Lies and Truth (B)

75 15 3
                                    

Dua hari kemudian,

Radit ditemani dengan Kirin, menuju ke ruang klub yang sering dia kunjungi. Klub drama

"Radit! Jarang-jarang kamu kesini, habis makan ragi?" katanya sambil nyengir.
''Begitulah. Ketua, apa aku boleh meminta sesuatu padamu?"

Radit dengan serius menatap kedua mata ketua klub drama saat ini, dan dibalas oleh ketua juga.

"Apa yang kau perlukan?"

"Aku ingin kamu menjadi penjaga jiwaku."

"Eeh?"

Radit menjelaskan bahwa dia terpilih sebagai ksatria dan semua hal yang berkaitan dengan itu. Tentu saja, awalnya dia kaget dengan perkataannya tetapi lama kelamaan dia mulai percaya bahwa Radit tak bercanda sama sekali.

"Baiklah. Lalu ketiga orang lainnya bagaimana?" Radit langsung memberi ketua sebuah kalung. Cahaya biru mulai menyelimuti diri seorang perempuan tersebut dan membuatnya berkilauan layaknya permata.

"Indahnya.."

Lalu cahaya tersebut menghilang seketika.

"Kekuatanmu adalah merubah penampilanmu menjadi seseorang yang kamu inginkan. Serta fisiknya juga. Jadi, cobalah untuk tak memaksakan diri, Tiana." kata Radit.

"Benarkah?"

"Pakailah dan bayangkan seseorang dalam pikiranmu." lanjut Radit.

Perempuan dengan paras yang cantik dan memakai baju branded mulai memakai sebuah kalung putih dengan permata biru ditengahnya. Ketika dipakai, aura kecantikannya tetap terpancar di mata Radit.. tidak, dimata semua laki-laki yang menatapnya juga pastinya.

"Cantik.." kata Radit secara tak sadar.

"Eh?"

"T-tidak, lupakan. Lanjutkan saja."

Dia mencoba memikirkan seseorang tetapi tak ada yang penting di benaknya dan kemudian pandangannya jatuh kepada Radit. Dia berpikir bahwa ini mungkin ide gila, mencoba untuk menjadi seorang laki-laki namun tetap saja ia lanjutkan.

Seiring wajah dan rambut Radit terbayang dengan jelas di pikirannya, dia mulai bersinar namun tidak seterang sebelumnya. Dan kemudian, wajahnya mulai berubah menjadi seorang yang berada didepannya dengan diikuti seluruh kepala dan badannya juga.

"Keren! Seharusnya kau kasih kekuatan ini dari dulu, Radit. Ini sungguh luar biasa." kata Tiana yang masih terkagum-kagum dengan kekuatan yang diberikan oleh Radit.

"Haha~ iya. Tapi kau tahu kan kalau ini bukan main-main?"

"Iya, aku paham. Aku hanya senang aja mendapatkan kekuatan ini. Jadi, bagaimana dengan tiga anak lainnya?"

"Aku sebenarnya ingin meminta bantuan pada anak kelas 10-A. Junior kita dalam klub drama tetapi aku tak ingin dia mati hanya untuk memenuhi keeegoisanku." kata Radit sambil menundukkan kepalanya.

"Bagaimana kalau dua orang lainnya, aku yang memilihkannya untukmu, Radit? Aku tahu kalau kamu ingin bertemu dengan keluargamu lagi dan aku akan dengan senang hati akan membantumu tetapi jangan lupa bahwa yang mati tak seharusnya hidup kembali. Hanya mengingatkan saja."

"Aku tahu itu. Mohon bantuannya, ketua." kata Radit sambil membungkukkan badannya.

Tiana langsung meninggalkan ruang klub dan melambaikan tangannya seakan tak terjadi apa-apa. Kirin pun sedikit tak percaya bahwa sang ketua akan percaya begitu saja dan membantu Radit tanpa imbalan apapun. Biasanya, mereka menuntut banyak permintaan tetapi, ah sudahlah. Yang penting, semua berjalan lancar.

"Baiklah. Ayo Kirin, kita mencari *dia*" kata Radit dengan semangat.

***

A/N : short chappie guys. Sorry lama banget untuk update XD

Secret Of The LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang