Reassurance

87 18 8
                                    

A/N : Hari ini ada pengumuman spesial.. Cerita ini akan diadaptasi ke sebuah webtoon! Walaupun masih webtoon challenge sih. Kolab bareng temen. Jangan lupa mampir ya, memang ceritaku gak bagus-bagus amat tapi ini impianku untuk bikin. *so happy* ketika dia accept..XD


Radit terbangun sambil memegangi kepalanya yang masih berdenyut dan terasa sakit karena kejadian kemarin. Kirin yang awalnya tertidur mulai bangun karena merasakan Radit yang mulai bergerak-gerak di kasurnya.

"Radit!" teriak kuda disampingnya. Dengan warna merahnya yang terang benderang karena senangnya, bahwa sang ksatrianya sudah sadar langsung membuat Radit bangun walaupun dengan sedikit *masalah*.

"Kirin, warna di tubuhmu terlalu terang sekarang, bisa kau sedikit menjauh?" kata Radit sambil sedikit menutup matanya untuk menghalangi cahaya dari tubuh Kirin yang memasuki matanya dengan paksa.

"M-maaf."

Radit mulai membangunkan dirinya dan duduk disamping tempat tidurnya. Dia menghela napas dan mencoba mengingat apa yang terjadi ketika dia tak sadar. Tetapi itu semua sia-sia. Karena pecahan memorinya masih tak mau menunjukkan dirinya dan Radit tak ingin memaksakan karena kepalanya masihlah terasa sakit.

Belum lama dia bangun dari tidurnya, mata Radit terbuka lebar. Dia ada sekolah! Melempar selimut dari dirinya, Radit berlari keluar dari tempat tidurnya dan menuju ke lemari pakaiannya. Dia langsung memakai celana jeans hitam, tanpa memedulikan untuk mengganti baju yang dia pakai saat ini dan segera memakai sweater putih kesukaannya.

Dia hampir saja tersandung ketika dia mengambil tas sekolahnya dan menuruni tangga yang berumur setua dirinya. Sudah cukup telat dirinya, Radit tidak punya waktu untuk menggosok giginya maka dia langsung memakan permen karet untuk menghilangkan bau mulutnya selagi dia menuju pintu.

"Radit, tunggu!"

Dia tak menghiraukannya dan tetap menuju ke pintu keluar. Tetapi sesuatu menghalanginya saat dia berhasil keluar dari pintu rumahnya.

"Radit, kau sudah sadar ternyata." kata Cole sambil bersandar di dekat leher Angga.

"Minggir, aku harus--"

"Wow, kau mau kemana? Hari ini sekolah di seluruh kota diliburkan karena kejadian pembunuhan yang terjadi akhir-akhir ini. Jadi kau tak usah buru-buru." kata Angga dengan santainya. Namun, Radit yang melupakannya mulai mengingat kembali dosa yang telah *ia* perbuat.

[Pembunuhan..?]

Kepingan ingatan mulai memasuki otaknya layaknya air yang mengisi sebuah bak. Dia memegang kepalanya dan menjambak rambut yang melekat juga. Angga dan Cole kebingungan melihat perilaku Radit yang berubah drastis.

Tetapi beberapa menit kemudian, tatapan matanya berubah menjadi kosong. Dia langsung kembali masuk kedalam rumahnya dan menguncinya. Mereka berdua hanya terdiam tak tahu apa yang harus dilakukan. Dan Radit kemudian melihat guardian yang memilih dirinya berdiri dengan keempat kakinya dan berada tepat di ujung pintu belakang. Tempat kamarnya berada.

"Kirin, apa benar aku membunuh orang tersebut?" Kirin merasa bersalah karena tidak menceritakannya saat dia sadar. Tetapi dia ingin membuatnya melupakan semua dosa yang tidak ia perbuat karena memang kenyataannya pada saat itu dia dirasuki oleh roh Neon yang psikopat.

Secret Of The LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang