ini. Tak dapat mengatakan kebenaran yang terjadi.


Sementara itu...

Radit. Aku akan melakukan apapun untuk melindungi adikku ini. Walaupun tanpa ada darah yang mengikat hubungan kita. Tetapi nampaknya aku telah gagal menjalankan tugasku.

Entah kenapa, aku yang sebenarnya menyadari ada sesuatu yang mengganggunya, malah tak membantu dia saat dibutuhkan. Aku telah gagal menjadi kakak yang baik. Apakah selama bertahun-tahun kita bertiga hidup bersama, dia telah menyimpan perasaannya selama ini? Jika iya, lalu senyumannya untuk apa? Akting? Aku bingung harus berkata apa lagi.

Ayah yang tahu akan hal ini masih sibuk bekerja setelah kami berdua pulang dari universitas yang kelak akan kujalani nantinya. Dibalik kesibukannya, terasa sekali ayah juga merasa seperti diriku yang bersalah akan kejadian yang menimpa Radit. Bahkan mungkin juga bingung, apa selama ini dia melakukan hal yang salah dalam mendidiknya.

Dia tak tahu juga tapi yang pasti rasa kegagalan masihlah ada dalam hati masing-masing. Tak hilang dan tak akan pernah hilang.~

***

Beberapa hari sebelumnya...

Tatapan mata dari seorang yang memakai baju dan syal berubah menjadi kosong.

"Kirin, apa benar aku membunuh orang tersebut?" Kirin merasa bersalah karena tidak menceritakannya saat dia sadar. Tetapi dia ingin membuatnya melupakan semua dosa yang tidak ia perbuat karena memang kenyataannya pada saat itu dia dirasuki oleh roh Neon yang psikopat.

"Kirin!" Kirin terkaget dengan suara teriakan laki-laki yang memakai sweater tersebut dan menganggukkan kepalanya. Dia menangis dengan kerasnya karena dirinya belum cukup kuat untuk menghentikan roh itu.

Rasa bersalah dan penyesalan bercampur aduk menjadi satu. Menjadikannya lebih kuat dari sebelumnya. Dia menyadari terkadang untuk menjadi kuat dibutuhkan pengorbanan yang besar dari dirinya sendiri. Bahkan walaupun nyawa adalah taruhannya.

''Kirin, aku pernah membaca buku mengenai dirimu. Apa benar kalau kau mempunyai kekuatan untuk memberi kekuatan kepada orang biasa?''

''A-apa?''

''Guardianship, mengkaruniai manusia yang dipercaya dengan kekuatan yang melebihi manusia lain pada umumnya. Digunakan agar tercipta ketentraman yang dipercayakan kepada penjaga yang dipilih oleh hewan mitos bernama Qilin. Apa itu benar?'' Radit menatapnya dengan tajam dan itu membuat Kirin ragu-ragu untuk memberitahunya.

''A-anu Radit, ka--''

''Jadi benar ya.. aku ingin tahu bagaimana menggunakannya.'' Kirin melihat kesungguhannya saat itu. Kepalan tangan yang terbentuk karena rasa sakit dalam hatinya yang tak kalah menyakitkannya meyakinkan diri Kirin untuk memberitahu diri laki-laki tersebut. Dia tahu apapun yang dia akan katakan takkan pernah dapat mengubah pendirian teguh dari Radit. Sekuat apapun itu.

''Hah~ sebelum aku memberitahumu hal itu, Radit. Jika kau menggunakan kekuatanku yang spesial, kau dapat.. mati.'' Dia tak bergeming sedikitpun. Dan yang membuat Kirin cemas hanyalah satu.

Pengkhianatan.

Kata yang bermakna kecil tetapi telah terkisahkan di banyak sejarah di buku manusia, yang takkan pernah terlupakan. Kirin tak mau ksatrianya mengalami hal itu. Dan untungnya, selama ini belum ada.

''Baiklah kalo kau memaksa.'' Dia menghela nafas dan menceritakan semuanya.~

Guardianship adalah kekuatan untuk memberi manusia yang mempunyai potensi untuk mendapatkan sebuah kekuatan. Mereka diberi tanggung jawab untuk melindungi dan menjaga sebuah benda.

Untuk melakukan kewajibannya, mereka mendapat kekuatan fisik, kemampuan sihir, dan terkadang sebuah senjata khusus yang dapat membuat mereka menahan serangan atau menyerang balik kepada sasaran mereka.

Namun, arti sebuah benda tidaklah dapat diartikan sembarangan. Benda yang menjadi konsekuensi dari seorang protector sangatlah besar karena mereka terbuat dari sebuah jiwa. Yang tak lain adalah milik pengguna kekuatan guardianship. Jika hancur, kekuatan dari seorang protector akan hilang dan kematian akan mendatangi pengguna kekuatan guardianship.~

''Itulah kekuatan terbesar dariku. Radit, kau tak harus--"

"Aku tahu itu! Tapi, aku tak tahan lagi!" kata Radit sambil menahan air matanya keluar.

"Aku ingin bertemu keluargaku lagi. Bagaimanapun caranya.''

Keheningan yang sunyi tak mampu menutupi suara kesedihan yang keluar dari mulutnya, Kirin mengerti akan hatinya yang rapuh akan rasa kesedihan tersebut sudah tak mampu lagi menahan sesuatu lagi. Dan mau tidak mau, dia harus mengeluarkan segala yang dia ketahui agar kali ini, ksatria yang dia pilih dapat mewujudkan harapannya.


Esoknya, Radit belajar cara membentuk sebuah benda dari jiwanya. Semakin rumit bendanya, semakin cepat rasa sakit dari jiwanya menjalar didalam tubuhnya. Dan maksimal dari penggunaan kekuatannya adalah empat jiwa. Kirin sangat kaget melihat Radit langsung membentuk empat benda dalam sehari, dan itu membuatnya khawatir. Dia hanya khawatir jika terdapat efek samping lain dari kekuatan guardianship tersebut, hanya itu saja.

"U-um Radit, mungkin kau harus beristirahat dulu setelah membuat benda ketiga ini. Karena sepertinya kau terlihat akan pingsan tak lama lagi."

"Terimakasih karena telah mengkhawatirkanku, Kirin. Tapi aku tak apa-apa. Tinggal sedikit lagi, lalu aku akan dapat memberinya kepada seorang yang dapat kupercayai untuk menjaganya." Keringat mulai bercucuran dan nafas yang dia keluarkan sudah tidak stabil seperti biasanya. Tetapi, dia tetap tak menyerah hanya karena hal sepele seperti itu. Dia berusaha, berusaha, dan berusaha sampai akhirnya dia pingsan seharian setelah berhasil membentuk benda keempat.

Memang ksatria pilihanku kali ini benar-benar gila. Tetapi kuharap, aku tak mengecewakannya.~

***

A/N : Surprise update!!! Kuharap kalian menikmati THR yang kuberikan hehe...

Secret Of The LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang