Hunt (3)

12 0 0
                                    

​Di dalam sebuah Hutan Musim yang cukup lebat karena baru saja dedaunannya kembali tumbuh selepas musim berganti, seorang gadis mengenakan sebuah cincin kini sedang duduk di atas sebuah pohon sembari bermain lempar-tangkap sebuah batu kerikil yang digenggam oleh tangannya. Ia menghela napasnya panjang, lalu menatap jauh ke arah jalan tempat ia berlari tadi.

"Aku harap aku berhasil kabur. Hutan ini cukup lebat dan aku sekarang berada jauh di tengah hutan. Butuh waktu lama untuk mencapai bagian tengah hutan karena terdapat banyak hewan liar. Kalaupun ada yang datang, aku pasti akan segera mengetahuinya lewat kemampuanku melacak keberadaan siapapun dan apapun. Tetapi, aku khawatir jika yang mendekat justru orang yang sulit kulacak seperti tadi." gumamnya. Rena terus-menerus melakukan lempar-tangkap batu kerikil di tangan kanannya.

Tiba-tiba saja radarnya kembali menyala, sesuatu mendekat ke arahnya dari utara. Rena sama sekali tidak tahu siapa atau apa yang mendekat. Entah hewan, kawan, ataupun lawan. "Utara, seratus meter." pikirnya. Ia segera menoleh ke arah yang dituju dengan berusaha berhati-hati.

Sesuatu tersebut semakin mendekat, namun langkahnya malah terdengar melambat. Semak-semak pun bergetar, seekor babi hutan tiba-tiba saja keluar dari balik semak-semak tersebut dengan langkah yang santai. Rena segera menghela napasnya panjang, ia terlalu waspada sampai lupa bagaimana caranya membedakan apa yang mendekat. Ia pun segera melemparkan kerikil yang sedari tadi ia mainkan ke arah babi hutan. Sontak saja babi tersebut terkejut dan segera lari darinya.

"Uh! Membuat kaget saja! Ayolah Rena, kau harus fokus!" serunya. Kedua tangannya pun ia angkat untuk segera menamparkan kedua pipinya dengan keras. Dirinya saat ini sedang tidak bisa tenang dengan apa yang telah Radit katakan beberapa saat yang lalu, semua pelindung jiwanya dalam keadaan yang berbahaya. Mereka semua harus selamat demi Radit.

Cincin yang ia pakai memiliki sebuah jiwa yang berada dalam genggamannya. Rena harus melindungi jiwa tersebut dengan seluruh kekuatan yang ia miliki. Ia pun segera mengepalkan kedua tangannya dengan erat sembari menggigit pelan bibir bagian bawahnya berusaha menenangkan dirinya.

"Aku tahu, kekuatan yang kudapat tidak sekuat para peserta yang mengikuti Dark Game ini. Yang aku bisa lakukan hanyalah melacak keberadaan sesuatu dalam radius dua kilometer. Tetapi pelacakku ini akan sia-sia jika berhadapan dengan makhluk yang pandai menyembunyikan keberadaannya seperti orang sebelumnya." ujarnya dengan mimik wajah yang tiba-tiba bersedih.

Kedua lututnya pun ia peluk sembari menenggelamkan dirinya di antara kakinya tersebut berusaha membuat dirinya tenang. "Sejujurnya aku takut. Aku takut jika aku benar-benar akan mati. Tetapi, aku akan melakukannya. Radit membantuku saat aku dan Ray dalam keadaan sulit dan sekarang aku tidak boleh mengecewakan orang yang memberikanku tanggung jawab ini." ujarnya yang seketika rasa semangatnya muncul kembali.

Tiba-tiba saja seseorang datang sembari melompat dengan tinggi mencoba menebaskan pedang yang ia pegang ke arah Rena. Gadis yang bisa melacak keberadaan itu sangat terkejut, untung saja telinganya tanggap dengan fokus saat mendengar suatu suara gesekan yang tiba-tiba saja mendekat. Rena pun berhasil menghindari serangan tersebut sembari melompat dari dahan pohon. Namun tetap saja, ayunan pedang Nadine memang meleset dari sasaran, tetapi berhasil memotong beberapa helai surai lembut milik Rena.

"Kau?! Bagaimana bisa kau tidak terdeteksi oleh kemampuanku?!" seru Rena begitu mendarat di atas tanah sembari sedikit menjauh dari arah Nadine. Gadis yang membawa sebilah pedang di genggamannya hanya menyeringai, ia merasa bangga dengan kekuatan yang dimilikinya berguna di saat-saat seperti ini.

"Namaku Nadine. Aku adalah seorang ksatria dari penjaga bernama Cat Sith, aku memiliki kemampuan seperti kucing tentunya. Salah satunya yaitu bisa bergerak tanpa terdeteksi layaknya kucing." jawab Nadine. Ia sama sekali tidak ragu memberitahu informasi mengenai kekuatannya pada musuh. Menurut Nadine, orang yang berada di hadapannya saat ini tidak bisa menyaingi kekuatannya.

Secret Of The LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang